Kasus Pembunuhan Belum Terungkap, Keluarga ASN Bapenda Kota Semarang Kirim Surat ke Presiden Jokowi

Dia menyakini, polisi hingga kini terus mengusut kasus yang menimpa almarhum ayahnya, meski terdapat kendala-kendala para petugas.

Jumat, 04 November 2022 | 05:52 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Hani

KUASAKATACOM, Semarang – Kasus terbunuhnya ASN Bapenda Kota Semarang Iwan Budi terus berlanjut. Terbaru, keluarga korban membuat surat terbuka kepada petinggi Negara agar kasus ini cepat terungkap. 

Putri Iwan Budi, Theresia Alfita Saraswati menuturkan yang utama surat itu ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia. 

BERITA TERKAIT:
Berawal dari Lowongan Kerja, Seorang Wanita Ditemukan Tewas di Demak
Pembunuhan Wanita di Hotel Semarang, Polisi: Pelaku Bayar Rp 600 Ribu, Kecewa “Layanan” Korban
Terungkap, Pembunuh Dwi Hastuti Sudah Rencanakan Aksi Sehari Sebelum Eksekusi
Polda Jateng Gandeng LPSK untuk Lindungi Keluarga Korban Pembunuhan Bayi
Mayat Ibu dan Anak Ditemukan di Tandon Air Rumahnya di Tambora

Selain ditujukan ke Presiden, surat itu juga ditembuskan ke berbagai pejabat, antara lain Kapolri, Menko Polhukam, Menkumham, Mendagri, Menpan RB, dan Kompolnas

“Intinya isi surat ini sebenarnya memohon keadilan dan untuk para petinggi negara agar kasus ini bisa dituntaskan tanpa intervensi dari pihak mana pun,” kata Saras, di Gereja Santo Ignatius Loyola Banjardowo, Genuk, Semarang, Kamis (3/11).

Keluarga Paulus Iwan Budi Prasetijo, pegawai ASN Bapenda Kota Semarang yang dibunuh secara sadis beberapa waktu yang lalu, hari ini mengirimkan surat ke Istana Negara untuk Presiden Joko Widodo agar segera menuntaskan kasus tersebut.

Saras menuturkan di dalam surat itu juga dituliskan kronologi kasus Pembunuhan dan juga permohonan agar Presiden memberi perhatian.

“Dengan segala hormat dan kerendahan hati, mohon kiranya Bapak Presiden Republik Indonesia berkenan untuk memberi perhatian lebih kepada kejadian yang menimpa almarhum,” jelasnya

Dia menyakini, polisi hingga kini terus mengusut kasus yang menimpa almarhum ayahnya, meski terdapat kendala-kendala para petugas.

“Kami percaya tim gabungan polisi sedang terus mengusut, meskipun saat ini ada kendala karena adanya dugaan keterlibatan anggota militer dalam kasus ini,” terang dia

Berikut ini isi surat tersebut:

Yang terhormat Presiden RI di tempat.

Saya mohon keadilan bagi keluarga almarhum Paulus Iwan Budi Prasetijo, ASN Bapenda Semarang yang dibunuh dan dimutilasi sehari sebelum memberikan keterangan korupsi kasus hibah tanah di Mijen. 

Dengan hormat kami yang bertandatangan di bawah ini keluarga Paulus Iwan Budi Prasetijo selanjutnya disebut Almarhum yang diwakili oleh saya Saras selaku putri pertama Almarhum. 

Dengan segala hormat dan kerendahan hati mohon kiranya Bapak Presiden Republik Indonesia berkenan untuk memberi perhatian lebih kepada kejadian yang menimpa Almarhum. 

Kami sebelumnya adalah keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan bagi keluarga, Almarhum adalah sosok keluarga yan penuh tanggung jawab, bijaksana, dan penyayang. Kepergian Almarhum di tangan di mana manusia penuh keserakahan yang tidak bisa menggunakan akal budi dan hati nuraninya, sungguh menjadi pukulan berat bagi kami sekeluarga yang ditinggalkan.

Bahkan sampai saat ini, tengkorak kepala Almarhum yang merupakan representasi wajah dan tiap hari kami lihat dan ini selamanya akan kami kenang belum dapat ditemukan. 

Saat ini hanya keadilan yang bisa kami harapkan, kami percaya bahwa saat ini tim gabungan Polrestabes Semarang dan Polda Jateng masih berupaya keras untuk menuntaskan kasus kematian Almarhum. Namun di tengah upaya tersebut masih banyak menemukan kendala karena dugaan keterlibatan militer dalam kasus Pembunuhan ini. 

Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, kami keluarga korban memohon agar kasus yang diduga melibatkan alat negara tersebut dikawal dan diselesaikan seadil-adilnya, sudah hampir dua bulan kasus ini masih bergulir dan para pelaku belum bisa diadili sebagaimana mestinya. 

Kami dengan hormat memohon agar kasus ini bisa dituntaskan tanpa intervensi dari beberapa pihak yang ingin menutupi kesalahan keji para pelaku, mohon untuk dilihat kepedihan keluarga Almarhum.

Bapak Presiden, saat ini yang bisa membuat kami kuat untuk terus menjalani kehidupan selanjutnya hanya melihat para pelaku bertanggung jawab di hadapan hukum atas perbuatan biadab mereka terhadap nyawa berharga Almarhum.

Bersama dengan surat terbuka ini kami memohon Bapak Presiden Joko Widodo dapat memberikan arahan kepada jajaran menteri atau kepala lembaga yang terkait untuk menyelesaikan kasus hukum baik yang melibatkan Almarhum berkenaan dengan pemeriksaan polisi sebelum wafatnya almarhum, maupun yang berkaitan dengan penghilangan nyawa Almarhum, guna mememukan pelaku tindak pidana sebagaimana diduga telah dilakukan. 

Di mana hal dimaksud, kami pandang perlu guna memenuhi rasa keadilan kami dan masyarakat luas.

Demikian atas perhatian Bapak Presiden Republik Indonesia kami ucapkan terimakasih. 

Hormat saya, Theresia Alvita Saraswati.

***

tags: #pembunuhan #asn #surat #presiden jokowi #bapenda kota semarang

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI