Jabar Jadi Pemasok Daging Anjing Nomor Satu di Pulau Jawa 

"Data perdagangan sangat masif, contoh di Solo 13.000 sekian yang di konsumsi dan di Jakarta 9.000 sekian dan hampir semuanya berasal dari wilayah Jawa Barat

Jumat, 12 Januari 2024 | 10:40 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Perdagangan daging anjing menjadi perhatian publik. Hal ini setelah kasus pengiriman 226 ekor anjing berhasil digagalkan di Gerbang Tol Kalikangkung Semarang belum lama ini. 

Ratusan ekot anjing tersebut dikirim dari Subang Jawa Barat menuju rumah jagal di Solo. 

BERITA TERKAIT:
IdulAdha 2024, Hotel Ciputra Semarang Serahkan Kambing Kurban ke Lanumad dan Masjid Baiturahman
Purwakarta Vaksinasi Ribuan Ternak untuk Penuhi Stok Daging Sehat selama Ramadan hingga Lebaran 2024
Jabar Jadi Pemasok Terbesar Daging Anjing, Padahal Angka Kasus Rabiesnya Tinggi 
Polda Jateng Terjunkan Personil ke Solo untuk Pemetaan Penjualan Daging Anjing
Jabar Jadi Pemasok Daging Anjing Nomor Satu di Pulau Jawa 

Berdasarkan data Dog Meat Free Indonesia (DMFI) pada 2019 lalu, ada 13.700 ekor anjing ditangkap dan dicuri setiap bulannya dari jalan-jalan kota di seluruh Jawa. Adapun Jawa Barat, disebut sebagai 'pusat pasokan' yang memasok anjing ke pusat Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

Padahal menurut Coordinator Legal Advokasi Nasional DMFI Adrian Hane, Jawa Barat termasuk provinsi dengan angka kasus rabies dari anjing yang tergolong cukup tinggi.

"Data perdagangan sangat masif, contoh di Solo 13.000 sekian yang di konsumsi dan di Jakarta 9.000 sekian dan hampir semuanya berasal dari wilayah Jawa Barat yang merupakan wilayah rabies," kata Adrian.

Sebagai pemasok utama daging anjing, Adrian mengungkapkan ada beberapa daerah di Jabar yang menjadi pusat dari pengumpulan anjing-anjing sebelum dikirim ke rumah jagal.

"Dengan daerahnya adalah di Pangandaran, Garut, Sukabumi, Subang dan beberapa wilayah lainnya," ungkapnya.

Adrian juga menerangkan, Jabar diketahui sudah sejak lama menjadi pemasok utama daging anjing. Dia menyebut, DMFI telah melakukan investigasi perdagangan anjing di Jabar sejak 2013 dan angkanya semakin masif dalam beberapa tahun ke belakang.

"Sebenarnya sejak dulu sudah ada cuma belum semasif sekarang. Dan sejak beberapa tahun cukup masif setelah demand cukup tinggi dari DKI dan Jawa Tengah," ujarnya.

"Dan dari Tahun 2013 kita sudah telusuri dan investigasi ini dan melakukan berbagai upaya setelah menemukan fakta bahwa sangat masif," imbuh Adrian.

Lebih lanjut, Adrian menuturkan, dari hasil survei yang ada, minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging anjing di Indonesia hanya 7 persen. Sedangkan 90 persen lebih lainnya, mendukung larangan aktivitas peredaran dan konsumsi hewan peliharaan itu.

Karena itu, Adrian meminta pemerintah untuk ikut serta menyuarakan penolakan dengan membuat aturan terkait larangan perdagangan daging anjing. Menurutnya sejauh ini ada 50 surat edaran dan himbauan di seluruh Indonesia terkait larangan tersebut.


 

***

tags: #daging #anjing #jawa barat #pemasok

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI