Jabar Jadi Pemasok Terbesar Daging Anjing, Padahal Angka Kasus Rabiesnya Tinggi 

"Data perdagangan sangat masif, contoh di Solo 13.000 sekian yang di konsumsi dan di Jakarta 9.000 sekian dan hampir semuanya berasal dari wilayah Jawa Barat

Jumat, 12 Januari 2024 | 11:49 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Koordinator Legal Advokasi Nasional Dog Meat Free Indonesia (DMFI) Adrian Hane menyebut Jawa Barat sebagai pemasok terbesar daging anjing di Pulau Jawa. 

Padahal, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka kasus rabies tergolong cukup tinggi. Pada 2019 lalu, ada 13.700 ekor anjing ditangkap dan dicuri setiap bulannya dari jalan-jalan kota di seluruh Jawa. 

BERITA TERKAIT:
Tingkatkan Kesadaran akan Zoonosis, Lembaga Multisektoral di DIY Adakan Sosialisasi ke Sekolah dan Perguruan Tinggi
Jabar Jadi Pemasok Terbesar Daging Anjing, Padahal Angka Kasus Rabiesnya Tinggi 
Di Timor Tengah Utara NTT Ada 178 Kasus Gigitan Anjing Rabies, Satu Orang Meninggal 
22 Orang di Padang Positif Rabies Akibat Gigitan Anjing 
400 Ribu Vaksin Rabies Anjing Diserahkan Pemerintah Australia pada Indonesia 

"Data perdagangan sangat masif, contoh di Solo 13.000 sekian yang di konsumsi dan di Jakarta 9.000 sekian dan hampir semuanya berasal dari wilayah Jawa Barat yang merupakan wilayah rabies," kata Adrian.

Sebagai pemasok utama daging anjing, Adrian mengungkapkan ada beberapa daerah di Jabar yang menjadi pusat dari pengumpulan anjing-anjing sebelum dikirim ke rumah jagal.

"Dengan daerahnya adalah di Pangandaran, Garut, Sukabumi, Subang dan beberapa wilayah lainnya," ungkapnya.

Adrian juga menerangkan, Jabar diketahui sudah sejak lama menjadi pemasok utama daging anjing. Dia menyebut, DMFI telah melakukan investigasi perdagangan anjing di Jabar sejak 2013 dan angkanya semakin masif dalam beberapa tahun ke belakang.

"Sebenarnya sejak dulu sudah ada cuma belum semasif sekarang. Dan sejak beberapa tahun cukup masif setelah demand cukup tinggi dari DKI dan Jawa Tengah," ujarnya.

"Dan dari Tahun 2013 kita sudah telusuri dan investigasi ini dan melakukan berbagai upaya setelah menemukan fakta bahwa sangat masif," imbuh Adrian.

Lebih lanjut, Adrian menuturkan, dari hasil survei yang ada, minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging anjing di Indonesia hanya 7 persen. Sedangkan 90 persen lebih lainnya, mendukung larangan aktivitas peredaran dan konsumsi hewan peliharaan itu.

***

tags: #rabies #jawa barat #daging #anjing #pemasok

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI