Prof Jafar: Perlu Ada Manajemen Pengendalian Harga Jelang Ramadhan
Risza merekomendasikan adanya kebijakan dalam pengendalian harga.
Kamis, 09 Maret 2023 | 23:55 WIB - Didaktika
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jakarta- pangan menjadi komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pilar utama pembangunan nasional yang berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Demikian disampaikan Pakar Ekonomi Pertanian Prof. Dr. M. Jafar Hafsah dalam diskusi bertajuk "Manajemen pengendalian harga Menjelang Ramadhan" di Universitas Paramadina, Rabu (8/3/2023).
Acara yang digelar secara hibrid ini dibuka oleh Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, MSc, PhD, turut hadir sebagai pembicara Dr. Handi Risza, SE, MEc. dosen pascasarjana Universitas Paramadina, dan Dosen Manajemen Universitas Paramadina Ariyo DP Irhamna, SE, MSc.
BERITA TERKAIT:
Sampaikan Pesan Ramadan, Kapolri: Saatnya Kita Rajut Kembali Persatuan
Ramadan atau Ramadhan, Mana Penulisan yang Benar?
Ramadan 2024, Hotel Neo Semarang Hadirkan Promo "Bu Sagita"
PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh Pada 11 Maret dan Idul Fitri 10 April 2024
PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 1445 H Jatuh pada 11 Maret 2024
"Kedaulatan pangan dan kemandirian pangan merupakan fondasi dari terwujudnya ketahanan pangan. Outcome dari ketahanan pangan adalah masyarakat dan perseorangan yang sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan," lanjut Jafar.
Hal penting yang harus dilakukan, menurut Prof. Jafar adalah perncanaan dan pemetaan yang akurat. "Perencanaan, data dan pemetaan, koordinasi, memastikan ketersediaan infrastruktur dan saprodi, komoditi, distribusi, pemantauan, supervisi dan pengawas ketersediaan pangan di wilayah dan monev," ujarnya, dalam keterangan resmi Universitas Paramadina, Kamis (9/3/2023).
Sedangkan Dr. Handi Risza dalam paparannya menyinggung pertumbuhan global yang diprediksi terus mengalami tren penurunan. "Pada 2023, pertumbuhan global diproyeksikan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,9 persen pada 2023," ucapnya.
Handi juga menyinggung rantai pasok yang belum sepenuhnya pulih menyebabkan masih tingginya inflasi global. "Inflasi global diperkirakan turun dari 8,8 persen (2022) menjadi 6,6 persen (2023), angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata inflasi tahun 2017-2019 yaitu 3,5 persen," sambungnya.
Terkait kenaikan harga menjelang Ramadhan Handi mengingatkan perlu dicermati komoditas yang dominan sumbang inflasi. "Perlu dicermati komoditas yang dominan menyumbang inflasi pada bulan Ramadan, seperti bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komiditas lainnya," bebernya.
Oleh itu, Risza merekomendasikan adanya kebijakan dalam pengendalian harga. "Kebijakan mempertebal pasokan dalam rangka stabilisasi harga dilakukan dengan menggunakan produksi dalam negeri serta impor perlu dilakukan secara presisi sesuai permintaan aktual. Kebijakan dengan memberikan subsidi, baik transportasi maupun harga," sarannya.
Kebijakan dua persen dari dana transfer umum (DTU) dalam APBD sebagai insentif untuk kebutuhan pangan melalui bansos dan insentif untuk transportasi, perlu didorong agar dapat terealisasi dengan baik di daerah, agar stabilisasi harga terwujud dengan baik.
"Koordinasi stakeholder dalam bentuk kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu dioptimalkan. Langkah membentuk taskforce atau sales motorist untuk memaksimalkan proses distribusi produk kebutuhan selama Ramadhan, dengan sasaran utama menjaga keseimbangan supply and demand," imbuhnya.
Pembicara lainnya, Ariyo DP Irhamna menyatakan perlunya perbaikan kondisi di hulu. "Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan produktivitas, antisipasi alih fungsi lahan pertanian, penguatan kelembagaan koperasi dan peningkatan kesejahteraan petani," katanya.
"Selanjutnya kelancaran distribusi dan tata niaga Komoditas yakni optimalisasi dan modernisasi sistem resi gudang, pemanfaatan teknologi untuk tracking produk dan monitoring harga," ungkapnya.
Sedangkan untuk Perbaikan kondisi hilir Ariyo menyarankan penerapan penanganan pascapanen yang baik dan benar (good handling practices). "Pemetaan pola konsumsi, Optimalisasi asuransi pertanian, Penerapan circular economy,Perlu Adanya " pungkasnya.
***tags: #ramadhan #universitas paramadina #pengendalian harga #pangan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Tujuh Iklan Jadul Tema Puasa Ramadan, Bikin Nostalgia
29 Maret 2024
Daftar Harga Pangan di DIY Hari Ini Jumat 29 Maret 2024
29 Maret 2024
Harga Beras Masih Tinggi, Banjir di Demak Kudus Pengaruhi Pasokan
29 Maret 2024
11 Tahun Jateng Bersholawat Digulirkan, Nana Sudjana: Semoga Musibah Segera Berlalu
29 Maret 2024
Tahun Ini, Pemkab Purbalingga Buka Formasi Guru Lebih Banyak Lewat Seleksi PPPK
29 Maret 2024
Persis Terus Jaga Performa Pemainnya Selama Ramadan
29 Maret 2024
Ramadan Ini, Harga Sayuran di Pasar Agribisnis Ngablak Fluktuatif
29 Maret 2024
Pekan Depan Pemkab Cilacap akan Adakan Pasar Murah di Desa Kuripan Kidul
29 Maret 2024
Terkait Penggerebekan Pabrik Pil Koplo di Semarang, Mbak Ita akan Evaluasi Perizinan
29 Maret 2024