Pengalaman Ganjar Jawab "Serangan" Prabowo-Anies

KUASAKATACOM, Jakarta – Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menggunakan pengalamannya untuk menjawab “serangan” dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam debat capres Perdana di Gedung KPU, Selasa malam.

Dalam debat sesi pertama ini, Ganjar diminta untuk memaparkan program strategis yang dia siapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berkeadilan. Tanpa ragu, Ganjar menyampaikan pengalamannya selama 10 tahun memimpin Jawa Tengah dalam meningkatkan pelayanan publik.

BERITA TERKAIT:
Bawaslu Gerebek Pertemuan Kades di Semarang, Berikut Tanggapan Tokoh PDI Perjuangan
Ganjar: Politik Machiavellian Gunakan Penegak Hukum Jadi Alat Pembuat Rasa Takut
Akan Memasuki Usia 79 Tahun, Berikut Gubernur yang Pernah Menjabat di Jawa Tengah
Mantan Ajudan Ganjar Pranowo Maju Pilkada Tegal, Ambil Formulir Cawabup di Panti Marhaen 
Prabowo Wacana Tambah Menteri Jadi 40 Jabatan, Ganjar Ingatkan Politik Akomodasi  

“Saya berpengalaman 10 tahun dalam bidang ini (pelayanan publik). Saya ingin mengajak mereka (kaum rentan) berpartisipasi sejak awal,” tuturnya, Selasa.

Dijelaskan olehnya, pihaknya akan menghadirkan kaum rentan seperti perempuan, disabilitas, anak-anak, dan kelompok rentan yang lain, termasuk orangtua, dalam setiap Musrenbang.

“Hal tersebut agar dalam mengambil keputusan, mereka aware, mereka peduli apa yang mereka rasakan. Kesetaraan dalam perencanaan pembangunan itulah yang kita harapkan bisa merepresentasikan apa yang mereka harapkan,” ujarnya.

Dari sisi aparaturnya, lanjut dia, harus ada kontrol publik dan memberikan ruang kepada masyarakat untuk menyampaikan masukan dan kritikan. Dalam hal ini, lagi-lagi Ganjar menyampaikan solusi berdasarkan pengalamannya saat memimpin Jateng.

“Pengalaman kami kalau membuat “Laporgub” sebagai suatu ruang komplain publik yang pemerintah tidak boleh baperan. Pemerintah harus menerima seluruh masukan dan kritikan,” ujarnya.

Jika yang diupayakan tidak berjalan dengan baik, kata dia, maka pemerintah tertinggilah yang kemudian akan mengambil alih itu. Sehingga pelayanan akan jauh lebih baik.

Pada kesempatan itu, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menanggapi pemaparan Ganjar dengan membandingkan pelayanan publik yang juga menggunakan teknologi selama dia memimpin DKI Jakarta.

Menanggapi tanggapan Anies itu, Ganjar pun tak bereaksi banyak soal pelayanan publik ini lantaran pemikiran keduanya similar.

“Menggunakan teknologi yang disampaikan oleh Mas Anies sudah betul. Rupanya kita sama pada soal ini,” ujar Ganjar.

Sementara itu, capres nomor urut 2 Prabowo justru “menyerang” Ganjar dengan menyinggung kelangkaan pupuk di Jawa Tengah.

Lagi-lagi, Ganjar mampu menjawab persoalan pupuk yang disinggung oleh Prabowo tersebut.

“Pupuk langka terjadi di Papua, Pak (Prabowo), pupuk langka terjadi di Sumatera Utara, Pak, pupuk langka terjadi di NTT, Kalimantan Timur, termasuk bensin,” ujarnya.

Ganjar menyebut bahwa data petani di Indonesia tidak pernah beres yang menyebabkan distribusi pupuk tidak berjalan dengan baik.

“Mungkin Bapak (Prabowo) sedikit agak lupa, untuk sedikit mengingatkan karena Bapak Prabowo pernah menjadi ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), data petani kita tidak pernah beres, kalau kemudian satu data petani itu bisa dikelola maka distribusi pupuknya harus tepat sasaran,” sambungnya.

Bahkan, lanjut Ganjar, dirinya pernah meminta kepada Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin untuk menambah kuota pupuk untuk petani.

“Saat kuota pupuk dibatasi maka ini yang saya telepon Pak Wapres (Maruf Amin) pada saat itu. Pak Wapres please, kasih tambahan, kalau tidak, tidak cukup, dan ini (kelangkaan pupuk) terjadi di seluruh Indonesia,” tukasnya.

Dari pemaparan Ganjar Pranowo ini menunjukkan bahwa dirinya memiliki pengalaman menjadi pemimpin yang solutif untuk memberikan jalan keluar persoalan-persoalan masyarakat.