Donald Trump Gugat Hillary Clinton dengan Tuduhan Berkolusi dengan Rusia
"Menjelang Pemilihan Presiden 2016, Hillary Clinton dan rekan-rekannya mengatur skenario, yang mengejutkan hati nurani dan merupakan penghinaan terhadap demokrasi bangsa ini," kata pengaduan yang diajukan di pengadilan federal di Florida.
Jumat, 25 Maret 2022 | 09:21 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Washington DC - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump Kamis (24/3) lalu mengajukan gugatan terhadap Hillary Clinton, pimpinan Partai Demokrat atas tuduhan palsu bahwa mereka telah berkolusi dengan Rusia pada Pemilihan Presiden 2016.
"Menjelang Pemilihan Presiden 2016, Hillary Clinton dan rekan-rekannya mengatur skenario, yang mengejutkan hati nurani dan merupakan penghinaan terhadap demokrasi bangsa ini," kata pengaduan yang diajukan di pengadilan federal di Florida.
BERITA TERKAIT:
Presiden Palestina Desak Joe Biden Hentikan Serangan oleh Israel di Gaza
Heboh Mobil Anti Peluru dan Anti Rudal Milik Joe Biden, Warganet: Kalau Kejepit Jari Bisa Putus
Buntut Rudal Rusia Jatuh di Polandia, Biden Gelar Pertemuan Darurat
Donald Trump Gugat Hillary Clinton dengan Tuduhan Berkolusi dengan Rusia
Joe Biden Siap Menjadi Tuan Rumah KTT Kuartet Hadapi China
Bertindak secara bersama-sama, para tergugat dikatakan dengan jahat berkonspirasi untuk membuat narasi palsu bahwa lawan mereka dari Partai Republik, Donald J. Trump, berkolusi dengan kedaulatan asing yang bermusuhan.
Mereka bekerja sama dengan satu tujuan, melayani diri sendiri: menjelek-jelekkan Donald J. Trump," ungkap pengaduan itu, dikutip dari Kantor Berita AFP.
"Tindakan yang diambil untuk melanjutkan skema mereka--memalsukan bukti, menipu penegak hukum, dan mengeksploitasi akses ke sumber data yang sangat sensitif--sangat keterlaluan, subversif, dan menghasut sehingga bahkan peristiwa Watergate tidak ada artinya," tambah pengaduan itu.
Selain Clinton, terdakwa lain yang disebutkan termasuk Komite Nasional Demokrat, John Podesta, yang menjabat sebagai ketua kampanye presiden Clinton pada 2016, dan mantan direktur FBI James Comey. Juga disebut sebagai terdakwa adalah Christopher Steele, mantan perwira intelijen Inggris yang menghasilkan berkas menjelang pemilihan yang berisi informasi yang diduga membahayakan tentang Trump.
Trump berulang kali mengecam dokumen Steele sebagai "palsu" dan The New York Times memutuskan tidak ada bukti yang menguatkan untuk mendukung banyak klaimnya.
Seorang analis Rusia yang berkontribusi pada dokumen tersebut telah didakwa di AS karena berbohong kepada agen FBI yang menyelidiki beberapa temuannya. Juga disebut sebagai terdakwa adalah firma hukum Perkins Coie, yang bekerja untuk kampanye Clinton, dan Fusion GPS, sebuah firma swasta yang disewa Perkins Coie untuk melakukan penelitian oposisi.
Laporan Senat menemukan bahwa salah satu mantan manajer kampanye Trump, Paul Manafort, memiliki hubungan lama dengan Konstantin Kilimnik, seorang yang diduga perwira intelijen Rusia, dan telah menyampaikan informasi kampanye internal kepadanya.
***tags: #presiden amerika serikat #donald trump #hillary clinton
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Satu Orang Tewas dalam Kecelakaan di Jaksel
18 Juli 2025

Sebanyak 461 Pemuda di Indonesia Ikuti Program Magang ke Jepang
18 Juli 2025

Kanim Wonosobo Gelar Operasi Serentak TKA WIRAWASPADA, Ini Hasilnya
18 Juli 2025

Polisi Sita 351 Kontainer terkait Kasus Tambang Batu Bara Ilegal di IKN
18 Juli 2025

KPK Dampingi Agustina Gerak Cepat Benahi Internal Pemkot Semarang
18 Juli 2025

Bupati Paramitha Luncurkan Penyaluran CPP untuk Bantuan Pangan Beras Tahun 2025
18 Juli 2025

DPR RI Dorong Hasil Pertanian Lapas Perempuan Semarang Dikerjasamakan untuk MBG
18 Juli 2025

Seorang Mahasiswa Ditangkap Polisi terkait Kasus Curanmor
18 Juli 2025