Terungkap! Ini Cara Penjual di TikTok Shop Raup Omset Miliaran Rupiah saat Live Streaming, Ternyata Pake Fake Buyer!
Ia juga mengungkapkan bahwa upah untuk sekali check out adalah Rp5.000 setiap akun per hari.
Sabtu, 07 Oktober 2023 | 10:12 WIB - Ekonomi
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Semarang - TikTok Shop yang telah resmi ditutup per 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB kemarin dinilai sebagai platform jualan yang sangat menjanjikan. Namun, ternyata ada fakta di balik omset miliaran rupiah yang didapat para penjual hanya dalam beberapa jam melakukan live streaming.
Fakta ini dibongkar oleh salah satu kreator konten TikTok, Andrea Yudias. Melalui video yang diunggah di akun TikTok miliknya, ia membongkar apa yang terjadi di balik omset miliaran rupiah seorang penjual yang berjualan dengan cara live streaming di TikTok Shop.
BERITA TERKAIT:
Terima Keluhan Pedagang TikTok Shop, Mendag Zulhas: Besok Bisa Jualan Lagi
TikTok Shop Indonesia Kembali, Kini Beroperasi di Bawah Tokopedia
Usai TikTok Shop Tutup, Pedagang Pasar Tanah Abang Minta Shopee dan Lazada Dihapus
Terungkap! Ini Cara Penjual di TikTok Shop Raup Omset Miliaran Rupiah saat Live Streaming, Ternyata Pake Fake Buyer!
Pedagang Batik di Semarang Sayangkan Pemerintah Tutup TikTok Shop
Ia pun mulai menceritakan bahwa salah satu temannya bergabung dalam sebuah grup freelance di sebuah aplikasi percakapan. Teman Andreaa itu disebutnya bekerja sebagai fake buyer atau pembeli palsu.
"Jadi akun-akun besar itu ngumpulin orang di grup aplikasi itu buat jadi fake buyer mereka pada saat live," kata Andrea.
Ia juga mengungkapkan bahwa upah untuk sekali check out adalah Rp5.000 setiap akun per hari. Sehingga jika seseorang memegang 10 akun, ia akan mendapat Rp50.000 dalam satu hari, dengan pekerjaan hanya melakukan check out palsu.
"Jadi temen gue dapat Rp50.000 sehari. Sebulan dapat Rp1,5 juta," lanjutnya.
Lantas, siapa yang membayar untuk pesanan palsu tersebut? Andrea pun menanyakan itu pada temannya. Dan jawabannya adalah bahwa si penjual telah bekerja sama dengan jasa ekspedisi untuk menangani pesanan palsu tersebut.
"Payment method-nya (metode pembayarannya -red) COD (cash on delivery -red) bang. Mereka sama jasa ekspedisi udah kerja sama. Jadi begitu barang datang ke rumah temen gue, isinya tuh sampah, bukan produk beneran. Tapi kurirnya tuh gak minta uang lagi karena mereka udah kerja sama," terangnya.
Andrea juga tak lupa menanyakan untuk apa para penjual membayar orang untuk menjadi pembeli palsu. Ternyata, hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi marketing mereka untuk menaikkan jumlah penonton live, traffic penjualan, rating, hingga testimoni.
"Hasilnya apa? Ya live mereka jadi FYP terus, makin banyak yang lihat, makin trust nih orang-orang. Jadi impulsif dan akhinta check out organik," jelasnya.
tags: #tiktok shop #live streaming #omset #fake buyer #pesanan palsu
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

106 Pengusaha Nakal Curangi MinyaKita, Terancam 5 Tahun Penjara
19 Maret 2025

Polisi Tangkap Pelaku Perampokan dan Pemerkosaan di Depok
19 Maret 2025

Menko Zulhas: Sampah Bisa Jadi Energi Baru, TPST Bantar Gebang Contohnya
19 Maret 2025

Sakit Hati Dipecat, Julian Seran Nekat Curi Uang Rp 57 Juta dari Money Changer
19 Maret 2025

Rooms Inc Semarang Gelar Nobar Indonesia vs Australia, Tamu Cukup Bayar Rp 200.000
19 Maret 2025

Kemensos Bahas Usulan Pahlawan Nasional 2025, 10 Nama Masuk Daftar
19 Maret 2025

Pemprov Jateng Raih Penghargaan KPK atas Capaian Tertinggi MCP
19 Maret 2025

Ifan ‘Seventeen’ Jadi Dirut PFN, KPK Ingatkan Kewajiban Lapor LHKPN
19 Maret 2025

Dua Mantan Polisi Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Pemerasan DAK SMK
19 Maret 2025

BPKH Serahkan Bantuan Alat Kesehatan ke Rumah Sehat BAZNAS Yogyakarta
19 Maret 2025