Kepala BKKBN: TBC Jadi Salah Satu Penyeban Anak Stunting 

Hal ini disampaikan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam pertemuan Ilmiah Tahunan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) baru-baru ini. 

Selasa, 10 Oktober 2023 | 16:16 WIB - Kesehatan
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - TBC menjadi salah satu penyakit menular yang menyebabkan tergerusnya status nutrisi dan menjadi penyebab stunting. Terlebih 57% anak Indonesia tinggal di rumah tak layak huni yang memudahkan penularannya. 

Hal ini disampaikan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam pertemuan Ilmiah Tahunan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) baru-baru ini. 

BERITA TERKAIT:
Hore! Puluhan Kakek-Nenek di Rembang Diwisuda Setelah Ikuti Sekolah Lansia
BKKBN Gelar Malam Adujaknas di Semarang, Momen Ajak Remaja Tangani Stunting
Forum Genre Jateng Sabet Juara Dua dalam Adujaknas Genre 2023 
Kepala BKKBN: TBC Jadi Salah Satu Penyeban Anak Stunting 
Ladies, Tunda Nikah Bisa Picu Penyakit Lho! Ini Penjelasan BKKBN 

Menurut Hasto, upaya percepatan penurunan stunting dengan kolaborasi berbagai pihak telah menunjukkan penurunan yang signifikan. 

"Kalau kita lihat target yang diberikan Pak Presiden yakni 14% di tahun 2024. Hari ini, stunting 21,6% harus turun 3,8% di tahun ini. Mudah-mudahan hasil SSGI 2023 akhir ini mencapai 18% atau 17,8%. Untuk balita 21,6% tetapi untuk baduta yaitu 17,9% sehingga ada harapan. Semua yang masih di atas 10% masih punya PR (pekerjaan rumah) untuk kita supaya bisa menurunkan stunting dengan sebaik baiknya," kata Hasto. 

Ia juga menyebutkan variasi makanan bagi anak-anak

"Hari ini variasi makanan anak-anak Indonesia di kota masih lebih bagus daripada daerah. Hari ini juga ASI eksklusif masih berat untuk mencapai 70%. Oleh karena itu kita meminta dukungan dari rekan-rekan semua supaya ASI eksklusif bisa mencapai 70%," ujar dia.

Kualitas keluarga dan mental emotional disorder di kalangan anak-anak dan remaja yang jumlahnya terus meningkat setiap tahun juga disoroti. 

"Karena itu BKKBN mengembangkan IBangga yang pada prinsipnya mengembangkan indikator keluarga tenteram, bisa mandiri, dan bahagia. Ada hasilnya dan ini sudah masuk rencana pembangunan jangka panjang untuk dicapai targetnya yaitu indeks pembangunan keluarga," jelas Hasto. 

Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah menyebutkan selama 2022 terdapat 15% status pneumonia pada anak, terutama balita. Di Sumbar, kasus pneumonia pada bayi 1,7%, balita 3,8%, dan usia di atas 5 tahun 4,1% dengan jumlah kematian sebanyak 5 jiwa. 

"Peran orangtua sangat diharapkan untuk menciptakan anak yang sehat berakhlak dan berdaya saing dengan menjadikan orangtua sebagai contoh provider bertanggung jawab menyiapkan semua kebutuhan anak dan akan memberikan perlindungan kepada anak, dan memberikan informasi kepada anak tentang hidup sehat serta mempromosikan pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat," kata Mahyeldi.


 

***

tags: #bkkbn #stunting #idi #tbc #anak

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI