Sikap Jokowi Soal Presiden Boleh Kampanye Panen Sentimen Negatif di Medsos 

"Secara umum, ketika kita analisis sentimennya, 72% dari total percakapan bersifat negatif," ungkap peneliti Cakradata

Sabtu, 27 Januari 2024 | 13:55 WIB - Politik
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai kebolehan presiden untuk berkampanye dan memihak telah menimbulkan kontroversi, menciptakan banyak sentimen negatif di media sosial. 

Menurut data yang dikumpulkan oleh Cakradata dari 23 Januari hingga 26 Januari, terdapat sebanyak 60.097 percakapan mengenai pernyataan tersebut, dengan dominasi sentimen negatif mencapai 72%.

BERITA TERKAIT:
Imbas PDN Diretas, Jokowi Evaluasi Menteri Budi
Pj Gubernur Jateng Cek Kesiapan Lokasi Gala Dinner Peringatan Harganas 2024
Jokowi Singgung Konser Taylor Swift Singapura: Separuhnya Orang Indonesia, Kita Rugi
Pengamat UNAIR Soroti Risiko Politik dari Izin Tambang Ormas Agama
Jaga Laju Inflasi, Pemprov Jateng Hadirkan Program Si-Manis Mart

"Secara umum, ketika kita analisis sentimennya, 72% dari total percakapan bersifat negatif," ungkap peneliti Cakradata, Miftah Farid Mahardika.

Percakapan dengan sentimen positif hanya mencapai 19%, sementara 9% sisanya bersifat netral. 

"Warganet mempersepsikan bahwa tindakan atau pernyataan yang diambil oleh Pak Jokowi sebagian besar dianggap salah dan bahkan tidak adil. Respons emosionalnya mencakup rasa kecewa, emosi, dan kekesalan," tambah Miftah.

Selain isu mengenai presiden yang diizinkan berkampanye, tiga isu terpopuler lainnya yang terkait dengan Presiden Joko Widodo selama pekan ini melibatkan polemik atau wacana pemakzulan, serta salam dua jari yang dilakukan oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Dari ketiga tren perbandingan ini, pernyataan mengenai kebolehan presiden untuk berkampanye menjadi isu paling populer atau yang paling banyak dibahas di dunia maya dibandingkan dengan isu-isu lainnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa Kepala Negara diizinkan untuk berkampanye dalam pemilu dan bahkan dapat memihak kepada calon tertentu. 

"Presiden boleh berkampanye, boleh memihak. Tetapi yang paling penting, saat kampanye, tidak boleh menggunakan fasilitas negara. Jadi, boleh bagi Presiden untuk berkampanye," ujar Jokowi di Terminal Selatan Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Diketahui bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024, berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Surakarta dan putra sulung Jokowi.

***

tags: #presiden joko widodo #kampanye #kontroversi

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI