Seorang Ibu di Semarang Bunuh Anaknya karena Jeratan Pinjol, Ini Tanggapan Psikolog
Bisa saja ibu ini beranggapan ingin menyelamatkan anaknya agar tak masuk dalam jeratan pinjol. Caranya dengan membunuh. Ini salah," tegas dia
Sabtu, 14 Mei 2022 | 12:02 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Hani
KUASAKATACOM, Semarang - Belum lama ini viral mengenai berita seorang ibu di Kota Semarang tega membunuh anaknya karena terbelit hutang di pinjaman online (Pinjol). Hal ini mendapat tanggapan serius dari psikolog.
psikolog dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Abdul Azis SPsi MPsi psikolog mengatakan si ibu dalam keadaan kalut sehingga tega membunuh anaknya.
BERITA TERKAIT:
Kakanwil Kemenag Jateng Resmikan TPQ Plus Al-Qodar Semarang
Pandemika 5 Unika Soegijapranata, Ada 6 Program Unggulan untuk Masyarakat
Agustina Wilujeng: Empat Pilar Memperkokoh Keunggulan Bangsa
Lebaran 2022, Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara Semarang Meningkat 95% Dibanding 2021
Bea Cukai Semarang Sebut Demak Jadi Perlintasan Rokok Ilegal
"Secara psikologis, manusia mempunyai tantangan gangguan mood atau depresi. Kondisi mood kurang baik yang berkepanjangan dan ini akan mewarnai proses berfikir hingga perilaku. Kalau kemudian orang dengan tuntutan dan tekanan, ini yang menjadi potensi orang jadi depresi," kata Azis, kepada KUASAKATACOM, Sabtu (14/5)
Apalagi dalam jeratan Pinjol ini, dapat dipastikan membuat orang depresi. Karena cara penagihan hutangnya yang tak wajar. Pinjol ini kata dia, melakukan penagihan hingga menghantui seseorang dan membuat hidup jadi tak tenang
"Pinjol ini penagihannya tak wajar, mulai dari whatsapp, media sosial dan orang orang sekitar. Ini kan jadi tekanan yang luar biasa dan membuat seseorang depresi serta merasa hidupnya tak berguna. Nah kemungkinan seorang ibu yang membunuh anaknya di Gajahmungkur ini kemungkinan tertekan karena tindakan Pinjol," jelas Kepala Pusat kajian Psikologi Terapan Unnes ini
Dalam kasus ibu di Gajahmungkur ini, ia menduga sang ibu memiliki imajinasi dan kenyataan yang berbeda sehingga memunculkan halusinasi dan paham yang keliru.
"Apalagi sampai mengajak anaknya bunuh diri, ini ada halusinasi atau pemahaman yang salah. Bisa saja ibu ini beranggapan ingin menyelamatkan anaknya agar tak masuk dalam jeratan Pinjol. Caranya dengan membunuh. Ini salah," tegas dia yang merupakan Pengurus Wilayah HIMPSI Jateng
Ia menyebut orang orang yang depresi semacam ini perlu mendapat dukungan dan perlindungan dari orang orang di sekitarnya. Menurutnya menjaga kesehatan mental sama pentingnya seperti menjaga kesehatan fisik
"Kalau orang depresi biasanya akan mengurung diri di kamar dan menutup pintu rapat rapat. Ini perlu ditemani oleh orang orang sekitar agar muncul dukungan kuat untuk menanggulangi depresi. Kalau istilah orang jaman sekarang ada istilah "Bestie" ya. Orang yang selama ini dekat hingga menjadi bestie, inilah yang tepat memberikan dukungan. Bestie ini bisa pasangan, saudara, anak anak sampai tetangga," ucapnya
Jika orang terdekat ini alias Bestie tak mampu membantu memulihkan, maka harus membawa si penderita ini ke psikolog maupun psikiater.
"Ini harus segera mendapat pertolongan. Kalau tidak segera ditolong, bahaya. Dia bisa berbuat yang nekat hingga bawa anaknya," tandas dia
tags: #semarang #psikolog #pembunuhan #pinjol
Email: redaksi@kuasakata.com
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Kakek 64 Tahun di Kendal Cabuli Ponakannya dengan Iming-iming Flashdisk
21 Mei 2022

Car Free Day Solo, Satpol PP Surakarta Sasar Perokok
21 Mei 2022

Ribuan Suporter Antusias Dapatkan Tiket Laga Persis Vs Persebaya
21 Mei 2022

Mau Mendahului, Truk di Kebumen Tabrak Motor Sampai Pengendara Tewas
21 Mei 2022

Tampil Duet di Allo Bank Festival, Raisa dan Rizky Febian Trending di Twitter
21 Mei 2022

Membanggakan! Atlet Asal Blora Ini Sabet Perunggu di SEA Games 2021
21 Mei 2022

21 Mei, 24 Tahun Lalu Presiden Soeharto Umumkan Pengunduran Dirinya
21 Mei 2022