Sebelum Abad ke- 10, Masyarakat Jawa Sudah Mengenal Wayang

LA Brandes, GAJ Hazeu, J Kats, Anker Rentse, dan beberapa peneliti lainnya meyakini wayang berasal dari Pulau Jawa (Indonesia).

Senin, 07 November 2022 | 21:30 WIB - Budaya
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang- Pada tanggal 7 November 2003, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia. Hingga kini setiap tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional.

Wayang ditetapkan sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur. Di kalangan masyarakat khususnya di Jawa hingga saat ini masih banyak ditemui pagelaran wayang, pertunjukan tersebut makin sering ditemui biasanya setelah panen hasil pertanian atau perkebunan.

BERITA TERKAIT:
Sebelum Abad ke- 10, Masyarakat Jawa Sudah Mengenal Wayang
Disbudpar Usulkan Wayang Klitik dan Barongan Jadi Warisan Budaya Asli Kudus

Wayang sendiri, seperti dikutip dari laman indonesia.go.id, berasal dari kata ‘Ma Hyang’ yang artinya menuju kepada roh spiritual, para dewa, atau sang kuasa.

Dulu, salah satu Wali Songo yakni Sunan Kalijaga dan Raja Kerajaan Demak Bintoro Sultan Fatah menggunkan media wayang sebagai sarana siar agama. 

Jauh sebelum Islam diperkenalkan di bumi Nusantara, pertunjukan wayang ternyata sudah pernah dilakukan dan itu tercatat dalam Prasasti Balitung pada Abad ke 10. 

Menurut catatan prasasti tersebut, pada tahun 903 M, tertulis Si Galigi Mawayang Buat Hyang Macarita Bimma Ya Kumara, yang artinya 'Galigi mengadakan pertunjukan wayang untuk dewa dengan mengambil kisah Bima Kumara'.

Galigi merupakan seorang artis keliling yang diminta tampil pada acara kerajaan. Di acara itu Galigi menampilkan cerita tentang pahlawan Bima dari Mahabharata.

Prasasti Balitung (Mantyasih) diciptakan oleh Raja Balitung dari Dinasti Sanjaya, dari Kerajaan Medang Kuno. 

Hingga kini masih banyak pendapat terkait asal usul wayang tersebut, JLA Brandes, GAJ Hazeu, J Kats, Anker Rentse, dan beberapa peneliti lainnya meyakini wayang berasal dari Pulau Jawa (Indonesia), namun menurut penelitian R Pichel, Poensen, Goslings, dan Rassers, wayang berasal dari India.

Sedangkan menurut pendapat ketiga, wayang berasal dari percampuran budaya Jawa dan India yang didukung oleh penelitian J Krom dan WH Rassers.

Dan pendapat keempat, diutarakan G Schlegel, wayang berasal dari negeri China. 

Di Jawa, masyarakat tidak hanya mengenal wayang kulit saja namun juga mengenal wayang beber, wayang gedog, wayang golek, wayang jemblung, wayang kalithik (klithik), wayang karucil (krucil), wayang langendria, wayang lilingong, wayang lumping, wayang madya, wayang pegon, wayang purwa, wayang puwara, wayang sasak, wayang topeng, dan wayang wong atau wayang orang.

Pertunjukkan wayang tidak hanya menghibur masyarakat, namun juga dalam cerita yang disajikan selalu memiliki sarat makna. Setiap tokoh dalam cerita wayang, merupakan representasi dari sikap, karakter dan watak manusia secara umum.

***

tags: #wayang klitik #wayang kulit #sunan kalijaga #unesco

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI