Beralih ke Pertanian Organik, Hasil Panen Petani Blora Kini Berlipat
Petani di daerah lain resah karena kekeringan. Namun hal ini tak terjadi di Blora setelah mereka menerapkan pertanian organik.
Jumat, 03 November 2023 | 14:43 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Blora - petani Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Blora beralih menggunakan pupuk Organik. Hasil yang didapat pun melimpah bahkan berkali lipat dari sebelumnya.
petani di daerah lain resah karena kekeringan. Namun hal ini tak terjadi di Blora setelah mereka menerapkan pertanian Organik.
BERITA TERKAIT:
Beralih ke Pertanian Organik, Hasil Panen Petani Blora Kini Berlipat
Blora Ingin Jadi Kabupaten dengan Pertanian Organik Nomor Satu
Petani Temanggung Kembangkan Pupuk Cair dari Jamur
Musim Tanam, Stok Pupuk Subsidi di Jateng Capai 125 Ribu Ton
Kasus NIK Dipakai Vaksin Orang Lain Terjadi di Boyolali
Mereka memanfaatkan sumur bor untuk mengairi sawahnya. Maka tak heran, selama setahun para petani itu biasanya panen sebanyak tiga kali.
Sawah yang mereka garap hampir tidak pernah ditanami tanaman lain, selain padi. Saat ini, yang sedang tren di kalangan mereka yaitu bercocok tanam padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification) Organik.
Seorang petani bernama Supardi mengaku memulai pertanian Organik sejak 2021. Dia memutuskan beralih ke Organik karena sebelumnya selalu terkendala masalah pupuk kimia yang malah menjadi salah satu penyebab gagal panen.
“Gagal panen setahun atau tiga kali musim. Akhirnya pindah ke Organik,” ucap Supardi.
Dua tahun bergelut dengan pertanian Organik, Supardi mengatakan ada penambahan pendapatan. Pada musim panen pertama menggunakan sistem pertanian Organik, dirinya hanya mampu mendapatkan 5 karung gabah dengan luas lahan 3.000 meter persegi.
“Hasil panen awalnya hanya 5 karung, kemudian meningkat lagi 12 karung, kemudian meningkat lagi 24 karung. Satu karung itu berisi 50 kilogram gabah,” kata dia.
Menurutnya, dengan beralih ke pertanian Organik dirinya mendapakan banyak manfaat. Mulai dari kondisi tanah yang kembali subur, tidak tergantung dengan pupuk kimia, dan meningkatkan produktivitas.
Supardi juga mengaku senang padi organiknya menjadi perhatian sejumlah kalangan. Meski diakuinya tak mudah saat memulainya.
“Alhamdulillah senang sekali, mungkin ini suatu tantangan yang perlu dihadapi. Memang pertama ada gejolak dianggap itu apalah dan banyak yang mem-bully atau mencemooh, tapi saat ini para petani lainnya sudah tahu semua perkembangannya, manfaatnya dari Organik sudah tahu semuanya,” kata dia.
Sementara itu, Edi Triyanto yang juga menggeluti pertanian Organik mengaku hampir setiap hari dirinya pergi ke sawah untuk memastikan padi yang ditanamnya dapat tumbuh dengan baik.
“Ya sehari-hari kita ke sawah nyemprot padi. Pagi hari sebelum matahari terbit kita biasanya sudah ke sawah. Ketika padi mulai disiangi (rumputnya) ya, kita siangi atau matun,” kata dia.
Dia mengaku membuat sendiri pupuk dan pestisida dengan memanfaatkan bahan-bahan Organik yang ada di sekitar tanpa mengeluarkan biaya besar. Misalnya pupuk kandang, baik dari kotoran sapi, kambing ataupun ayam.
Kemudian juga ada pupuk kompos dengan tambahan gedebok pisang, dedaunan, dan sekam padi.
“Sehari hari ya semua perangkat untuk pertanian Organik ya kita buat sendiri mulai dari kompos, mikro organisme lokalnya dengan POC (pupuk Organik cair) kita,” terang dia.
Apabila tanaman padinya kurang nutrisi, maka dapat disemprot menggunakan pupuk Organik cair berupa POC buah maja, bonggol pisang, rebung bambu. Sedangkan untuk pengendalian gulma, para petani biasanya menggunakan alat osrok.
“Bahan-bahan ada di sekitar kita, hanya yang beli tetes tebunya saja. Sama-sama sekali enggak ada kimiawi,” ujar dia.
Edi mengungkapkan alasannya menggeluti pertanian Organik karena kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat. Dia mengaku setelah pulang merantau dari Jakarta tiga tahun lalu, sudah tertarik untuk mengonsumsi makanan yang bebas dari bahan kimia.
“Kemudian ada program pelatihan Organik yang diinisiasi oleh pertamina melalui CSR, ya setelah itu kita melakukan praktik,” katanya yang sudah panen padi Organik selama 4 kali dengan luasan lahan 1.000 meter persegi tersebut.
***tags: #organik #blora #petani #pertanian
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Gelaran Wayang Kulit di Posko Jaguar, Mbak Agustin Ajak Warga Kawal Suara Kemenangan
07 November 2024
Infinix XPad, Penantang Baru Tablet di Kelas Rp2 Juta-an
07 November 2024
KPU Brebes Kerahkan Ratusan Warga untuk Sortir dan Lipat Surat Suara Pilbup 2024
07 November 2024
SDN Tugurejo 02 Semarang Ajak Siswa Belajar Sejarah Dengan Kunjungi Monumen Tugu
07 November 2024
Dihadapan Komisi XIII DPR RI, Kemenkumham Jateng Ungkap Kendala Pelaksanaan Tusi
07 November 2024
Polisi Geledah Gudang Pakaian Bekas Ilegal di Batam, akan Diselundupkan ke Sumatera
07 November 2024
Lapas Brebes Berikan Layanan Komunikasi Gratis Berupa Video Call Bagi Warga Binaan
07 November 2024
Empat Orang di Jambi Tewas Akibat Hirup Gas Beracun Saat Bersihkan Sumur
07 November 2024
Pemprov Jateng Terus Berupaya Sediakan Rumah Layak Huni Dengan Harga Terjangkau
07 November 2024
Ratusan Imigran Rohingya Terkatung-katung di Depan Kantor Kemenkumham Aceh
07 November 2024
Menag Sebut Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Peradaban Kemanusiaan dan Keagamaan
07 November 2024