Segudang Karya dan Prestasi Sapardi Djoko Damono, Sosok yang Muncul di Google Doodle Hari Ini

Selain penyair, Sapardi juga dikenal luas sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra. 

Senin, 20 Maret 2023 | 15:44 WIB - Budaya
Penulis: Siti Muyassaroh . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang – Hari ini, 20 Maret 2023, Google Doodle ikut merayakan ulang tahun ke-83 Sapardi Djoko Damono, sastrawan tanah air yang memiliki sederet karya terkenal. Sosok penyair legendaris itu pun 'dipajang' di halaman utama Google.

"Doodle hari ini memperingati hari lahir Sapardi Djoko Damono, penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia," tulisnya dalam keterangan.

BERITA TERKAIT:
Segudang Karya dan Prestasi Sapardi Djoko Damono, Sosok yang Muncul di Google Doodle Hari Ini
Mengenang Sapardi, Merindukan Hujan di Bulan Juni...
Mengenang Sang Maestro Sastra Indonesia, Sapardi Djoko Damono
Kabar Duka, Sastrawan Senior Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia

Sebagaimana diketahui, Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940 dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Orang tuanya memberinya nama Sapardi karena dia lahir di bulan Sapar (menurut kalender Jawa). Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.

Meskipun telah berpulang pada 19 Juli 2020, karya-karya Sapardi Djoko Damono hingga kini masih dinikmati masyarakat, terutama pecinta sastra. Selain penyair, Sapardi juga dikenal luas sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra. 

Di luar kehidupan profesionalnya, Sapardi menikah dengan Wardiningsih, dan dikaruniai dua orang anak: Rasti Sunyandani dan Rizki Henriko.

Perjalanan Karir Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono menempuh pendidikannya di sekolah rakyat Kraton "Kasatriyan," Baluwarti, Solo, lalu SMP Negeri II Solo. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, ia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, jurusan Sastra Inggris.

Ia bekerja sebagai dosen tetap, Ketua Jurusan Bahasa Inggris, IKIP Malang Cabang Madiun, pada 1964—1968. Pada 1958-1973, ia kemudian diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Sastra-Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sejak 1974, Sapardi Djoko Damono bekerja sebagai dosen tetap di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia. Sapardi juga pernah memperdalam pengetahuan tentang humanities di University of Hawaii, Amerika Serikat (AS) pada 1970—1971. Pada tahun 1989, ia memperoleh gelar doktor ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur.

Lebih lanjut tertulis dalam portofolionya, Sapardi Djoko Damono pernah menjabat Pembantu Dekan III, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia tahun 1979—1982, lalu diangkat sebagai Pembantu Dekan I pada 1982—1996 dan akhirnya menjabat Dekan pada 1996—1999 di fakultas dan universitas yang sama. 

Ia memasuki masa pensiun sebagai guru besar Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia tahun 2005, tapi masih diberi tugas sebagai promotor konsultan dan penguji di beberapa perguruan tinggi, termasuk jadi konsultan Badan Bahasa.

Di samping bekerja sebagai dosen di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Sapardi pernah menjabat Direktur Pelaksana "Yayasan Indonesia" Jakarta (1973—1980), redaksi majalah sastra Horison (1973), sebagai Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin (sejak 1975); sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta (1977—1979); sebagai anggota redaksi majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta (sejak 1983); sebagai anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka, Jakarta (sejak 1987); sebagai Sekretaris Yayasan Lontar, Jakarta (sejak 1987); dan sebagai Ketua Pelaksana Pekan Apresiasi Sastra 1988, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta (1988).

Pada 1988, ia meresmikan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI), dan  terpilih sebagai Ketua Umum HISKI Pusat selama tiga periode. Selain itu, ia juga tercatat sebagai anggota Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) dan sebagai anggota Koninklijk Instituut vor Taal Land-en Volkenkunde (KITLV).

Karya dan Penghargaan Sapardi Djoko Damono

Sebagai pakar sastra, Sapardi menulis beberapa buku yang sangat penting, antara lain:

- Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
- Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
- Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
- Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur (1996)
- Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999)
- Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
- Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan Awal. 

Sapardi Djoko Damono juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia antara lain:

- Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Hemingway)
- Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James)
- Puisi Brasilia Modern
- George Siferis
- Sepilihan Sajak
- Puisi Cina Klasik
- Puisi Klasik
- Shakuntala
- Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel
- Afrika yang Resah (Song of Lowino dan Song of Ocol oleh Okot p'Bitek)
- Duka Cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O'Neill)
- Amarah I dan II (The Grapes of Wrath, John Steinbeck).

Beberapa penghargaan dan hadiah sastra yang diterima Sapardi, antara lain:

- Cultural Award dari Australia (1978)
- Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
- SEA Write Award dari Thailand (1986)
- Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990)
- Mataram Award (1985)
- Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI
- Penghargaan Achmad Bakrie (2003)
 

***

tags: #sapardi djoko damono #google doodle #ulang tahun #sastrawan #penyair

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI