Biden Larang Impor Minyak dan Gas dari Rusia
Minyak adalah senjata bagi Putin, maka sudah waktunya pemerintah Biden mengakui persenjataan energi ini.
Rabu, 09 Maret 2022 | 11:55 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Surya
KUASAKATACOM, Washington — Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali memberi sanksi kepada Rusia atas invasi yang dilakukan terhadap Ukraina. Kali ini AS bisa dibilang menargetkan lumpuhnya piranti utama dalam perekonomian Rusia. Adapun sanksi yang dimaksud yakni AS melarang semua impor minyak, gas dan energi dari Rusia. Hal tersebut berarti minyak Rusia tidak lagi diterima di pelabuhan-pelabuhan Amerika.
Berdasarkan perintah eksekutif itu, Amerika juga melarang semua impor minyak mentah, produk minyak bumi, gas alam, batu bara dan produk batu bara; dan melarang warga Amerika berinvestasi di sektor energi Rusia. Padahal, tahun lalu Amerika mengimpor 700.000 barel minyak mentah dan produk minyak olahan dari Rusia setiap harinya, atau jauh dari 4,5 juta minyak Rusia yang diekspor ke Eropa setiap hari.
BERITA TERKAIT:
Tingkatkan Hubungan Bilateral, Menhan RI-AS Teken Pengaturan Kerja Sama Pertahanan
Selain Minta Hentikan Konflik di Gaza, Jokowi Juga Ajak AS Berkontribusi Ciptakan Perdamaian Dunia
Tiba di Gedung Putih Amerika, Jokowi Ajak Joe Biden Hentikan Konflik di Gaza
Tiba di Washington DC, Presiden Jokowi Segera Temui Joe Biden di Gedung Putih
Dukung Palestina, Bella Hadid Kirim Surat Terbuka ke Presiden Biden
“Kita bergerak memajukan larangan ini karena memahami bahwa banyak sekutu dan mitra kita di Eropa mungkin tidak dalam posisi untuk bergabung dengan kita. Amerika memproduksi lebih banyak minyak di dalam negeri dibanding Eropa. Bahkan dibanding gabungan seluruh negara di Eropa. Faktanya, kita merupakan ekportir energi bersih. Jadi kita dapat mengambil langkah ini ketika yang lainnya tidak dapat melakukan hal tersebut. Tetapi kita bekerjasama erat dengan Eropa dan mitra-mitra lainnya untuk mengembangkan strategi jangka panjang guna mengurangi ketergantungan pada energi Rusia,” terang Biden.
Biden berulangkali mengatakan tidak berniat mengirim pasukan Amerika ke Ukraina, dan bahwa langkah ekonomi ini merupakan langkah yang kuat untuk mencegah Putin. “Kemarin saya berbicara dengan mitra-mitra saya di Prancis, Jerman dan Inggris tentang bagaimana peningkatan kekerasan Rusia terhadap Ukraina dan langkah-langkah yang dapat kami ambil bersama dengan sekutu dan mitra-mitra di seluruh dunia guna menanggapi agresi ini,” ujarnya.
“Kami memberlakukan paket sanksi ekonomi paling signifkan dalam sejarah dan menyebabkan kerusakan signifikan pada ekonomi Rusia,” sambung Biden.
Biden juga mengumumkan bahwa anggota-anggota Badan Energi Internasioal (IEA) telah setuju untuk mengeluarkan secara kolektif 60 juta barel minyak mentah dari cadangan minyak strategis, di mana Amerika berkomitmen menggelontorkan separuh dari jumlah itu.
Lebih lanjut, ia mengatakan telah menerima dukungan dari sekutu dan pengecam politiknya, antara lain Senator Partai Republik Kevin Cramer dari negara bagian North Dakota yang mengatakan “kebijakan ini merupakan langkah penting bagi dunia.”
Ditambahkannya, “Putin bergantung pada pendapatan yang berasal dari penjualan energi – sebagian ke Amerika – sementara kita memiliki minyak dan gas yang lebih dari cukup bagi kita sendiri dan sebagian besar dunia.”
Cramer lebih jauh mengatakan “mengingat minyak adalah senjata bagi Putin, maka sudah waktunya pemerintah Biden mengakui persenjataan energi ini. Larangan impor ini dirancang untuk melumpuhkan aliran keuangan Putin guna berperang melawan warga Ukraina yang mencintai kebebasan, dan sejumlah tujuan jahat lain.”
***Today, I’m announcing that the United States is targeting a main artery of Russia’s economy.
— President Biden (@POTUS) March 8, 2022
We are banning all imports of Russian oil and gas.
tags: #joe biden #rusia #minyak #sanksi #invasi
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
KPK dan Pemkot Semarang Terus Koordinasi Pencegahan Korupsi
28 Maret 2024
Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Tangerang Gegerkan Warga
28 Maret 2024
Antisipasi Peredaran Makanan Tak Layak Konsumsi, Dinkes Wonosobo Gelar Inspeksi
28 Maret 2024
Gunung Marapi Erupsi, Bandara Minangkabau Hentikan Operasional Sementara
28 Maret 2024
KPK Tetapkan Windy Idol sebagai Tersangka Kasus Pencucian Uang
28 Maret 2024
Rp85 Miliar dari DBHCHT untuk Kesehatan, RSUD Kudus Tambah Ruang ICU
28 Maret 2024
Diimpor Secara Ilegal, Sejumlah Produk Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan Kemendag
28 Maret 2024
Pemkab Magelang Adakan GPM di Halaman Kantor Kecamatan Dukun
28 Maret 2024
Ayunkan Celurit di Jatingaleh Semarang, Tersangka Ridwan: Habis Minum Miras, Refleks
28 Maret 2024
Bea Cukai Jateng DIY Dorong Penyerapan 8.000 Tenaga Kerja di Jawa Tengah
28 Maret 2024
Pemerintah Pastikan Jalan Nasional di Jateng Siap Dilintasi Pemudik Lebaran 2024
28 Maret 2024