Lima Menteri Dikabarkan Mundur dari Kabinet Jokowi, Siapa Saja? 

KUASAKATACOM, Jakarta - Lima menteri dikabarkan akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju jilid II Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hal ini disampaikan Politisi PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus. 

Menurut Deddy kelima menteri tersebut adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

BERITA TERKAIT:
MenkopUKM Berupaya Perkuat Kualitas Produk, Pasar, dan Model Bisnis Ikan Tuna di Biak Melalui Koperasi
Lima Menteri Dikabarkan Mundur dari Kabinet Jokowi, Siapa Saja? 
Teten: Substitusi Impor Kebijakan Ekonomi untuk Perkuat UMKM
Hadirnya PLUT, Diharapkan Tingkatkan Kualitas Produk UMKM
Teten Masduki: ASEAN Jadi Incaran Produk Crossborder Global

"Itu kan nama-nama yang sudah lama diisukan," kata Deddy.

Pengunduran diri ini, menurut Deddy menjadi bukti bahwa ada persoalan serius pengelolaan negara ini. 

"Kalau itu benar dan benar-benar terjadi, menurut saya, itu tamparan keras bagi pemerintahan Jokowi dan sebagai presiden," ucap Deddy. 

Sebelumnya diberitakan, ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyatakan mendengar kabar bahwa Sri Mulyani Indrawati siap mundur dari kabinet Jokowi.

"Saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur," ujar Faisal Basri dalam acara Politicsl Economic Outlook 2024 yang diunggah di akun YouTube Progresif Idn pada Senin, 15 Januari 2024.

Faisal Basri lantas mengajak masyarakat untuk membujuk mantan Managing Director World Bank itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan menteri-menteri lain untuk mundur dari kabinet Jokowi.

Ajakan itu dilontarkan Faisal Basri karena dia menilai kinerja pemerintahan Jokowi buruk. Dia pun menyoroti sejumlah mega proyek, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kereta cepat.

"Bikin macam-macam itu duitnya enggak ada, dengan cara apa dong jadinya? Utang. Utang sekarang Rp 8 kuadriliun," kata Faisal Basri.