Nelayan Terpaksa Tidur di SPBUN Tawang Demi Dapatkan 30 Liter Solar Subsidi

Dalam penyaluran BBM jenis solar ini, para nelayan harus memilik rekomendasi dari pihak terkait, dan menggunakan kupon atau girik untuk menebusnya. 

Rabu, 21 September 2022 | 22:29 WIB - Ragam
Penulis: UJ . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Kendal- Para nelayan di pantai utara Jawa khususnya yang berada di Kabupaten Kendal mengalami kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak jenis solar, bahkan untuk mendapatkan dua jerigen solar mereka terpaksa mengantri berhari-hari di SPBUN Tawang Rowosari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Di SPBU tersebut terlihat tumpukan derigen milik para nelayan berjajar, derigen-derigen itu nantinya diisi BBM bersubsidi yakni Bio solar guna mengoperasikan mesin perahu nelayan. derigen tersebut diawasi oleh para ibu-ibu yang merupakan istri para nelayan

BERITA TERKAIT:
Nelayan Sumenep Temukan 35 Kilogram Narkoba Jenis Sabu di Tengah Laut
Dua Nelayan Ditemukan Tewas akibat Tenggelam di Banyuwangi
Nabung 15 Tahun, Nelayan Usia Hampir Satu Abad Ini Akhirnya Dapat Panggilan Haji
Dengan VMS, Pemilik Bisa Pantau Kapalnya Sendiri saat di Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan Perjuangkan Hak Nelayan dan ABK Perikanan

Waliyah dan Wati yang merupakan istri dari nelayan setenpat mengaku terpaksa harus ikut antrian untuk menebus BBM solar, dikarenakan suaminya selama mengisi kekosongan waktu karena tidak bisa melaut karena menunggu bahan bakar waktunya digunakan untuk memperbaiki peralatan perahu. 

“Ya gimana lagi, sebagai suami istri kita bagi tugas, suami istirahat dan memperbaki peralatan melaut selama menunggu BBM, supaya kebagian jatah solar, mau tidak mau harus menunggu dan terpaksa tidur sampai nomor antrian dipanggil, kalau tidak begitu kuatir jatahnya diambil orang,” ujarnya, Rabu (21/9/2022).

Salah seorang nelayah muara Tawang, Sukardi mengaku terpaksa meluangkan waktunya supaya perahunya bisa jalan, dengan ikut mengantri BBM. Untuk jatah tiap nelayan berbeda, tergantung rekomendasi sesuai ukuran besar kecilnya kapal dan jumlah mesinya, ada yang 40 liter, 60 hingga 70 liter.

“Meskipun ada jatah namun tidak bisa mencari ikan dengan maksimal karena sesuai jatah solar, melautpun mengikuti adanya bahan bakar yang hanya 2 kali dalam sepekan,” katanya. 

Sementara itu, admin SPBUN Dermaga Tawang, Zaky Nur Komar mengatakan dalam penyaluran BBM jenis solar ini, para nelayan harus memilik rekomendasi dari pihak terkait, dan menggunakan kupon atau girik untuk menebusnya. 

"Selama 2 sampai 3 hari sekali dalam seminggu. Sejak bulan Agustus sampai September ini, DO dari Pertamina sendiri terus berkurang dari sebelum adanya kenaikan harga, yakni dari sebelumnya bisa sampai 32 tangki saat ini hanya 22 tangki dalam sebulan dengan kapasitas ukuran 16 ribu liter tiap bongkar," ucapnya.

“Supaya tidak terjadi penyalah gunaan dalam penyaluran, petugas mewajibkan nelayan dalam menebus jatah solar harus membawa surat rekomendasi dan menerima girik atau kupon antrian,” imbuhnya.

Ribuan nelayan pantura Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Kendal, terancam tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan dapur keluarganya, manakala masih terdapat kelangkaan dengan pembatasan belanja bahan bakar. Dikarenakan dalam seminggu saja, 600 san perahu kecil dan 50 an perahu besar hanya bisa melaut 2 kali, padahal seharusnya tiap hari harus berangkat mencari ikan, namun perahu tergantung adanya solar atau tidak.(UJ)

***

tags: #nelayan #solar #bersubsidi #kabupaten kendal #bahan bakar minyak

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI