Delapan Penambang Emas yang Tertimbun di Banyumas Masih Satu Keluarga Besar: Kami Hanya Ingin Keluar dari Kemiskinan 

Mengingat tak ada ijazah pendidikan, bekerja tetap di perusahaan atau kantoran di Bogor tak bisa dilakukan.

Kamis, 03 Agustus 2023 | 10:25 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Bogor - Keluarga delapan penambang emas yang terkubur di Banyumas masih diselumuti duka. Mereka merupakan keluarga yang bermukim di pelosok bawah kaki Gunung Halimun Salak, Bogor

Delapan anggota keluarga yang bekerja sebagai penambang emas dinyatakan hilang setelah terjebak di lubang sedalam 60 meter sejak Selasa (25/7/2023). Petugas pencarian pun resmi mengakhiri pencarian pada Selasa (1/8). 

BERITA TERKAIT:
Delapan Penambang Emas yang Tertimbun di Banyumas Masih Satu Keluarga Besar: Kami Hanya Ingin Keluar dari Kemiskinan 
Operasi Pencarian Delapan Penambang di Banyumas Resmi Ditutup
RDK LKC Jateng Dirikan Posko Medis dan Sigap Layani Penanganan Relawan dalam Evakuasi Penambang

Para korban penambang emas adalah Mulyadi (40), Marmumin (32), Muhidin (44), Ajat (29), Mad Kholis (32), Cecep Supriyana (29), Rama Abd Rohman (38), dan Jumadi (33).

Semua korban adalah satu keluarga besar yang ingin mengubah nasib menjadi lebih baik. Kedelapannya adalah tulang punggung keluarga. 

Neneng (38) istri korban Mulyani tampak masih terguncang. Rumahnya baru setengah dibangun. Sering menangis dan mengusap air mata dengan ujung kerudung ketika mengingat suaminya. 

Istri korban lainnya tak kalah berduga. Setiap kali ada suara motor, ia segera menghampiri dan berharap itu adalah suaminya. Mereka harus kembali mengakrabi kemiskinan setelah suami belum ditemukan dan dinyatakan hilang di lubang galian itu.

Kerabat dan saudara lain pun tampak kompak bergantian datang ke rumah untuk saling menguatkan. Rumah para pekerja tambang itu sangat berdekatan di satu desa, satu kecamatan.

Paling banyak adalah warga Kampung Gunung Leutik, Desa Kiarasari, Sukajaya.  

"Di sini masih runtutan saudara, satu keluarga besar. Semuanya (delapan orang) adalah tulang punggung keluarga," ujar adik dari Mulyadi, Afif Saifuddin (36) mewakili keluarga di rumahnya, Rabu (2/8/2023).

Afif mengatakan, awalnya Mulyadi dan saudaranya atau penambang lain itu hanya bekerja serabutan. Pekerjaan apa pun diambil.

Tak sedikit, di antara delapan orang ini ada yang pergi mengadu nasib ke luar kota.

Bekerja sebagai penambang emas pun akhirnya menjadi pilihan melepaskan diri dari jerat kemiskinan.

Tak ada pilihan lain memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan penggalian tambang adalah pengalaman pertama mereka. Menambang emas bisa menghasilkan banyak uang daripada pekerjaan sebelumnya.

Mengingat tak ada ijazah pendidikan, bekerja tetap di perusahaan atau kantoran di Bogor tak bisa dilakukan.

"Karena (hasil) pekerjaan di sini petani, serabutan, dan dagang tidak mencukupi kebutuhan hidup. Ya bagaimana pun caranya nasib harus berubah, keuangan keluarga terpenuhi," ujarnya.

Mereka akhirnya pamit secara bergantian dengan niat mau menambang emas ke Jawa Tengah.

Tak punya pengalaman atau ahli dalam menambang. Semua itu dilakukan karena tuntutan kebutuhan pekerjaan.

“Pergi ke Banyumas saling ajak karena ada peluang kerja dan hasil lumayan. Mereka semua merupakan keluarga."

"Jadi ini duka kami, duka keluarga besar. Ada namanya Ajat, awalnya pedagang mie ayam. Nah, Dia baru berangkat Idul Adha."

"Dia baru pertama kali ikut dan sekarang tidak pulang kembali," ujar Afif mewakili keluarga lainnya.

Rabbani (60) ayah dari Marmumin, korban lainnya, masih berharap pencarian terhadap anaknya bisa dilanjutkan.

Marmumin tergiur dengan hasil kerja di tambang emas. Sebab, ia merasa menjadi pedagang tidak cukup untuk menafkahi anak dan istri.

"Karena kebutuhan keluarga akhirnya pilih tambang. Emang faktor ekonominya begitu. Marmumin istrinya Entin (27). Anaknya dua, perempuan semua masih kecil," ujar Rabbani dengan tegar.

Muhidin paling tua. Ia baru saja menikah satu tahun lalu dan sedang merenovasi rumahnya.

Rabbani menyebut bahwa anaknya itu adalah pahlawan bagi keluarga.

Kabar dinyatakan hilang, sambung Rabbani, kini membuat perekonomian kembali ke kondisi semula.


 

***

tags: #penambang emas #bogor #banyumas #kemiskinan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI