FAO dan Kementerian Pertanian Jalin Kerjasama Konservasi Keanekaragaman Tanaman 

Proyek ini menghadapi tantangan utama dalam konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumber genetik tanaman

Rabu, 10 Januari 2024 | 20:58 WIB - Ekonomi
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Organisasi Pangan dan Pertanian di bawah naungan PBB (FAO) bersama Kementerian Pertanian RI melakukan kerjasama. Kerjasama diresmikan dengan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Operasional (OPA) dan ini menjadi landasan proyek “Konservasi Keanekaragaman Tanaman untuk Pemanfaatan Berkelanjutan di Indonesia” yang akan berlangsung hingga tahun 2027.

Proyek ini menghadapi tantangan utama dalam konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumber genetik tanaman untuk tanaman target, seperti padi, talas, ubi, pala, dan cengkeh. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi beberapa masalah kritis: 

BERITA TERKAIT:
Tingkatkan Kesadaran akan Zoonosis, Lembaga Multisektoral di DIY Adakan Sosialisasi ke Sekolah dan Perguruan Tinggi
FAO dan KKP Pulihkan Populasi Arowana yang Terancam Punah di Danau Haleung dan Melawen, Kalteng
Cegah Demam Babi Afrika, Kementan Gandeng Pemprov Kalbar dan FAO Luncurkan Program Biosekuriti
Kementan, Pemprov Sulut, dan FAO Lawan Penyakit ASF dengan Intervensi Biosekuriti bagi Peternak Babi di Sulawesi Utara
FAO dan Kementerian Pertanian Jalin Kerjasama Konservasi Keanekaragaman Tanaman 

menyelaraskan dukungan kebijakan, meningkatkan kapasitas untuk mengkonservasi dan memanfaatkan sumber genetik tanaman secara berkelanjutan, dan memperluas akses ke bahan genetik tanaman dan informasi terkait serta mengatur pembagian manfaat akses yang lebih baik, khususnya untuk konservasi in-situ. 

Dengan menangani masalah-masalah ini, proyek akan menjamin konservasi dan penggunaan berkelanjutan tanaman penting ini dan memperkuat dasar produksi pertanian berkelanjutan dan rantai nilai komoditas. 

Dengan demikian, proyek ini bertujuan untuk memperkaya kehidupan dan kesejahteraan petani lokal, baik pria maupun wanita serta Masyarakat Adat di Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Maluku Utara

"Kolaborasi ini merupakan bukti dari upaya bersama kami untuk memberikan kontribusi bermakna terhadap Target Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal. Inisiatif ini adalah manifestasi dari dedikasi kami kepada ‘4 Betters: produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik untuk semua, tidak meninggalkan siapa pun", ujar Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste.

"Melalui proyek ini, kami berharap akan ada lebih dari 20.000 penerima manfaat langsung yang terdiri dari 50% perempuan," ungkap Profesor Dr. Fadjry Djufry, Direktur Jenderal BSIP tentang tujuan kemitraan dengan FAO.

"Proyek ini bertujuan mulia untuk meningkatkan kehidupan perempuan dan Masyarakat Adat di Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Maluku Utara dengan pengelolaan sumber daya genetik yang lebih baik. Inti dari misi kami adalah menciptakan sebuah platform berbagi pengetahuan, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan efektivitas usaha kolektif kami," ucap Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si., Direktur (Plt) BBPSI Biogen dari BSIP.

Di dunia di mana keberlanjutan semakin berada di garis depan agenda global, kemitraan ini adalah contoh cemerlang dari kolaborasi proaktif di bawah mana FAO Indonesia dan Kementerian Pertanian menetapkan kursus untuk memastikan warisan pertanian kaya Indonesia berkembang bagi generasi mendatang.

***

tags: #fao #kementerian pertanian

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI