Pemerintah Kota Semarang Launching "Cempaka" untuk Sempurnakan Penanganan Stunting
Masalah stunting dan kemiskinan ekstrim menjadi isu yang mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Semarang.
Rabu, 20 September 2023 | 13:51 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Semarang - Pemerintah Kota Semarang terus berusaha mengentaskan persoalan stunting di wilayah ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Yang terbaru, Selasa (19/9) berkolaborasi bersama para pengusaha, Pemkot melaunching program Cempaka (Cegah stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang).
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, program tersebut akan melengkapi program pengentasan stunting yang sudah ada sebelumnya. Program-program yang dimaksud tersebut antara lain, Rumah Pelita, Melon Mask, Garang Asem, dan program inovasi lainnya.
BERITA TERKAIT:
Pemkot Semarang Pastikan Stok Pangan Jelang Nataru Aman
2024, Kota Semarang Dapat Dana Transfer Umum Rp 79 Miliar
Jelang Akhir Tahun, Stok Kebutuhan Pokok di Semarang Mencukupi
Ironis! Pagi Hari Pemkot Gelar Apel Siaga Bencana, Malamnya Kota Semarang Dikepung Banjir
Walikota Semarang Sebut Guru Berperan dalam Kesuksesan Masa Depan Anak Bangsa
Program Cempaka sendiri merupakan program kolaborasi dengan berbagai stakeholder yang terdiri dari pemerintah maupun pengusaha khususnya pemilik hotel maupun Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI). Dia ingin makanan yang berlebih dari hotel bisa diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Terlebih lagi, makanan dari hotel pastinya memiliki standar dan nilai gizi yang baik untuk dikonsumsi.
“Kami melakukan kerja sama dengan pengusaha, di antaranya pemilik hotel dan PPJI. Ini memanfaatkan makanan yang berlebih, jadi bukan makanan sisa. Dari pada dibuang atau tidak bermanfaat, bisa diberikan ke masyarakat yang membutuhkan. Karena makanan hotel pasti standarnya bagus. Sehingga dari itu, nanti akan dibagikan oleh Melon Mask (Milenial Gotong Royong Atasi stunting di Kota Semarang),” kata Mbak Ita.
Masalah stunting dan kemiskinan ekstrim menjadi isu yang mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Semarang. Dengan adanya program Cempaka yang baru saja dilaunching, dirinya berharap kedua masalah tersebut dapat segera terselesaikan.
“Kita bisa efisien tidak menggunakan anggaran APBD, karena yang terbesar dalam penanganan adalah pemenuhan makanan tambahan. Sehingga kami berharap, adanya program ini dapat menambah semangat agar stunting ataupun kemiskinan ekstrim bisa turun di kota Semarang,” harapnya.
Pemerintah kota Semarang terus melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah stunting dan kemiskinan ekstrim di Kota Semarang. Mengingat, khususnya anak yang mengalami stunting dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya yang berakibat pada masa depan mereka. Melalui berbagai program yang sudah diluncurkan oleh pemerintah Kota Semarang untuk menyelesaikan masalah stunting maupun kemisikinan ekstrim, diharapkan pada tahun 2024 kota Semarang zero stunting dan zero kemiskinan ekstrim.
Atas inovasi tersebut, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo pun memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang. Dirinya menuturkan bahwa apa yang dilakukan pemerintah kota Semarang dapat dicontoh pemerintah daerah lainnya. Ia pun menjelaskan bahwa mengajak stakeholder dari berbagai macam instansi pemerintah maupun swasta merupakan ide yang sangat inovatif dari Pemerintah Kota Semarang.
“Arahan bapak Presiden adalah pentahelix dengan menggerakkan seluruh stakeholder baik pemerintah ataupun swasta. Sehingga tidak hanya pemerintah, TNI, Polri yang bergerak, tetapi juga pengusaha. Di Semarang, Saya kira ide yang sangat inovatif. Inilah yang bisa dicontoh pihak lain. Saya kira kalau kota-kota besar bisa menggerakkan perhotelan, yang memang mampu mengolah makanan dan bisa mengatasi stunting. Ini cocok sekali kerja sama dengan pengusaha,” terangnya.
Dengan adanya program Cempaka ini, dirinya berharap dapat menyelesaikan dua masalah sekaligus di kota Semarang. Kedua masalah tersebut adalah masalah stunting dan masalah kemiskinan ekstrim.
“Warga yang stunting atau miskin ekstrim harus disentuh dari yang dekat dengan hotel itu, jadi hotel seperti menjadi orang tua asuh. Karena kalau konsumsi makanan cukup pastinya dia tidak dimasukkan dalam kemiskinan ekstrim nantinya,” tandasnya.
Kasus stunting di Kota Semarang sendiri per Agustus 2023 terdapat 1.022 kasus, angka tersebut turun dari sebelumnya pada Februari 2023 sebanyak 1.340 kasus.
***tags: #pemkot semarang #stunting #mbak ita
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Asisten Pelatih PSIS Lanjutkan Program Kursus AFC Pro Diploma Modul ke-6
11 Desember 2023

Kementan Lewat Program UPLAND akan Bantu Petani Dapat Permodalan
11 Desember 2023

Terima Keluhan Pedagang TikTok Shop, Mendag Zulhas: Besok Bisa Jualan Lagi
11 Desember 2023

Lewat Pengacaranya Firli Bahuri Minta Status Tersangkanya Dicabut
11 Desember 2023

Wanita Warga Jepang Ditemukan Tewas di Hotel dengan Bekas Jeratan di Leher
11 Desember 2023

BBPJT Karantina Pemenang FTBI Ikuti Kemah Penulisan Cerkak
11 Desember 2023

Petugas lakukan perawatan dan pemeliharaan Rutin Kendaraan Dinas Lapas Brebes
11 Desember 2023

Pinjol Meresahkan, Masyarakat Diminta Perhatikan Perjanjian
11 Desember 2023

Aksi Dukun Pengganda Uang Tipu Warga Yogyakarta: Bisa Ambil Uang dari Bank Gaib Dewi Lanjar
11 Desember 2023

Begal Payudara Meresahkan di Demak, Kini Diselidiki Polisi
11 Desember 2023