BBPJT Gelar Pertunjukan dan Diskusi "Monolog yang Silam"

Kegiatan ini merupakan wadah para sastrawan untuk berkreasi.

Sabtu, 17 Juni 2023 | 07:52 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang - Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menggelar Pertunjukan dan Diskusi Monolog Yang Silam pada Kamis, 15 Juni 2023, di ruang Bojanaloka, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. 

Sekitar 50 peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dibuka oleh Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Andy Rahmadi Santoso, S.Kom, itu.

BERITA TERKAIT:
Kuntowijoyo: Sastrawan, Sejarawan, dan Pemikir Islam yang Tak Pernah Padam
Dunia Sastra Berduka, Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun
BBPJT Gelar Pertunjukan dan Diskusi "Monolog yang Silam"
Segudang Karya dan Prestasi Sapardi Djoko Damono, Sosok yang Muncul di Google Doodle Hari Ini
Handry TM Berpulang, Bambang Iss Ceritakan Sosok Almarhum

Andy mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan wadah bagi sastrawan Jawa Tengah untuk berkreasi dan berkarya sastra. Untuk itu, kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama para seniman, sastrawan, budayawan, juga masyarakat umum

“Balai Bahasa menyelenggarakan Forum Sastra atau diskusi semacam ini juga dimaksudkan untuk membangkitkan semangat bersastra di Jawa Tengah,” kata Andy, dalam keterangan tertulis, Jumat (16/6).

Pertunjukan dibuka dibuka oleh penampilan monolog Yang Silam oleh Andini dari Teater Dipo dari Universitas Diponegoro, Semarang. Peserta yang terdiri atas sastrawan, budayawan, siswa, dan mahasiswa menyaksikan pertunjukan dengan khidmat.

Acara dilanjutkan dengan diskusi monolog Yang Silam yang dipandu oleh Bramantyo Saputra. Narasumber dalam diskusi tersebut adalah Alfiyanto (sutradara) dan Widyo “Babahe” Leksono (peramu naskah).

Sementara itu, Alfiyanto mengatakan bahwa pentas monolog tidak harus dilaksanakan di ruangan yang gelap dengan pencahayaan yang diatur sedemikian rupa, tetapi dapat dilaksanakan di ruangan yang terang pada siang hari. Hal itu dikatakan Alfiyanto saat menanggapi komentar dari peserta yang baru pertama menyaksikan pertunjukan monolog dengan suasana yang berbeda, yakni siang hari.

Widyo “Babahe” Leksono merasa sangat senang dengan adanya kegiatan tersebut. Dia mengatakan bahwa pertunjukan kali ini merupakan proses bersatunya cerpen, yang diolah menjadi naskah drama, kemudian diolah lagi menjadi monolog hingga dapat ditampilkan pada pertunjukan di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah itu. 

“Namun, kita sebaiknya menyebutnya bukan monolog, tetapi swacakap karena monolog bukan bahasa kita,” ucap Widyo.

***

tags: #sastrawan #bbpjt

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI