Cegah Radikalisme, Kesbangpol Jateng Gandeng Eks Napiter Gelar Sosialisasi di Weleri Kendal
Sosialiasi perlu melibatkan eks napi teroris agar para siswa bia mendengarkan penjelasan dari narasumber yang kredibel.
Minggu, 22 Mei 2022 | 15:26 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Kendal - Puluhan siswa SMA Muhammadiyah 1 Weleri Kendal tertegun saat Machmudi Hariono alias Yusuf menceritakan pengalamannya ketika dulu terjebak dalam jaringan teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Mengenakan pakai khas celana cingkrang, baju panjang mirip jubah dan rompi, jebolan santri Pondok Pesantren Al-Islam milik Amrozi itu bercerita ‘blak-blakan’ mengenai seluk beluk jaringan teroris, di Aula SMA Muhammadiyah 1 Weleri Kendal, Jumat (20/5/2022).
BERITA TERKAIT:
Hadiri Halalbihalal NU dan Muhammadiyah, Edy Supriyanta: Kerukunan Modal Hadapi Pilkada Jepara
Muhammadiyah Usulkan Pembuatan KHGT untuk Jawab Perbedaan Penetapan Hari Besar Islam
Mentari Gen G Gelar Fun Run di GBK
Muhammadiyah Desak Jokowi Cabut Pernyataan Presiden Boleh Kampanye
Olympic Ahmad Dahlan VII Digelar, Ini Lomba yang Dikompetisikan
Yusuf pernah berjihad di Mindanao Filipina Selatan, sebelum akhirnya ditangkap oleh Densus 88 atas kasus kepemilikian amunisi dan 26 bom rakitan di sebuah rumah di Jalan Taman Sri Rejeki Selatan Kota Semarang, pada 2003 silam.
Jalan gelap itu mengakibatkan Yusuf mendekam di balik jeruji besi Nusakambangan atas vonis 10 tahun dan menjalani hukuman 5,5 tahun. Yusuf masih beruntung, pasca bebas dari penjara, ia masih diberikan kesempatan untuk kembali meniti hidup dari titik nol.
Salah satu siswa SMA Muhammadiyah 1 Weleri, Nur, tampak antusias menyimak kisah Yusuf. Dia penasaran apa sebenarnya tujuan seseorang memilih untuk berperang atau jihad. Di tengah masyarakat Indonesia yang random, menurutnya, perilaku warga yang terpapar paham radikalisme sulit dideteksi.
“Lantas bagaimana ciri-ciri seseorang yang terindikasi terlibat terorisme?” ucapnya melontarkan pertanyaan.
Menanggapi itu, Yusuf menjelaskan bahwa kelompok “garis keras” memiliki perilaku yang tidak lazim. Pertama, biasanya meninggalkan hal-hal yang bersifat tradisi.
“Misalnya pakaian batik. Itu dianggap jauh dari Islam. Dari segi pakaian, mereka cenderung lebih memilih kearab-araban, jubah sebagai simbol orang suci. Pakaian saat akan melakukan pengeboman,” kata yusuf.
Kedua, bisa dilihat dari cara mereka hidup bersama di tengah masyarakat. “Contohnya, dia tidak mau membuat rekening bank, tidak punya ATM, haram. Makan dari uang pegawai negeri haram. Coba tanya, bagaimana pendapatmu tentang pemerintah Indonesia? Wah, itu kafir. Itu termasuk menjadi bagian dari tanda-tanda,” terangnya.
Materi tanya jawab seperti itu menjadi salaha satu contoh obrolan yang cukup menarik bagi para pelajar dalam kesempatan tersebut.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jateng, Haerudin mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari tugas pencegahan terkait radikalisme terhadap generasi muda.
“Mereka harus dikenalkan bagaimana ciri-ciri maupun ancaman dari radikalisme tersebut. Untuk apa? Agar mereka bisa mengenali apa dan bagaimana radikalisme tersebut. Harapannya, generasi muda bisa ‘melawan’ radikalisme tersebut,” kata Haerudin.
Sehingga generasi muda bisa ‘melawan’ atau menangkal radikalisme itu sendiri. Ada dua hal. Pertama upaya melakukan pencegahan.
“Setelah mereka mampu mengenali, mereka akan mampu menentukan sikap untuk menjauhkan diri dari paham-paham yang berbau radikalisme,” terangnya.
Mengenal ciri-ciri tersebut, misalnya kajian-kajian agama yang bersifat eksklusif, menjelek-jelekkan kepercayaan orang lain, atau ajakan yang mengandung ancaman kekerasan.
“Bagaimana apabila siswa menemukan ciri-ciri seperti itu? Maka siswa diminta untuk tabbayun, meminta penjelasan atau klarifikasi kepada pendamping, baik guru di sekolah maupun orang tuanya. Jangan gampang menerima doktrin dari paham-paham yang tidak jelas,” jelas dia.
Usia remaja, menurutnya, memang sangat semangat untuk memelajari hal baru. “Silakan memelajari wawasan baru, tapi harus mampu mengenali bagaimana doktrin atau paham-paham radikalisme tersebut berbahaya. Kalau berbau ancaman, kekerasan, ya jangan,” imbuhnya.
