Kerusakan bangunana akibat gempa bumi di Pasaman Barat Sumatra Barat (foto: istimewa)

Kerusakan bangunana akibat gempa bumi di Pasaman Barat Sumatra Barat (foto: istimewa)

BMKG Ungkap Aktivitas Sesar Sumatra Jadi Penyebab Gempa Magnitudo 6,2 di Pasaman

Gempa bumi di Pasaman Barat, Jumat 25 Februari 2022, tidak berpotensi tsunami.

Jumat, 25 Februari 2022 | 16:17 WIB - Ragam
Penulis: - . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan penyebab gempa bermagnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (25/02/2022) pagi di wilayah Pasaman Barat, Sumatra Barat adalah karena aktivitas sesar Sumatra.

Episenter Gempa Bumi terletak pada koordinat 0,14° LU ; 99,94° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 kilometer timur laut wilayah Pasaman Barat, Sumatra Barat pada kedalaman 10 kilometer.

BERITA TERKAIT:
Gempa Magnitudo 4,1 Guncang Lombok Utara NTB Hari Ini
Pemkab Cilacap Gelar Sosialisasi Dokumen Kontingensi Bencana
Gempa 4,9 Guncang Pulau Panjang NTB, Getaran Sampai Lombok hingga Mataram
Sejarah Gempa Bumi yang Pernah Melanda Sumatra Barat
BMKG Ungkap Aktivitas Sesar Sumatra Jadi Penyebab Gempa Magnitudo 6,2 di Pasaman

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Gempa Bumi yang terjadi merupakan jenis Gempa Bumi kerak dangkal akibat adanya aktivitas sesar Sumatra," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada Konferensi Pers Gempa Bumi Sumbar M 6,2, dikutip dari kanal YouTube Info BMKG pada Jumat (25/02/2022).

Guncangan gempa tektonik ini dirasakan di sejumlah daerah, yakni daerah Pasaman Barat dengan skala intensitas VI MMI (getaran dirasakan oleh semua penduduk yang terkejut dan lari keluar); daerah Pasaman dengan skala intensitas V MMI (dirasakan hampir semua penduduk, banyak yang terbangun); daerah Agam, Bukittinggi, dan Padang panjang dengan skala intensitas IV MMI (dirasakan oleh orang banyak dala rumah); daerah Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI (dirasakan nyata dalam rumah seakan truk berlalu); daerah Pesisir Selatan, Rantau Prapat, Nias Selatan, dan Bangkinang dengan skala intensitas II MMI (benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Perlu diketahui bahwa Gempa Bumi ini tidak berpotensi tsunami," lanjutnya.

Hingga pukul 10.06, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 15 kali gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo bervariasi, yang terbesar bermagnitudo 4,2. Sebelum gempa utama bermagnitudo 6,2, juga telah terjadi Gempa Bumi pendahuluan (foreshock) yaitu sebesar Magnitudo 5,2.

"Masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan yang rusak akibat gempa, juga tebing atau lereng karena gempa susulan dapat mengakibatkan runtuhnya batuan atau longsor. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalamnya," imbau Kepala BMKG.

*Penulis: wartawan magang KUASAKATACOM Siti Muyassaroh

***

tags: #gempa bumi #pasaman barat #bmkg #dwikorita karnawati

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI