Gus Yasin Beberkan Pentingnya Perda Pesantren di Jateng

Pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang mengakar serta hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

Sabtu, 30 Juli 2022 | 09:14 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Surya

KUASAKATACOM, Semarang - Undang -undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang pesantren memberikan ruang bagi pemerintah pusat dan daerah untuk bersinergi sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam menjamin terlaksananya penyelenggaraan pesantren

Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat membacakan penjelasan penyampaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Fasilitas Penyelenggaraan pesantren di Provinsi Jateng, di ruang rapat paripurna DPRD Jateng, Jumat (29/7/2022).

BERITA TERKAIT:
Ramai Spanduk “ALTAS”, Gus Yasin: Saya Lagi Cari Siapa yang Memasang
Hadiri Jateng Bersholawat yang Terakhir, Wagub : Ini Penanda Syukur Kami
Gus Yasin Ingatkan Isu Strategis Pemilu yang Harus Diwaspadai
Tak Perlu Membenci Hanya Karena Tidak Suka dengan Pemikiran Seorang Tokoh
Gus Yasin Ingatkan soal Pentingnya Ilmu Berjalan Beriringan dengan Akhlak 

Dia mengatakan perlu penetapan peraturan daerah terkait pesantren sebagai payung hukum sehingga pemerintah daerah dapat berperan melalui fasilitasi sesuai dengan kewenangannya.

"Raperda tentang Fasilitas dan Sinergitas Penyelenggaraan pesantren di Provinsi Jateng sudah diparipurnakan. Artinya, sebentar lagi akan dibahas di DPRD. Kami juga sudah menjelaskan apa-apa yang menyebabkan (latar belakang) kenapa kami mengusulkan perda tersebut," ujar Gus Yasin.

Gus Yasin menjelaskan, Peraturan Presiden tentang pesantren sudah keluar, sehingga Pemprov Jateng mengikuti dan membantu sesuai kewenangannya. Ia berharap DPRD segera memberikan pandangan umum fraksi-fraksi terkait raperda yang telah dirapatkan dan dibahas bersama tersebut. 

Untuk menjamin penyelenggaraan pesantren dalam menjalankan fungsi-fungsi strategisnya, Gus Yasin menilai perlu adanya pengaturan untuk memberikan rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi kepada pesantren berdasarkan tradisi dan kekhasannya. Selain itu, pesantren perlu diberi kesempatan untuk berkembang dan ditingkatkan mutunya oleh semua komponen bangsa, termasuk pemerintah pusat dan daerah. 

"Apalagi kita melihat pondok pesantren saat ini di Jawa Tengah, adalah provinsi ke-2 terbanyak pondok pesantrennya setelah Jawa Timur. Ini perlu payung hukum yang kuat sehingga keberadaan pondok pesantren yang saat ini sudah disahkan oleh pemerintah pusat. Ini kami ingin membantu disana supaya kami tidak salah karena ada aturan dan ada perdanya," bebernya. 

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pokok-pokok penjelasan yang melatarbelakangi diajukannya Raperda tentang Fasilitas dan Sinergitas Penyelenggaraan pesantren di Provinsi Jateng. Di antaranya, dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, pesantren yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

"Dengan kekhasannya telah berkontribusi penting dalam melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta Tanah Air, berkemajuan, serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan perjuangan meraih kemerdekaan, maupun pembangunan nasional dalam kerangka NKRI," jelas dia.

Selain itu, pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang mengakar serta hidup dan berkembang di tengah masyarakat, dalam menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. pesantren sekaligus merupakan lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam.

"Dan atau masyarakat yang menanamkan keimanan dan ketakwaan, menyemaikan akhlak mulia yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan dakwah, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat," tandas dia.

***

tags: #gus yasin #pesantren #peraturan presiden

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI