Dintan Purbalingga Gunakan Drone Pertanian untuk Lakukan Gerakan Pencegahan Serangan OPT

Pengoperasian drone pertanian yang berkapasitas angkut 20 liter tersebut selama 1 jam akan bisa menyemprot 18 hektar lahan pertanian.

Jumat, 24 November 2023 | 10:55 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Purbalingga- Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah melakukan gerakan pencegahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan pestisida hayati yang diaplikasikan melalui drone pertanian. Kegiatan itu diadakan di lahan tanaman padi Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah, Kamis (23/11/23).

Menurut Kepala Bidang Perlindungan Pertanian Dinas Pertanian Purbalingga, Edy Setyanta, kegiatan itu merupakan kolaborasi Pemkab Purbalingga dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto. Kegiatan tersebut sebagai percontohan pengaplikasian drone pertanian kepada petani.

BERITA TERKAIT:
Terdampak Kekeringan, Puluhan Hektare Sawah Terancam Puso
Kelompok Tani Terima Bantuan Alat Pertanian
Kementan Tambah Alokasi Pupuk Subsidi di Jateng, Dispertan Grobogan: Semoga Tidak Kelangkaan di Musim Tanam 
Ancaman Bagi Pedagang Bandel yang Jual Daging Tak Layak Konsumsi di Kota Semarang
Dintan Purbalingga Gunakan Drone Pertanian untuk Lakukan Gerakan Pencegahan Serangan OPT

“Kegiatan ini kita lakukan untuk percontohan penggunaan drone pertanian. Mudah-mudahan nanti ke depan menjadi budaya modern bagi petani kita, karena kinerja dari drone ini tentunya lebih menghemat waktu, bisa menghemat tenaga. Sehingga harapan kita pencegahan, penanggulangan, dan pemupukan tanaman padi dan yang lain itu bisa secara efektif,” ucapnya.

Saat ini, sebut Edy banyak hama wereng batang coklat yang menyerang tanaman padi milik petani di Kecamatan Kalimanah. Oleh karena itu, pihaknya memilih Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah dalam gerakan pengendalian OPT dengan drone pertanian. “Serangan OPT wereng batang coklat ini cukup melanda terutama di wilayah Padamara dan Kalimanah. Jadi hari ini kita memberikan percontohan pencegahan atau pengendalian penyakit atau hama tanaman menggunakan asap cair yang merupakan pestisida hayati yang sangat sangat aman bagi kesehatan kita semua,” katanya.

Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan mengatakan adanya teknologi drone ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan jumlah sumber daya manusia, biaya produksi, serta meningkatkan efisiensi usaha tani, karena selain lebih hemat waktu, hemat biaya, dapat dilakukan secara serempak dan merata dalam satu area di waktu yang bersamaan. 

Ia menyebut pengoperasian drone pertanian yang berkapasitas angkut 20 liter tersebut selama 1 jam akan bisa menyemprot 18 hektar lahan pertanian. “Satu jam 18 hektar, jadi fokusnya lebih kepada meningkatkan produksi. Dengan adanya ketersediaan produksi akan menjaga kestabilan harga. Dari situlah kenapa BI turun untuk menjaga inflasi dari sisi supply produksi dari barang-barang pertanian,” ungkapnya.

Selain itu, diharapkan juga dapat menarik minat generasi muda untuk masuk ke usaha pertanian, karena saat ini jumlah petani muda relatif masih sedikit dikarenakan usaha pertanian masih dirasa kurang bergengsi dibanding usaha yang lain. Pada Kesempatan tersebut KPw BI Purwokerto juga memberikan bantuan mesin pompa air senilai seratus juta rupiah kepada Gapoktan Catur Manunggal.

“Ini menjadi penting karena dalam jangka panjang sekarang petani kita sudah banyak yang berumur, dan apakah pertanian menjadi sesuatu yang menarik buat generasi milenial dan generasi z. Dengan teknologi seperti ini akan memancing bagaimana motivasi teman teman, anak anak muda untuk mulai bermain di pertanian karena pertanian penting buat ketahanan pangan,” lanjut Rony.

Sementara itu Plt Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam, mengatakan pengaplikasian drone pertanian bisa menjadi salah satu solusi bagi para petani untuk pengendalian hama dengan teknologi kekinian. Drone tersebut, sambungnya akan dikelola oleh Dinpertan Purbalingga, dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang membutuhkan.

“Ini fungsinya sangat banyak, untuk pengendalian hama, untuk pemupukan, untuk pemetaan. Jadi sekarang basis datanya adalah basis peta digital atau poligon dengan drone ini bisa dimanfaatkan untuk pemetaan lahan kita, jaringan irigasi pun bisa dipetakan dengan drone agar kita nanti bisa punya data yang akurat real di lapangan. Teknologi akan terus berkembang sesuai kebutuhan tinggal bagaimana kita bisa mengikuti dengan arif dan bijaksana,” tutupnya.

***

tags: #dinas pertanian #kabupaten purbalingga #drone pertanian #organisme pengganggu tanaman (opt)

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI