Hujan di Jateng Diprediksi Turun pada November 2023 

Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jateng Sukasno.

Sabtu, 30 September 2023 | 14:19 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah memperkirakan awal musim hujan di provinsi ini akan mundur satu hingga tiga dasarian. Diperkirakan, wilayah Jateng pada umumnya, akan memasuki musim hujan pada November 2023.

Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jateng Sukasno. Menurutnya, awal musim hujan tahun ini dipengaruhi oleh kondisi El Nino. Ia menjelaskan, awal musim hujan di Jateng berbeda-beda antara kabupaten/ kota di Jateng, tergantung topografi wilayah masing-masing.

BERITA TERKAIT:
BMKG Prakirakan Sebagian Besar Kota Besar Hari Ini Hujan
Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini
Wilayah Pesisir Barat Lampung Diguncang Gempa, Masyarakat Diiumabu Tetap Tenang
BMKG Laporkan Adanya Gempa di Sejumlah Daerah Indonesia pada Sabtu dan Minggu
Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Disertai Petir Hari Ini

“Awal musim hujan 2023-2024 diperkirakan BMKG hadir di bulan Oktober, November, dan Desember. Namun, sebagian besar (wilayah) pada November. Rerata Awal musim hujan ini ada yang mundur satu dasarian (10 hari) sampai tiga dasarian (satu bulan),” ujarnya, di Kantor BMKG Stasiun Klimatologi Jateng Jl Siliwangi No 291 Kota Semarang, Selasa (19/9/2023).

Berdasarkan data BMKG Jateng, imbuh Sukasno, wilayah Jateng yang diperkirakan memasuki awal musim hujan pada awal Oktober 2023, di antaranya Kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara. Selain itu sebagian wilayah Kabupaten Wonosobo, Cilacap dan Temanggung, kemudian Kabupaten Pemalang, Pekalongan dan Batang bagian selatan, Kabupaten Kebumen bagian utara, wilayah barat laut Kabupaten Purworejo, sebagian wilayah selatan Kabupaten Brebes dan Tegal, sebagian wilayah barat daya Kabupaten Kendal, sebagian kecil wilayah Kabupaten Magelang.

Sementara itu wilayah yang diperkirakan mengalami awal musim hujan pada November 2023 adalah, Kota Semarang, Salatiga, Surakarta dan Magelang, Kabupaten Demak, Kudus, Blora, Grobogan, Semarang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri, sebagian besar wilayah Kabupaten Kendal, Jepara dan Magelang. Kemudian sebagian wilayah Kabupaten Cilacap, Purworejo, Tegal, Brebes, Pati, dan Rembang, wilayah tengah Kabupaten Pemalang dan Pekalongan, Kabupaten Batang bagian utara, sebagian kecil wilayah Kabupaten Wonosobo.

Adapun perkiraan wilayah yang mengalami awal musim hujan pada Desember 2023, adalah Karimunjawa, Kota Pekalongan dan Tegal, kemudian Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Jepara, Pati, dan Rembang bagian utara.

Sukasno mengatakan, dengan perkiraan mundurnya awal musim hujan di wilayah Jateng maka puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Februari 2024. Pada umumnya, durasi atau panjang musim hujan tahun 2023-2024 adalah 13-18 dasarian, dengan durasi maksimal 19-27 dasarian.

Jika dibandingkan durasi periode musim hujan tahun ini, lebih pendek 2-4 dasarian dari kondisi normal.

“Penyebab mundurnya adanya dampak El-Nino, kemudian bedanya antarkabupaten ini ada yang satu dan tiga dasarian, tergantung topografi wilayah masing-masing, bergantung zona musim (Zom),” urainya.

Sukasno memeringatkan, dengan adanya perkiraan awal musim hujan, masyarakat diminta waspada akan bencana hidrometeorogis yang kemungkinan terjadi. Terutama pada daerah yang rawan terjadi banjir dan tanah longsor.

Sukasno juga menjelaskan kondisi cuaca panas akhir-akhir ini disebabkan oleh adanya gerak semu matahari. 

“Bukan gelombang panas, tapi suhu maksimum karena posisi gerak semu matahari. Di Semarang pernah kami mencatat pada Oktober 2019 pernah kami mencatat 39,5 derajat celcius. Kemarin kami mencatat di 2023 suhunya 36,7 derajat celsius,” tuturnya.

Sementara itu, terkait adanya fenomena hujan yang terjadi belakangan ini, Sukasno memastikan hal itu karena efek aktivitas Maiden Julien Oscillation. Hal ini menimbulkan hujan di musim kemarau.

Fenomena itu, menurutnya tidak akan memengaruhi musim kemarau yang sedang terjadi di Indonesia.

“Itu karena maiden Julien Oscillation sedang lewat di Indonesia, kejadiannya tidak sampai seminggu nanti akan hilang. Karena sifat MJO ini berkala, datang dan pergi,” pungkasnya. 


 

***

tags: #bmkg #hujan #jawa tengah #el nino

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI