Jemaah Haji Diminta Jaga Sandal Agar Kaki Tak Melepuh

Beberapa petugas PPIH Seksi Khusus di  Masjidil Haram memberikan sandal pengganti bagi jemaah yang kehilangan alas kaki.

Selasa, 28 Juni 2022 | 09:59 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Surya

KUASAKATACOM, Makkah -  Bagi jemaah haji di Masjid Nabawi di Madinah atau di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, sandal bisa menjadi sarana penyelamat yang penting. Jika sandal hilang, maka jemaah haji yang kehilangan itu bakal rentan kena masalah, salah satunya kaki melepuh.

Mengingat, suhu udara siang hari di Madinah saat ini kisaran 46 derajat celsius dan di Mekkah 43 derajat celsius, bahkan diperkirakan terus naik. Puncaknya akan berlangsung saat amalan haji di Arafah, Muzdalifah, Mina pada awal Juli 2022 nanti. Saat itu, suhu diperkirakan bisa capai 50 derajat celsius.

BERITA TERKAIT:
Sebanyak 212.998 Jemaah Lunasi Biaya Haji Reguler
Kemenag Imbau Masyarakat Waspadai Penipuan Tawaran Visa Non Haji
Mengintip Menu Katering untuk Jemaah Haji di Tanah Suci
Wakil Kepala BP Haji Pastikan Kesiapan Layanan Jemaah di Saudi
Pelayanan di Embarkasi dan Debarkasi Dinilai Penting dalam Penyelenggaraan Haji

Ketika berjalan di ruang terbuka di Madinah dan Mekkah saat tengah hari tanpa menggunakan alas kaki, besar kemungkinan tercipta luka di telapak kaki atau melepuh.

Secara medis, kaki melepuh akibat kepanasan itu tidak dapat serta merta disembuhkan dalam waktu singkat. Jika tingkat luka bakarnya tinggi atau sampai merasuk ke kulit bagian dalam, maka proses penyembuhan bisa makan waktu lama. 

“Proses penyembuhan sampai 21 hari,” kata Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan haji Indonesia (KKHI) di  Makkah, dr Imran Saleh H, dikutip, Selasa (28/6/2022).

Menurut Imran, perawatannya harus dilakukan secara bertahap. Mula-mula, telapak kaki mesti didinginkan dengan cara diguyur air sekitar 10 menit. Kemudian kulit yang mati atau rusak akibat terbakar panas harus dikelupas. Setelah bersih, kulit diberi obat. Pasien tidak bisa berjalan. 

“Pasien boleh berjalan kalau luka di kulit itu sembuh. Artinya, proses ibadah jemaah terganggu,” katanya.  

Kondisi bisa semakin parah jika kasus menimpa jemaah dengan komorbid diabetes melitus  (kencing manis). Ketika saraf di kaki kurang sensitif, orang dengan penyakit ini kadang tidak merasakan kakinya terluka. Biasanya pasien baru tersadar setelah melihat luka dan darah pada kakinya. Luka pada orang dengan penyakit ini perlu waktu lebih lama untuk sembuh. Itu pun butuh perawatan tepat dan intensif.

Untuk menghindari hal itu, jemaah haji harus selalu pakai alas kaki, seperti sandal atau sepatu, saat berjalan di luar ruangan, baik di sekitar Masjid Nabawi di Madinah atau Masjidil Haram di Mekkah. 

Ketika memasuki dua masjid itu, jemaah diminta melepas sandal atau sepatu. alas kaki itu dapat dimasukkan ke dalam plastik yang disediakan petugas masid atau dibawa jemaah sendiri. alas kaki yang terbungkus plastik itu selalu dibawa saat beribadah dalam masjid. Usai beribadah dan keluar masjid, alas kaki itu bisa digunakan lagi. 

Beberapa petugas PPIH Seksi Khusus di  Masjidil Haram memberikan sandal pengganti bagi jemaah yang kehilangan alas kaki. Tapi, beberapa orang nekat berjalan tanpa alas dan akirnya menderita kepanasan, meski telapak tidak sampai melepuh seperti di Masjid Nabawi. Untunglah, di luar area masjid ke arah terminal ada beberapa petugas yang membagikan sandal. Jemaah yang menyadari itu bisa memintanya secara gratis.

Sekali lagi, para jemaah haji diimbau untuk selalu menggunakan alas kaki saat berjalan di luar ruangan. Juga hendaknya menyimpan sendiri sandalnya saat beribadah di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Jangan titipkan sandal pada orang lain, sekalipun itu adalah suami, istri, atau kerabat dekat. Bagaimanapun, di tengah arus jemaah haji yang kian banyak dan berdesakan, orang rentan terpisah dari rombongan.

***

tags: #jemaah haji #sandal #alas kaki #ppih

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI