
Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, ikut serta membatik pada kegaiatan BISA Fest, di Balai Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
Sempat Terpuruk Dihantam Covid, Kini Batik Pilang Sragen Mencoba Bangkit
Agustina pada kesempatan itu juga memesan motif batik siluet Bung Karno.
Jumat, 22 Juli 2022 | 13:10 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Sragen- Kabupaten Sragen telah lama terkenal sebagai daerah penghasil batik, batik ini kebanyakan di hasilkan dari indsutri rumahan yang berada di wilayah Kecamatan Masaran dan sekitarnya, khususnya di Desa Pilang.
Namun, adanya pandemi Covid-19 ternyata tidak hanya memukul sektor pariwisata saja namun masyarakat industri batik juga terimbas dampaknya. Bahkan, yang dulu sebelum pandemi banyak warga yang menjadi pekerja di sejumlah rumah industri batik banyak dirumahkan karena menurun drastisnya permintaan.
BERITA TERKAIT:
Untuk Ikuti Perkembangan Zaman dan Tingkatkan Mutu, Diperlukan UU Sistem Pendidikan Nasional yang Baru
Komisi X DPR Dukung Program Revitalisasi Bahasa Daerah BBPJT
Agustina Wilujeng Minta generasi Muda Menjadi Produksi Informasi Kebangsaan Berbasis Sejarah
Agustina Wilujeng: Masyarakat Literat adalah Pondasi Sosial Menuju Kehidupan Sejahtera
Agustina Wilujeng Ingatkan Ada Peran Besar Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Anak
Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Sragen Sugiyamto saat memberikan sambutan pada acara BISA Fest: Kreasi Batik Pilang Sragen yang diadakan oleh Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Balai Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kamis (21/7/2022).
"Ini orang Pilang ini banyak yang kena PHK, karena banyak pengrajin yang gulung tikar atau tutup usahanya karena Covid-19," tandasnya.
Sugiyamto menyatakan banyaknya warga yang terimbas lesunya penjualan batik membuat daerah tersebut banyak warganya yang mendapatkan bantuan sosial.
Ia dengan bersenda gurau mengatakan ciri khas Batik Pilang, itu murah. "Karena para perajin ini takut, sudah 2 tahun kena Covid. Dan sekarang baru bangkit pasar kadang ramai dan sepi, ini belum stabil. Karena produksi massal Batik Pilang ini luar biasa, sehingga harganya hancur. Teman-teman pengrajin itu cuman cari keuntungan Rp4 ribu- Rp7 ribu per potong," jelas anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan itu.
Kegiatan BISA Fest tersebut berisi talk show dengan pembicara Sub Koordinator Event Wilayah II A (Bali dan NTB) Rosalin Petrina Kristianti dan Direktur Kuasa Kata Media Aulia Muhammad.
Dalam pemaparannya Aulia memaparkan tentang pentingnya menciptakan pasar-pasar baru, yang bergerak ke arah digital.
Aulia yang aktif di media digital memberikan penjelasan bagaimana memanfaatkan media sosial sebagai etalase. Namun, dia mensyaratkan produk yang unik dan berkualitasdan postingan yang renyah sebagai acuan agar marketing di media sosial itu menemukan sasarannya.
‘’Tanpa keunikan, maka apa yang disajikan di media sosial itu hanya akan menjadi arus saja, tidak berhenti dan memancing perhatian pengguna medsos,’’ katanya sembari menjelaskan kiat-kiat berikutnya.
Sedangkan Rosalin meminta para perajin yang meruapakan warga Desa Pilang untuk tidak ragu melahirkan ide-ide baru, yang bisa membuat hasil karya Desa Pilang makin mengindonesia dan mendunia.
‘’Bisa memulai festival kecil, seperti acara kita ini. Siapa tahu nanti bisa menjadi semacam Jember Festival Carnaval. Syaratnya satu, jangan membatasi diri. Kami dari Kementerian akan sekuat mungkin membantu agar ekonomi kreatif terus hidup dan makin bertumbuh,’’ katanya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, mengaku sangat tertarik dengan rangkaian acara yang disajikan BISA Fest tersebut, karena selain talk show acara juga diisi pertunjukkan membatik, kesenian tradisional berupa karawitan dan Kentongan Gunotengoro, serta fashion show yang semuanya diperagakan oleh warga Pilang.
Agustina Wilujeng dan Rosalin bahkan turut serta membatik membaur bersama warga.
Agustina pada kesempatan itu juga memesan motif batik siluet Bung Karno. Ketua Umum IKA FIB Undip itu berharap, sebelum Oktober pesanan batik motif Sukarno itu telah selesai, sehingga bisa dia bawa ke Jakarta.
‘’Nanti motif batik Bung Karno produksi Pilang ini akan saya bagikan sebagai cinderamata para peserta Kongres Bung Karno di Jakarta. Jadi produksi yang bagus, juga yang banyak,’’ ucapnya yang disambut tepuk tangan para pembatik.
Melalui kegiatan BISA Fest itu, diharapkan Agustina Wilujeng, mampu membuktikan warga Desa Pilang bersama produk batinya, mampu untuk terus bertumbuh.
Apalagi dengan kegiatan fashion show itu menunjukkan Batik Pilang memiliki kualitas, motif, dan warna yang sangat bagus. Agustina meyakini hanya soal waktu sebelum Batik Pilang mendapatkan pasar tersendiri.
‘’Saya berharap, perajin batik terus berinovasi, sehingga dapat terus bergerak, terutama menyongsong pandemi yang telah berakhir, menjadi endemi. Kita harus yakin kita bisa untuk terus maju. Saya dengan Kemenparekraf akan terus memantau, mengawal, sekaligus memberikan pendampingan agar sentra-sentra batik di Sragen, khususnya Pilang, makin maju dan menemukan pasar yang luas,’’ katanya, sembari menutup acara.
***tags: #wakil ketua komisi x # agustina wilujeng pramestuti #kabupaten sragen #batik pilang
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Oknum Polisi Jalani Patsus dan Dicopot dari Jabatannya akibat Minta THR
27 Maret 2025

Ambulance Udara Disiagakan di Tol Trans Jawa untuk Antisipasi Darurat Saat Mudik
27 Maret 2025

Kondisi Kesehatan Menurun, Titiek Puspa Dilarikan ke Rumah Sakit
27 Maret 2025

Plafon Masjid di Bekasi Ambrol, Polisi Lakukan Pemeriksaan
27 Maret 2025

USM Raih Akreditasi Unggul, Rektor: Perjalanan Panjang
27 Maret 2025

Mayat Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Bendungan Pintu Air Tangerang
27 Maret 2025

Polisi Gagalkan Pengiriman 93 Kilogram Sabu, Tiga Orang Ditetapkan sebagai Tersangka
27 Maret 2025

BBPJT Kembali Gelar Seleksi Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia
27 Maret 2025

UPGRIS Terlibat dalam Forum Pendidikan Internasional di India
27 Maret 2025