Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu'ti.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu'ti.

Abdul Mu'ti Minta Warga Muhammadiyah Meneladani Buya Hamka

Meski pernah mendapatkan perlakuan tidak adil, tidak membuat Buya Hamka mendendam.

Senin, 24 April 2023 | 23:44 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang- Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu'ti meminta masyarakat khususnya warga Muhammadiyah meneladani ketokohan Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal Buya Hamka. Ia mengungkapkan itu usai acara nonton bareng Film "Buya Hamka" bersama Prof Dr Abdul Mu'ti di Cinepolis, Java Mall, Kota Semarang, Senin (24/4/2023).

Penulis novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" itu, menurut Abdul Mu'ti, merupakan seorang ulama, sastrawan dan pahlawan nasional. "Buya juga merupakan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah yang penuh dengan keteladanan, sehingga dengan film Buya Hamka ini kami semua dapat belajar mengambil teladan dari kepribadian Buya Hamka dan juga ajaran serta pandangan hidup beliau yang luar biasa," kata Abdul Mu'ti.

BERITA TERKAIT:
Bupati Tiwi Serahkan Satu Unit Ambulans ke PDM Purbalingga
Mbak Agustin-Mas Iswar Silaturahmi ke PD Muhammadiyah, Bahas Tantangan Kota Semarang
Perluas Program Kemaslahatan Umat, BPKH Sambut Baik Kolaborasi Strategis Bank Muamalat dan Muhammadiyah
Pengamat Soal Ormas Keagamaan Kelola Izin Tambang: Suara Masyarakat Tak Cukup Didengar
Hadiri Halalbihalal NU dan Muhammadiyah, Edy Supriyanta: Kerukunan Modal Hadapi Pilkada Jepara

Ia menambahkan Buya Hamka merupakan sosok yang berjiwa besar, memiliki komitmen yang tinggi terhadap persatuan bangsa. "Dan juga Buya merupakan seorang pahlwan yang tidak hanya berjuang melalui pena, namun berjuang dengan mengangkat senjata. Ada banyak tonggak-tonggak penting kehidupan Buya yang jadi pelajaran kita, terutama dengan pandangan politik beliau," ungkapnya. 

Salah satunya, sambung Abdul Mu'ti, pada tahun 60'an Buya Hamka sempat dipenjara tanpa melalui proses pengadilan sebelumnya. "Hanya karena dianggap terlalu kritis kepada pemerintah yang berkuasa saat itu, dan Buya tidak kemudian menjadikan penjara sebagai halangan tapi justru jadi kesempatan bagaimana beliau bisa tetap produktif dan karya Buya yang luar biasa yakni 'Tafsir Al Azhar' ditulis saat beliau menjadi narapidana," jelasnya.

Abdul Mu'ti mengungkapkan meski pernah mendapatkan perlakuan tidak adil, tidak membuat Buya Hamka mendendam. "Ketika mendapatkan kabar Bung Karno wafat, Buya menjadi orang yang mengimami shalat Jenazah Bung Karno," ujarnya.

Belajar dari apa yang dicontohkan oleh Buya Hamka itu, menjadi seorang pemimpin harus memiliki jiwa dan semangat persahabatan yang tinggi meskipun memiliki pandangan politik yang berbeda. "Seorang pemimpin harus berjiwa besar, tidak boleh dendam kepada orang lain walaupun secara personal mengalami perlakuan yang tidak adil," tukasnya.

Abdul Mu'ti menegaskan pada zaman sekarang ini sikap dan pribadi yang dicontohkan Buya Hamka sangat diperlukan agar politik negeri ini tidak seperti sejarah politik Keris Empu Gandring. "Keris itu menjadi bagian sebuah tragedi politik, dimana saling membunuh terjadi karena persoalan-persoalan yang timbul karena dendam secara turun temurun. Saya kira Buya menjadi sosok penting betapa maaf itu dapat mengalahkan segalanya, dan betapa maaf itu menjadi bagian penting dalam membangun hubungan baik dengan siapapun termasuk kepada orang yang secara politik telah berlaku tidak adil kepada kita," pesannya.

Abdul Mu'ti mengajak masyarakat menonton film itu, sebab keteladanan tokoh Buya Hamka penting untuk dihadirkan. "Agar kita bisa mengambil teladan para pemimpin bangsa dan ini juga penting bagi generasi kita untuk mengenal sosok pahlawan nasional dan ulama besar yang tidak hanya menjadi inspirasi bagi warga negara Indonesia, namun juga menginspirasi warga Malaysia, Singapura dan juga Brubei Darussalam," kata Abdul Mu'ti.

Ia juga mengapresiasi adanya karya film produksi anak negeri sendiri itu, dirinya berharap akan banyak film-film nasional yang edukatif, inspiratif, dan memiliki jangkauan yang luas bagi generasi lintas agama.

Nonton bersama itu diadakan oleh keluarga besar Muhammadiyah Jawa Tengah dan Angkatan Muda Jateng. Abdul Mu'ti mengungkapkan kegitan itu selain sebagai momentum reuni dan silaturahim Idulfitri.

Untuk diketahui Film "Buya Hamka" tayang perdana tanggal 19 April 2023, film itu disutradarai oleh Fajar Bustomi, dibintangi oleh Vino G. Bastian sebagai Hamka dan Laudya Cintya Bella sebagai Siti Raham (istri Buya Hamka).
  

***

tags: #muhammadiyah #pahlawan nasional #buya hamka #vino g. bastian #bung karno

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI