Muslim di Selandia Baru Masih Rentan Sasaran Kekerasan
Penyelidikan dibuka untuk menjawab pertanyaan yang belum terselesaikan, menyusul penyelidikan kriminal dan proses penuntutan dan Komisi Penyelidikan Kerajaan.
Rabu, 23 Februari 2022 | 14:08 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Wellington - Dewan Islam Wanita di Selandia Baru mengatakan umat Muslim masih dalam pusaran bahaya yang rentan menjadi sasaran teroris. Hal ini disampaikan dalam dengar pendapat mengenai serangan masjid Christchurch.
Sidang koronal ini dilakukan untuk memeriksa saat-saat terakhir kehidupan 51 Muslim, yang terbunuh dalam serangan teror Christchurch pada 15 Maret 2019.
BERITA TERKAIT:
Larangan Perayaan Natal di Beberapa Negara Mayoritas Muslim dan Komunis
Shin Tae-yong Harap Pemain Timnas Bisa Ganti Puasa pada Hari Lain
Soal Heboh Alquran Dibakar di Swedia, PBNU: Umat Muslim Jangan Sampai Terprovokasi
Sejarah Tercipta: Maroko Jadi Negara Muslim Pertama yang Tembus ke Semifinal Piala Dunia 2022
Khusyuk, 40-an Napi Lapas Ambarawa Ikuti Ibadah Virtual
Penyelidikan dibuka untuk menjawab pertanyaan yang belum terselesaikan, menyusul penyelidikan kriminal dan proses penuntutan dan Komisi Penyelidikan Kerajaan.
Tujuan dari sidang ini adalah untuk menetapkan kondisi kematian korban dan membuat rekomendasi, untuk mengurangi kemungkinan serangan lain terjadi dalam keadaan serupa.
Dilansir di RNZ, Rabu (23/2), Dewan Islam Wanita telah meminta Koroner Brigitte Windley untuk memeriksa peran radikalisasi pada platform digital sebagai bagian dari penyelidikan. Pria bersenjata Australia yang melakukan serangan itu diketahui membenamkan dirinya dalam konten daring milik sayap kanan.
Koordinator nasional dewan Aliya Danzeisen dalam sidang itu mengatakan, pihaknya meyakini nyawa-nyawa tak berdosa bisa diselamatkan jika pihak berwenang menyelidiki kehidupan virtual teroris. Dia juga mengatakan umat Islam masih dalam bahaya dan bisa menjadi sasaran teroris di Selandia Baru.
Sejak kejadian pembantaian pada 2019 lalu, pimpinan dewan disebut telah menerima ancaman akan diracuni, diperkosa, bahkan dibunuh. Serangan lain yang serupa dengan keadaan saat itu disebut bisa saja terulang kembali.
"Pihak berwenang telah mengkonfirmasi hal ini selama beberapa bulan terakhir, bahkan dalam dua minggu terakhir. Sebagai contoh, komandan polisi Wellington menyadari risiko seperti itu," katanya.
Dewan Islam Wanita juga dikatakan telah berulang kali berupaya menyalakan alarm meningkatkan kebencian dan pelecehan secara daring, dengan melakukan komunikasi bersama pemerintah dan perusahaan media. Namun, platform digital disebut tidak mau atau tidak mampu mengatasi radikalisasi yang menyebar secara daring.
***tags: #muslim #selandia baru #kekerasan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Jelang Laga Pamungkas di Kandang, Bali United Santai Hadapi Madura United
16 Mei 2025

Pemuda di Semarang Ditangkap Aparat, Usai Ngaku Polisi dan Peras Toko Miras
16 Mei 2025

Bank Jateng Gelar Berbagai Lomba, Kegiatan Sosial hingga Turnamen Golf
16 Mei 2025

Usai Sandera Intel, Dua Mahasiwa Undip Semarang Ditangkap Polisi
16 Mei 2025

USM Gandeng MAN 1 Kota Semarang Gelar Pengabdian kepada Masyarakat
16 Mei 2025

15 Suporter Terluka Usai Ditabrak Jelang Derby Catalan
16 Mei 2025

Tiket Indonesia Lawan Tiongkok Dapat Diakses Besok
16 Mei 2025

Lapas Brebes Hadiri Rapat Pembahasan Ranperbup P4GN dan PN
16 Mei 2025

Konselor Abdelsalam Jadi Tokoh Muslim Pertama yang Diterima Paus Leo
16 Mei 2025

Demi Lovato akan Segera Menikah dengan Tunangannya Dalam Waktu Dekat
16 Mei 2025

Tim Peneliti China Temukan Spesies Tokek Baru
16 Mei 2025