Pengakuan Pelaku Pengeroyokan yang Tewaskan Santri di Tangerang, Bermula dari Tersinggung 

"Korban dianiaya oleh para pelaku karena diprovokasi oleh pelaku yang berinisial AI (15)  yang menganggap korban sering berbuat tidak sopan."

Selasa, 30 Agustus 2022 | 14:31 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Tangerang - 12 santri pondok pesantren Darul Quran Lantaburo, Cipondoh, Tangerang resmi ditetapkan sebagai tersangka usai melakukan pengeroyokan terhadap seorang temannya, Sabtu (28/8). Korban RAP (13) dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong. 

"Keterangan anak-anak itu mereka melakukan pemukulan dengan tangan dan kaki," ujar Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Zain Dwi Nugroho, Senin 29 Agustus 2022. 

BERITA TERKAIT:
Berkah Ramadan, Ratusan Santri di Sragen Dapat Baksos dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
BAZNAS Gelar Ngaji Ekspor Produk Digital untuk Santri Ponpes Nihadlul Qulub
Sebanyak 103 Santri Ikuti Pelatihan Bisnis Kuliner dan Kopi
Jelang Ramadan, BAZNAS Gelar Pemeriksaan Mata Gratis untuk 10.500 Santri di Indonesia
Ratusan Santri Dilatih Usaha Boga dan Barista, Gus Yasin: Upaya Penanggulangan Kemiskinan

Aksi penganiayaan beramai-ramai atau  pengeroyokan maut ini terjadi pada Sabtu 28 Agustus 2022 sekitar pukul 8.30. 

Menurut Zain, pengeroyokan terjadi setelah Al,15 tahun tersinggung karena korban membangunkan dia untuk salat subuh dengan menendang kakinya. Kakak kelas RAP merasa tersinggung dan memprovokasi santri lainnya untuk mengeroyok RAP. 

"Korban dianiaya oleh para pelaku karena diprovokasi oleh pelaku yang berinisial AI (15)  yang menganggap korban sering berbuat tidak sopan yaitu membangunkan seniornya menggunakan kaki," kata Zain. 

Insiden pengeroyokan tersebut, kata Zain,  dilakukan di sebuah kamar lantai 4 Ponpes saat waktu istirahat. Saat itu, korban yang baru selesai melakukan pengajian dilantai bawah,bersama teman lainnya naik lantai 4 untuk mandi. 

Saat itulah, para pelaku menarik tubuh korban dan mengeroyoknya. "Korban langsung dikeroyok, dipukul, ditendang dan diinjak-injak oleh para pelaku hingga korban jatuh pingsan di lokasi." 

RAP sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sari Asih Ciledug. Namun, dinyatakan meninggal. 

Polisi telah menetapkan 12 santri ponpes itu sebagai tersangka atau pelaku anak. Mereka adalah, AI 15 tahun, BA (13), FA (15), DFA (15), TS (14), S (13), RE (14), DAP (13), MSB (14), BHF (14), MAJ (13) dan RA (13). 

Ke 12 santri yang merupakan senior dan teman seangkatan RAP dijerat pasal 76c jo 80 ayat 3 UU RI nomor 35 tahun 2014 perubahan UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang  perlindungan anak dan 170 ayat 2 huruf e KUHPIdana. 

Dari 12 santri tersebut, lima orang langsung ditahan dan  7 orang tidak  ditahan, tapi dititipkan ke orang tuanya. "Ini  sesuai dengan ketentuan  anak yang di bawah 14 tahun itu tidak bisa dilakukan penahanan," kata Zain. 

***

tags: #santri #tewas #tangerang #pengeroyokan #pondok pesantren

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI