BBPJT Gelar Diskusi Arah Penghargaan Prasidatama

Ganjar juga menyampaikan bahwa Prasidatama akan dilaksanakan lagi pada tahun depan meskipun adanya keterbatasan.

Jumat, 28 Oktober 2022 | 09:46 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Hani

KUASAKATACOM, Banyumas - Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menggelar sarasehan bertema “Quo Vadis Prasidatama” di Hotel Meotel, Kabupaten Banyumas. Acara yang digelar usai Penganugerahan Penghargaan Prasidatama 2022 itu diselenggarakan untuk mendiskusikan arah Penghargaan Prasidatama pada masa mendatang agar dapat menumbuhkan sastrawan-sastrawan baru di Jawa Tengah.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr Ganjar Harimansyah, menyatakan bahwa penerima Penghargaan Prasidatama kategori hotel pengguna bahasa Indonesia terbaik belum dapat ditentukan. Alasannya, adanya kepentingan komersial mengakibatkan hotel belum mampu mengutamakan bahasa Indonesia secara maksimal. 

BERITA TERKAIT:
BBPJT Tampilkan 20 Teater SMA/SMK Jawa Tengah di TBJT
Tiga Sekolah di Purbalingga Menangi Apresiasi Giat UKBI Adaptif Merdeka
BBPJT Undang Juara FTBI 2024 Ikuti Kemah Penulisan Cerkak 
Perkuat Ilmu Linguistik Forensik, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun
BBPJT Audiensi dengan Pj Bupati Jepara, Bahas soal FTBI

“Adapun terkait dengan regenerasi sastrawan di Jawa Tengah, Balai Bahasa bekerja sama dengan Asfil Jawa Tengah sudah melaksanakan kegiatan bengkel literasi bagi generasi muda di delapan kabupaten/kota di Jawa Tengah,” ujar Ganjar, dalam siaran persnya, Kamis (27/10/2022)

Ganjar juga menyampaikan bahwa Prasidatama akan dilaksanakan lagi pada tahun depan meskipun adanya keterbatasan. Hanya beberapa Balai Bahasa yang masih memberikan penghargaan kepada tokoh, instansi, dan karya terbaik. 

“Dengan adanya kendala-kendala dan keterbatasan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah akan berusaha agar Penghargaan Prasidatama tetap bisa diselenggarakan,” ungkapnya.

sarasehan yang dipandu Abdul Wachid BS MHum dosen Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu), itu mampu mamantik diskusi yang menarik mengenai perkembangan kebahasaan dan kesastraan, terutama di Jawa Tengah. 

Kepala sekolah MAN 1 Grobogan, Suprapto, mengatakan bahwa nomine SMA/SMK/MA pengguna bahasa Indonesia terbaik yang diterima sekolahnya menjadi motivasi untuk lebih baik lagi dalam penggunaan bahasa di ruang publik dan dokumen sekolahnya. 

“Kami berharap bentuk-bentuk sosialisasi perlu dilakukan dari atas ke bawah agar kami lebih memahami kaidah-kaidah kebahasaan. Kami akan mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku,” jelas Suprapto.

Sementara itu, Gepeng Nugroho, nomine kategori naskah drama terbaik, mengungkapkan bahwa alangkah lebih baik jika bisa dilaksanakan pameran bahasa dan sastra yang berisi pertunjukan, pameran buku, pemutaran film, dan lain-lain yang terlebih dahulu sudah dikurasi. 

“Hal itu bisa menjadi stimulan bagi rekan-rekan komunitas literasi,” ujar Gepeng, panggilan akrabnya.

Juri kategori novel, Bandung Mawardi, menyampaikan bahwa penggunaan bahasa dalam rambu-rambu hotel perlu didokumentasikan menjadi sebuah buku yang kemudian divalidasi pihak-pihak terkait. Hal itu bisa menjadi contoh untuk hotel-hotel lain. 

“Dokumentasi sangat penting sebagai bentuk pelindungan bahasa sehingga bisa seperti arsip buku pelajaran Bahasa Indonesia, kliping pemenang sayembara seperti yang saya lakukan,” ujar Bandung.

***

tags: #balai bahasa provinsi jawa tengah #bbpjt #sarasehan #penghargaan prasidatama

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI