Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, berfoto bersama dengan peserta Bimtek Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembinaan Sadar Wisata

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, berfoto bersama dengan peserta Bimtek Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembinaan Sadar Wisata

Media Digital Jadi Ciri Khas Masyarakat 4.0

Medsos kini juga banyak digunakan untuk promosi pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sabtu, 04 Maret 2023 | 17:49 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Sragen- Sekarang ini society atau masyarakat Indonesia telah berda di era 4.0, hal itu ditandai dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Hal itu disampaikan dosen Akademi pariwisata Mandala Bhakti Surakarta Tri Wahyuningsih, saat menjadi narasumber bimbingan teknis (Bimtek) Gerakan Sadar Wisata, pada Jumat (3/3). Bimtek bertema "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembinaan Sadar Wisata" itu tersebut diselenggarakan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

BERITA TERKAIT:
Semarang Zoo Jalin Kerjasama dengan Enam Lembaga untuk Tingkatkan Kunjungan Wisata
Hadiri Gebyuran Bustaman, Wakil Walikota Semarang Upayakan Pengembangan Pariwisata
Ketua Komisi VII DPR RI Ajak Kader Muhammadiyah Berperan dalam Pengembangan Pariwisata
Sekda Jateng Apresiasi Kontribusi Aktif Mangkunegara X di Sektor Pariwisata Kota Surakarta
Pemprov Jateng Harap Tiga Raperda yang Diinisiasi Bapemperda Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Salah satu ciri khas Society 4.0, menurut Tri Wahyuningsih adalah dipergunakannya media digital dalam kehidupan. Media digital telah banyak perkembangannya, salah satunya adalah media sosial (medsos) yang bisa dipakai untuk menjangkau dunia luar. Termasuk untuk kegiatan promosi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Society 4.0, lanjut Tri Wahyuningsih banyak menggunakan media digital, termasuk medsos untuk kembangkan desa wisata dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Sekarang medsos punya kekuatan yang luar biasa dan kita semua bisa kenal dunia lain dengan cepat," kata dia. 

Selain itu, imbuhnya teknologi juga mengalami cepat perkembangan. Ia mencontohkan dengan dahsyatnya gempa di Turki, yang bisa diakses masyarakat Indonesia lewat medsos.

Tidak hanya itu, medsos sambung Tri Wahyuningsih kini juga banyak digunakan untuk promosi pariwisata dan ekonomi kreatif. Karena informasi yang disampaikan bisa diakses orang dengan cepat dari mana pun dan dimanapun. Bahkan bila viral, maka semakin banyak orang yang tahu dan tertarik.

"Sekarang semuanya sudah paham WA, Tiktok dan lainnya. Jangan cuma lihat video saja, tapi bisa buat dan upload videonya," kata dia. 

Tri Wahyuningsih mengungkapkan medsos sangat mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini. "Yang pasti, kita harus rajin mengisi konten dan memberikan informasi produk yang kita miliki, termasuk untuk desa wisata. Siapkan SDM yang mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rajin videokan apa yang ada di desa wisata dan UMKM untuk menarik perhatian," jelas Tri Wahyuningsih kepada para peserta bimtek.

Ia juga mengungkapkan perlu adanya kombinasi dunia maya dengan dunia digital. "Sebab saat ini orang pesan sesuatu harus datang, juga tidak harus tunai. Juga untuk pengiriman sekarang juga ada ekspedisi yang siap mengantar sampai ke tujuan," berbernya.

Dalam kegiatan tersebut, juga menghadirkan pembicara lainnya yakni Redaktur Senior Suara Merdeka Gunawan Permadi. Ia mengatakan perlunya gerakan sadar wisata. Sebab menurutnya pariwisata itu tidak sama dengan industri. "Wisata itu melibatkan banyak pihak, ada tempat wisatanya, tempat makan, jualan souvenir, jualan oleh-oleh khas daerah tersebut," ucapnya.

Masyarakat, ujar Gunawan Permadi merupakan poros utama dari industri pariwisata. "Maka gerakan pariwisata itu penting banget dan merupakan pondasi utama untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan," katanya.

Gunawan Permadi mengingatkan pelayanan wisata itu bukan hanya sekedar komersialisasi sehingga diperlukan kesadaran para pelaku wisata untuk menjaga itu semua agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. "Dan inilah salah satu karakter dari perilaku sadar wisata. Bila ada warung makan di tempat wisata ngepruk harga, yang rugi siapa? tentunya pemerintah dan lokasi wisata itu sendiri, tentu masyarakat nanti ikut mengawasi dan kemudian Disporapar turun tangan untuk mengatasi itu," bebernya.
 
Turut hadir di acara bimtek itu Titik Lestari selaku Direktur Standarisasi Kompetensi Kemenparekraf. Acara ditutup Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti

***

tags: #pariwisata # agustina wilujeng pramestuti #kabupaten sragen #bimbingan teknis #pelaku wisata

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI