Sartoyo Lubarto (kanan). (Foto: Channel YouTube Orvala)

Sartoyo Lubarto (kanan). (Foto: Channel YouTube Orvala)

Sosok Sartoyo Lubarto, Pria Keturunan Banyumas yang Bercita-cita Eratkan Indonesia dan Rusia 

Saat ini Sartoyo Lubarto bertindak sebagai Ketua Komite Asosiasi Eksportir dan Importir Rusia. 

Selasa, 08 Maret 2022 | 14:12 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Moskow - Sartoyo Lubarto pernah terlibat dalam negosiasi pembelian Pesawat Sukhoi SU-35 buatan Rusia. Sayangnya, rencana pemerintah Indonesia untuk membeli pesawat tempur super hebat itu dibatalkan.

Nama Sartoyo Lubarto mungkin tak begitu dikenali, padahal laki-laki ini memiliki kecintaan yang luar biasa pada Indonesia. Padahal dirinya tidak tinggal di Indonesia dan bukan juga warga negara Indonesia

BERITA TERKAIT:
Kemensos Bangun Kampung Berdaya di Banyumas
By.U Gelar Kompetisi Futsal, Ajang Pembinaan Talenta Muda
228 Peserta Ikuti Pendidikan Bintara di SPN Polda Jateng Banyumas
Puncak Hari Anak Nasional 2025 di Banyumas, IDAI Ajak Lawan Stunting
Polda Jateng Tangkap Pelaku Pengoplos Gula Ilegal di Banyumas

Latar belakang Sartoyo terungkap dalam kanal YouTube Orvala. Laki-laki ini merupakan warga negara Rusia namun mewarisi kecintaannya pada Indonesia dari ayahnya yang merupakan orang Banyumas

Ia lahir dan besar di Rusia sehingga tidak banyak menghabiskan waktu di Indonesia. Namun ketika membicarakan makanan Indonesia, Sartoyo akan banyak menyebutkan makanan-makanan Indonesia kesukaannya seperti sambal, nasi goreng dan rendang. 

Makan pedas dan minum wedang jahe di musim dingin adalah hal luar biasa baginya. 

Ayahnya pernah berwasiat untuk mengembalikan hubungan erat antara Rusia dan Indonesia seperti dulu. Sartoyo membekali diri dengan sekolah di bidang Hukum, Psikologi dan Bisnis. 

Saat ini Sartoyo Lubarto bertindak sebagai Ketua Komite Asosiasi Eksportir dan Importir Rusia

Baginya hubungan dagang antara Rusia dan Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat menguntungkan dua belah pihak. Indonesia banyak memiliki kesamaan di antaranya merupakan negara yang sama-sama memiliki kekayaan mineral. Juga memiliki kesamaan budaya karena merupakan negara multicultural. 

"Kendalanya masih di bahasa. Di Rusia tidak banyak orang memahami Bahasa Indonesia, begitu juga di Indonesia tidak banyak orang paham Bahasa Rusia," ungkap Sartoyo. 

Kendala lainnya juga adalah jarak yang jauh sehingga harus dipikirkan betul-betul dalam perdagangan dua arah. 

"Indonesia dan Rusia pernah punya hubungan yang baik, namun Sejarah mencatat luka di tahun 1960. Saya pikir kita semua harus beranjak dari luka itu dan mulai memikirkan kerjasama untuk kebaikan dua belah pihak," tandasnya. 

***

tags: #banyumas #rusia #indonesia #sartoyo lubarto

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI