PIEC dan Yayasan Persada Hati Adakan KEP dengan Tema Strategi Pembangunan Berorientasi Manusia Berbudaya
Pembangunan beretika tidak bisa dilakukan dengan tujuan yang ekonomis semata, tetapi juga perlu memperhatikan aspek-aspek keadilan dan kemakmuran masyarakat sebagai tujuan.
Kamis, 14 September 2023 | 22:31 WIB - Didaktika
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jakarta- Paramadina Institute of Ethics and Civilizations (PIEC) bekerjasama dengan Yayasan Persada Hati menyelenggarakan Kajian Etika dan Peradaban (KEP) ke-21 dengan tema, "Strategi pembangunan Berorientasi Manusia Berbudaya". Acara digelar secara hibrid di Auditorium Prof. Firmanzah Universitas Paramadina Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Sebagai narasumber dalam acara tersebut Ketua PIEC Pipip A. Rifai Hasan, PhD, dan Dosen Paramadina Graduate School of Islamic Studies (PGSI) Dr. Sunaryo. Untuk moderator yakni Tri Wahyuti, MSi, yang juga merupakan Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina.
BERITA TERKAIT:
Sukses Gelar "Having Fund 2024", Universitas Paramadina Dorong Literasi Investasi Reksa Dana di Kalangan Mahasiswa
Penguatan Ekosistem Halal untuk Masa Depan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Demokrasi Internal dan Oligarki Partai
Universitas Paramadina Kolaborasi dengan Bank Sampah Melati Kelola Limbah Rumah Tangga
Universitas Paramadina Dukung Komunitas Ecodeen Suarakan Isu Lingkungan
Terselenggaranya acara tersebut mendapat apresiasi dari Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, MSc, PhD.
Dalam sambutannya Prof Didik menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam diskusi relevan dengan tujuan penyelenggaraan negara, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan umum.
"Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, peningkatan sumber daya manusia juga penting untuk diperhatikan, sebab tanpa adanya pembangunan berorientasi manusia, kekayaan dan pengelolaan sumber daya alam akan menjadi kutukan dan krisis," katanya, dalam keterangan Universitas Paramadina, Kamis (14/9).
Ia menambahkan bahwa dalam meningkatkan sumber daya manusia, perlu juga adanya budaya atau mentalitas kerja yang baik, sebab dengan dua hal tersebut, pembangunan dapat tercapai dengan baik.
Pipip A. Rifai Hasan, PhD dalam materinya memaparkan konsep pembangunan manusia berbudaya. Ia menyadari bahwa konsep pembangunan yang diterapkan di negara-negara di dunia umumnya berorientasi pada pembangunan fisik atau material.
"Namun demikian, perlu juga mempertimbangkan faktor manusia dan alam yang merupakan bagian dari lingkungan hidup dalam konsep pembangunan nasional," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa model pembangunan fisik saat ini perlu dikritisi, sebab manusia tidak dapat direduksi ke dalam aspek-aspek ekonomi. Tujuan yang lebih luas adalah kesejahteraan manusia dan hak asasi manusia.
Pipip merujuk pada Amartya Sen dan Martha Nussbaum dengan konsep capability, "Konsep kualitas hidup yang berorientasi pada kemampuan dan fungsi seseorang dalam mencapai sesuatu. Kualitas hidup manusia tercapai ketika prinsip capability tersebut dapat dilaksanakan," jelasnya.
Tidak kalah penting juga dalam mewujudkan pembangunan berorientasi manusia adalah pengertian tentang masyarakat yang beradab. Masyarakat yang beradab, menurutnya, mampu bersikap rasional dan berperilaku wajar dalam menghadapi peristiwa.
"Manusia yang beradab mempunyai sistem sosial dan cara hidup yang baik dalam kehidupannya. Apabila mengacu pada konsep masyarakat beradab, maka konsep pembangunan harus merujuk pada etika, yakni proyek pembangunan yang beradab dan berbudaya. Dengan kata lain, pembangunan yang beretika tidak bisa disertai dengan tindakan perusakan alam, pelanggaran konstitusi, atau mengorbankan kebebasan," terangnya.
Dengan demikian, pembangunan beretika tidak bisa dilakukan dengan tujuan yang ekonomis semata, tetapi juga perlu memperhatikan aspek-aspek keadilan dan kemakmuran masyarakat sebagai tujuan.
Sejalan dengan pemaparan Pipip, Dr. Sunaryo menambahkan konsep kualitas hidup manusia kaitannya dengan model pembangunan berorientasi manusia dan budaya. Dalam pejelasannya, ia memberikan tiga parameter kualitas hidup manusia berdasarkan teori capability.
"Pertama, adanya akses (the ability to achieve). Contohnya pada kasus kelaparan terjadi bukan karena tidak ada makanan, melainkan tidak adanya akses masyarakat pada sumber-sumber makanan. Kendala mencakup kendala politik, ekonomi dan lain-lain," bebernya.
"Kapabilitas adalah keinginan orang untuk meraih nilai, di mana hal ini adalah hal yang sering diabaikan dalam pembangunan. Masyarakat mempunyai nilai yang berbeda, dan hal tersebut mempengaruhi apa yang dianggap berharga bagi setiap orang. Dalam pembangunan, perlu diperhatikan pluralitas nilai dalam masyarakat. Sejalan dengan ini, Sen menyatakan bahwa demokrasi harus inheren dalam pembangunan," lanjutnya.
Aspek kualitas terakhir menurutnya adalah aspek reasoning. "Nilai bukan hal yang selalu diterima apa adanya, sebab ada kapasitas reasoning yang mencakup penalaran dan daya kritis. Oleh karena itu, apabila nalar dan kritik dibungkam, maka pembangunan kapabilitas tidak dapat berjalan dengan baik," tuturnya.
Menutup pemaparan dari dua narasumber sebelumnya, Dr. Handi Risza Idris, yang juga selaku Wakil Rektor Universitas Paramadina menanggapi bahwa memang saat ini terjadi pergeseran dalam konsep pembangunan.
"pembangunan dan aktivitas ekonomi bertumpu pada sumber daya manusia, teknologi, kebudayaan. Pentingnya pembangunan berbasis manusia juga perlu diimbangi dengan nilai-nilai agama atau spiritual. Tantangan yang saat ini dihadapi adalah mencari model pembangunan yang berbasis pada nilai-nilai negara, manusia, dan agama," tandasnya.
***tags: #universitas paramadina #didik j rachbini #pembangunan #sumber daya manusia
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Rupbasan Purwokerto Terima Barang Bukti 353 Komputer dan 17 Router dari Polresta Banyumas
16 Oktober 2024
Akselerasi Atasi Masalah Sosial, Edy Supriyanta Launching Jepara Care Store
15 Oktober 2024
Persediaan Pangan di Jateng Dipastikan Aman
15 Oktober 2024
Pemprov dan DPRD Jateng Kolaborasi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
15 Oktober 2024
Meski Tampil Dominan, Indonesia Harus Akui Keunggulan China
15 Oktober 2024
Canangkan HCTPS, Edy Supriyanta Ajak Siswa Terapkan Perilaku Hidup Sehat Sejak Dini
15 Oktober 2024
Wisata Petualangan Meningkat, ASPPI Gelar BWI ke-9 "Jateng Adventure"
15 Oktober 2024
Muhadi Setiabudi Beberkan Kunci Kesuksesan Dihadapan Wartawan dan Aktivis LSM Brebes
15 Oktober 2024
Polda Jateng Tangkap Lima Blandong yang Beraksi di Pati
15 Oktober 2024