Kedua, fenomena radikalisme hingga mengarah ke terorisme belakangan ini telah menjadi ancaman masyarakat. Maka, menurutnya, perlu dilakukan ‘jemput bola’ ke sekolah-sekolah untuk memagari generasi muda dari ancaman paham radikalisme tersebut.
“Berdasarkan kajian Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT), paling rentan adalah remaja usia 16 hingga 24 tahun. Maka diperlukan deradikalisasi atau proses penyembuhan. Itu menjadi bagian tugas kami,” tegasnya.
Ia menyebut sosialiasi perlu melibatkan eks napi teroris (napiter), agar para siswa bia mendengarkan penjelasan dari narasumber yang kredibel.
“Maka kami melibatkan narasumber mantan narapidana terorisme dan akademisi,” ucap dia.
Narasumber lain, Direktur Kreasi Prasasti Perdamaian (Ruangobrol.id), Annisa Triguna mengatakan pesatnya perkembangan teknologi internet saat ini memiliki dampak positif dan negatif. Di satu sisi, teknologi membantu memudahkan kebutuhan aktivitas manusia. Namun di sisi lain sekaligus bisa membawa dampak berbahaya. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Sebab, remaja bahkan anak-anak setiap saat bisa mengakses internet dengan mudah.
“Siapa di antara kalian yang tidak memiliki media sosial? Angkat tangan,” tanya Nisa kepada para siswa di forum itu. Tidak ada satu pun siswa yang angkat tangan.
Artinya, lanjut dia, rata-rata remaja atau pelajar hampir bisa dipastikan menjadi pengguna media sosial. Seperti facebook, twitter, instagram, tiktok dan lain-lain. Fenomena ini menjadi celah bagi kelompok radikal untuk melakukan aksi propaganda dengan sasaran generasi milenial.
“Kami di komunitas Ruangobrol.id selama ini aktif melakukan riset mengenai berbagai fenomena radikalisme dan terorisme ini. Riset-riset tersebut juga dikemas ke dalam sejumlah film dokumenter. Di antaranya film berjudul ‘Jihad Selfie’, mengisahkan tentang perjalanan seorang pelajar asal Indonesia di Turki yang memutuskan menjadi pejuang ISIS (Islamic State of Iraq and Syria),” katanya.
***tags: #muhammadiyah #terorisme #kesbangpol #weleri
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
![PKBM Annisa Cilacap Kembali Gelar PKW dan Diikuti 40 Peserta Didik](./../.././images/2024/07/04/thumb_Cilacap_PKM_Annisa_PKW_202.jpg)
PKBM Annisa Cilacap Kembali Gelar PKW dan Diikuti 40 Peserta Didik
04 Juli 2024
![WINGS Care Luncurkan Detergen dengan Formulasi Alami](./../.././images/2024/07/04/thumb_IMG-20240704-WA0038.jpg)
WINGS Care Luncurkan Detergen dengan Formulasi Alami
04 Juli 2024
![Berpisah dengan Alberto Rodriguez, Persib Datangkan Pemain Kroasia](./../.././images/2024/07/04/thumb_Persib_Mateo_Kocijan.jpg)
Berpisah dengan Alberto Rodriguez, Persib Datangkan Pemain Kroasia
04 Juli 2024
![Usai KKS-KKU, 655 Mahasiswa Unika Soegijapranata Gelar Expo UMKM Dampingan](./../.././images/2024/07/04/thumb_IMG-20240704-WA0032.jpg)
Usai KKS-KKU, 655 Mahasiswa Unika Soegijapranata Gelar Expo UMKM Dampingan
04 Juli 2024
![Disporapar Jateng Prediksi 4 Juta Pengunjung Wisata Selama Libur Sekolah](./../.././images/2024/07/04/thumb_disporapar.jpg)
Disporapar Jateng Prediksi 4 Juta Pengunjung Wisata Selama Libur Sekolah
04 Juli 2024
![Judi Online Merebak, Mbak Ita Ingatkan Dampak Buruknya Bisa Sampai Bunuh Diri](./../.././images/2024/07/04/thumb_IMG-20240704-WA0033.jpg)
Judi Online Merebak, Mbak Ita Ingatkan Dampak Buruknya Bisa Sampai Bunuh Diri
04 Juli 2024
![Bank Jateng-TWC Kerjasama Majukan UMKM Kampung Seni Borobudur](./../.././images/2024/07/04/thumb_IMG-20240704-WA0031.jpg)
Bank Jateng-TWC Kerjasama Majukan UMKM Kampung Seni Borobudur
04 Juli 2024
![Pemkot Semarang Pastikan Sistem Data PPDB 2024 Aman dari Ancaman Peretasan](./../.././images/2024/07/04/thumb_IMG-20240704-WA0026.jpg)
Pemkot Semarang Pastikan Sistem Data PPDB 2024 Aman dari Ancaman Peretasan
04 Juli 2024