Praktisi Kehumasan Didorong Menkominfo untuk Manfaatkan Teknologi AI

Media ini juga memungkinkan transformasi peran PR menjadi tonggak komunikasi melalui kreativitas dan inovasi dalam penyampaian informasi kepada publik.

Jumat, 04 Agustus 2023 | 21:32 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- Praktisi kehumasan di Indonesia diminta oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi untuk memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI), apalagi saat ini Tren penggunaan teknologi AI kian meningkat dalam berbagai sektor. 

Budi Arie Setiadi menyampaikan itu saat memberikan sambutan Kunci Pembuka dalam Opening Indonesia Public Relations Summit 2023 " Innovation for Reputation “, di Jakarta Selatan, Jumat (04/08/2023).

BERITA TERKAIT:
Tanggapi Desakan Menkominfo Mundur, Presiden RI: Semua Sudah Dievaluasi
Imbas PDN Diretas, Jokowi Evaluasi Menteri Budi
PDN Diretas, Menkominfo Budi Arie Didesak Mundur
Idul Adha 1445 Hijriah, Menkominfo Serahkan 10 Ekor Sapi untuk Kurban
Menkominfo: Hoaks Pilpres 2024 Lebih Landai Dibanding Tahun 2019 

“Peran AI telah digunakan untuk menganalisis data serta mengidentifikasi tren di dunia kehumasan," katanya. 

"AI digunakan juga untuk menelusuri dan mengukur dampak program public relations. Otomasi oleh bot dikerahkan sebagai layanan pengguna 24 jam,” sambungnya.

Pemanfaatan teknologi AI, menurut Budi Arie akan memudahkan praktisi kehumasan meningkatkan komunikasi dengan publik. Bahkan, menurutnya data Chartered Institute of Public Relations 2022 menunjukkan, peluncuran ChatGPT menjadi pencetus pengembangan AI di dunia PR.

“Seperti yang dilakukan Bloomberg News, hampir sepertiga konten dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan atau robot reporters, yang kemudian memudahkan jurnalis berfokus pada konten yang didasarkan pada riset, data, serta humanisme yang kuat,” jelasnya.

Ia menilai setiap praktisi PR telah beradaptasi dengan berbagai ruang digital seperti situs web, aplikasi online, YouTube, situs media sosial Facebook dan LinkedIn, Instagram, blog, atau podcast.

“Media ini juga memungkinkan transformasi peran PR menjadi tonggak komunikasi melalui kreativitas dan inovasi dalam penyampaian informasi kepada publik,” ujarnya.

Meski begitu, Budi Arie menyatakan praktisi kehumasan tidak boleh sepenuhnya mengandalkan teknologi tanpa kendali. “Sisi negatif digitalisasi juga terasa ketika kita dihadapkan dengan polarisasi, penipuan, dan keresahan akibat disinformasi yang mudah tersebar lewat media digital,” tandasnya.

Kemudian iamenyontohkan saat pandemi Covid-19, perjuangan panjang bukan hanya dalam aspek kesehatan, namun juga banyaknya informasi yang tidak valid.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO “We’re not just fighting an epidemic, we’re fighting an infodemic”. Reputasi dan citra lembaga publik maupun privat menjadi taruhannya. “Saya yakin, bukan hanya pemerintah tetapi kita semua berusaha mengatasi krisis di sektor masing-masing,” jelasnya.

Dalam acara itu, Budi Arie didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong. Turut hadir Direktur Utama Jasa Raharja; Rivan A. Purwantoro dan Founder dan CEO The Iconomics.com; Bram S. Putro.

***

tags: #menkominfo #budi arie setiadi #kehumasan #artificial intelligence

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI