Gus Yasin Sebut Kearifan Lokal Modal Dasar untuk Hidup di Era Globalisasi
Pemerintah Australia dan Denmark, lanjutnya, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang melakukan penanganan covid-19.
Rabu, 22 Juni 2022 | 14:26 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Semarang- Kearifan lokal bukanlah sesuatu yang patut diresahkan, karena banyak kearifan lokal bangsa Indonesia yang tidak lekang dimakan zaman.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, kearifan lokal justru merupakan bagian dari jati diri bangsa Indonesia, yang menjadi modal dasar untuk hidup di era globalisasi.
Gus Yasin menuturkan, di era globalisasi pasti memang ada perubahan-perubahan. Kearifan lokal yang sudah ada sejak dulu, jangan sampai ditinggalkan. Tetapi, cukup disesuaikan dengan kondisi saat ini.
BERITA TERKAIT:
Tak Perlu Membenci Hanya Karena Tidak Suka dengan Pemikiran Seorang Tokoh
Jelang Purna Jabatan, Gus Yasin Gelar Pengajian sekaligus Pamitan dengan Warga
Organisasi Perempuan Punya Peran Besar Membantu Program Pemprov Jateng
Hadiri Grobogan Bersholawat, Gus Yasin Apresiasi Kekompakan Warga Jateng
Gus Yasin Ingatkan Pentingnya Peran Generasi Muda Songsong Indonesia 2045
Gus Yasin mencontohkan, gerakan Jogo Tonggo untuk mengatasi pandemi covid - 19 di Jawa Tengah yang sebenarnya mengadopsi budaya siskamling (Sistem Keamanan Keliling). Pada masa sekarang, budaya siskamling sudah hampir ditinggalkan.
“Bahwa dulu itu orang Jateng itu ada yang namanya siskamling. Ronda. Ronda itu kan saat ini juga sudah dilupakan. Ya kan? Di mana-mana sudah (hampir) tidak ada. Tetapi kemarin itu menjadi pengakuan beberapa negara (soal) ronda itu, tapi dengan nama yang lain. Kalau di Jateng kemarin kita namai Jogo Tonggo,” kata Gus Yasin, saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan Online yang diselenggarakan Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Diponegoro, Rabu (22/6/2022),
Pemerintah Australia dan Denmark, lanjutnya, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang melakukan penanganan covid-19 berbasis potensi masyarakat melalui Jogo Tonggo. Program ini mempertimbangkan kearifan lokal dan potensi geografis di masing-masing wilayah.
“Rasa-rasanya ini sebenarnya bukan kehebatan kita. Kita hanya mengembalikan kebiasaan kita saja. Artinya ada identitas lokal yang perlu kita pertahankan seperti Jogo Tonggo. Tapi Jogo Tonggo kita perbarui karena dulu kalau Jogo Tonggo itu kan kalau ada kebakaran, ada maling, kita ubah,” ucapnya.
Perubahan itu, kata dia, untuk menyesuaikan penanganan persoalan yang saat ini dialami. Seperti sekarang ini pemerintah sedang mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, maka Jogo Tonggo dimodifikasi menjadi Jogo Ternak.
***tags: #wakil gubernur jawa tengah #taj yasin maimoen #universitas diponegoro #jogo tonggo
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
PT Pelni Cabang Semarang Kerahkan Enam Armada Kapal untuk Mudik Lebaran
29 Maret 2024
Rembang Perlu Kerja Keras Turunkan Angka Kemiskinan
29 Maret 2024
Polda Jateng Bagi-bagi Sembako dan Gelar Layanan Kesehatan di Magelang
29 Maret 2024
Membahayakan! Kapolres Pati Imbau Orangtua Tak Belikan Anak Sepeda Listrik
29 Maret 2024
Jelang Lengser, Jokowi Ingin Indonesia Kuasai 61 Persen Saham Freeeport
29 Maret 2024
Perputaran Uang Selama Ramadan dan Lebaran 2024 Diprediksi Tembus Rp157,3 Triliun
29 Maret 2024
99 Napi Nasrani di Lapas Semarang Ikuti Ibadah Paskah
29 Maret 2024
Pria Asal Banyumas Ditemukan Tewas di Kamar Kos Bergas Semarang
29 Maret 2024
Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi karena Diduga Mau Perang Sarung
29 Maret 2024