Industri Perikanan Jepang Mengalami Kesulitan Usai China Stop Impor Seafood Imbas Limbah Nuklir Dibuang ke Laut
Otoritas Bea Cukai China menolak semua impor makanan laut Jepang.
Selasa, 26 September 2023 | 18:51 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Jakarta - Satu bulan telah berlalu sejak PLTN Fukushima Daiichi Jepang mulai membuang limbah air radioaktif yang telah diolah dan diencerkan ke laut. Tahap pertama pelepasan itu dimulai pada 24 Agustus dan berakhir pada 11 September kemarin.
Impor makanan laut dari Jepang di Cina pun turun tajam karena pembatasan yang diberlakukan Cina sebagai respons terhadap pelepasan air radioaktif yang telah diolah dan diencerkan oleh Jepang.
BERITA TERKAIT:
Kebaikan di Kereta Bawah Tanah: Sebuah Kisah Tentang Empati dan Semangat Belajar
Gempa Bumi Dahsyat Guncang Tibet, Korban Jiwa Mencapai 126 Orang
Puluhan Orang Tewas Akibat Gempa Berkekuatan 7,1 di Tibet, Cina
Kemenkes Sebutkan Belum Ada Kasus HMPV di Indonesia
Bunuh Teman Sekelas Demi Uang, Dua Orang Remaja di China Divonis Penjara Seumur Hidup
Telah dibuktikan bahwa kadar konsentrasi radioaktif “tritium” usai pelepasan tahap pertama terbilang aman. Tritium terdeteksi 10 becquerels per liter yang mana jauh di bawah batas operasinal yang ditetapkan oleh Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO) yakni 700 becquerels per liter. Kandungan tritium di dalam ikan pun terbilang sangat rendah untuk bisa terdeteksi
Namun, pemerintah Cina menentang permbuangan tersebut sejak awal tahap pertama pelepasan dan masih bertahan 1 bulan sampai sekarang. Alih-alih menyebutnya sebagai “air yang diolah”, pemerintah Cina menggunakan istilah “air yang terkontaminasi nuklir”.
Otoritas bea cukai di Cina telah memperketat pembatasan impor sejak bulan Juli kemarin dan menolak semua impor makanan laut Jepang sejak awal pelepasan pertama.
Yamaharu, pedagang grosir di pasar ikan terbesar di Jepang mengatakan bahwa pengeluaran bulan ini turun ratusan ribu dollar usai penentangan Cina.
“Situasi kian memburuk dari hari ke hari. Ini sangat sulit,” kata Yasuhiro Yamazaki, Pemimpin Yamaharu.
Nilai impor produk laut Jepang di Cina pun turun lebih dari 67 persen pada bulan Agustus menjadi sekitar 3 miliar yen atau sekitar 20,2 juta dolar.
Sekarang upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan konsumsi seafood di dalam negara Jepang sendiri. Seperti kampanye yang dilakukan salah satu restoran sushi untuk menjual lebih banyak tangkapan ikan laut kepada pelanggan.
Di kota pelabuhan di Prefektur Hokkaido juga membuat kampanye membeli banyak kerang untuk digunakan sebagai menu makan siang di 100.000 sekolah di Jepang.
Pemerintah Jepang juga masih akan melanjutkan untuk membujuk Cina untuk mencabut penentangan impor seafood, namun sampai sekarang Cina masih tidak bergeming.
Sumber: NHK WORLD-JAPAN
Berita ini ditulis oleh wartawan magang: Maulida Najma Safitri.
***tags: #china #jepang #ikan #limbah #nuklir
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Kebakaran Landa Sejumlah Bangunan di Kemayoran Gempol
15 Januari 2025
PT Sritex Pailit, Karyawan PT Biratex Industries Pilih di PHK Daripada Going Concern
15 Januari 2025
Menag Nasaruddin Umar Minta Penghulu Berkontribusi Turunkan Angka Perceraian
15 Januari 2025
Demi Keadilan Jamaah, Ketua MUI Cholil Nafis Serukan Perbaikan Sistem Dana Haji
15 Januari 2025
Gunung Semeru Kembali Erupsi dengan Tinggi Letusan Mencapai 900 Meter
15 Januari 2025
MUI dan Delegasi Akademisi Oman Bahas Potensi Kerja Sama Internasional
15 Januari 2025
Selamat! Dua Dosen Universitas Semarang Dapat SK Guru Besar
15 Januari 2025
OJK Luncurkan Buku Saku Perempuan Cerdas Keuangan
15 Januari 2025
Polisi di Surakarta Sisihkan Gaji untuk Beli Sembako bagi Kaum Duafa
15 Januari 2025
Rombongan Unwahas Semarang Kunjungi PCINU Malaysia
15 Januari 2025
PT Sritex Dinyatakan Pailit, Tim Kurator Akui Tak Pernah Diundang Bahas Going Concern
15 Januari 2025