Nilai Tukar Petani Mengalami Kenaikan 1,09 Persen di Agustus 2023

Kenaikan tertinggi NTP berada di Provinsi Sulawesi Barat.

Jumat, 01 September 2023 | 22:31 WIB - Ekonomi
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Agustus 2023 naik 1,09 persen menjadi 111,85 dibandingkan bulan sebelumnya 110,64. Hal itu berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap harga-harga perdesaan di 34 provinsi Indonesia.

Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini kenaikan NTP pada Agustus 2023 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian serta biaya produksi dan penambahan barang modal. 

BERITA TERKAIT:
Perekonomian Indonesia di Bulan November Mengalami Inflasi 0,38 persen
BPS Sragen Buka Lowongan untuk Calon Mitra Statistik
ITESA Muhammadiyah Semarang Adakan Wisuda ke-29, Lima Wisudawan Sudah Diterima Kerja
Gandeng HIPMI, Pegadaian Kanwil IX Jakarta 2 Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas
Nilai Tukar Petani Mengalami Kenaikan 1,09 Persen di Agustus 2023

Sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga mengalami penurunan. "Kenaikan NTP Agustus 2023 dipengaruhi oleh naiknya NTP di empat subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,95 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,52 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,90 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,16 persen,” kata Pudji, Jumat (1/9).

Meski begitu, sebut Pudji, NTP pada subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,79 persen.

Dari 34 provinsi, sebanyak 30 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan empat provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi pada Agustus 2023 terjadi di Provinsi Sulawesi Barat, yaitu sebesar 2,47 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 1,32 persen.

Kenaikan tertinggi NTP berada di Provinsi Sulawesi Barat dan disebabkan oleh kenaikan pada subsektor tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas kakao yang naik sebesar 5,80 persen. Penurunan terbesar NTP di Provinsi Sumatera Selatan disebabkan oleh penurunan pada subsektor tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas karet yang turun sebesar 2,67 persen.

Secara nasional pada Agustus 2023, indeks harga yang diterima petani (lt) naik sebesar 1,08 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 129,58 menjadi 130,99. Kenaikan It pada Agustus 2023 disebabkan oleh naiknya It di empat subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan sebesar 1,91 persen; tanaman hortikultura sebesar 0,48 persen; tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,89 persen; dan perikanan sebesar 0,21 persen.

Di bulan yang sama, indeks harga yang dibayar oleh petani (lb) secara nasional turun sebesar 0,01 persen bila dibanding Juli 2023 yakni dari 117,12 menjadi 117,11. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai Ib di tiga subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan sebesar 0,04 persen; tanaman hortikultura sebesar 0,03 persen; dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,01 persen.

Indeks harga yang dibayar oleh petani pada dua subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu peternakan sebesar 0,09 persen dan perikanan sebesar 0,05 persen.

Nilai Tukar Nelayan (NTN), juga disebut BPS, naik sebesar 0,11 persen pada Agustus 2023. Hal itu terjadi karena kenaikan It sebesar 0,18 persen, lebih tinggi dari kenaikan Ib sebesar 0,07 persen.

"Kenaikan It disebabkan oleh naiknya It pada kelompok penangkapan di laut khususnya komoditas ikan cakalang dan rajungan sebesar 0,29 persen. Sementara It kelompok penangkapan di perairan umum untuk ikan baong dan ikan gabus turun sebesar 0,39 persen," ungkap Pudji.

Sedangkan untuk Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pada Agustus 2023 terjadi penurunan di Indonesia sebesar 0,05 persen yang disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Sedangkan, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Agustus 2023 sebesar 112,55 atau naik 1,02 persen dibanding bulan sebelumnya.

***

tags: #badan pusat statistik #nilai tukar petani #tanaman #perkebunan #sulawesi barat

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI