Harga Kebutuhan Pokok Naik, Walikota Semarang Minta Warga Tidak Panic Buying

Mbak Ita tak ingin bulan Ramadhan terjadi kenaikan harga bahan pokok.

Jumat, 23 Februari 2024 | 09:55 WIB - Ekonomi
Penulis: Holy . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang - Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta masyarakat Kota Semarang tidak panic buying dengan lonjakan harga bahan pangan, khususnya beras di pasaran. 

Pemerintah menjamin suplai beras aman dengan adanya beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Hal ini lantaran harga beras yang naik, terutama beras premium lokal. 

BERITA TERKAIT:
Menteri Era Jokowi Tom Lembong Ditahan Kejagung karena Rugikan Negara Rp400 Miliar
Ditetapkan Sebagai Tersangka, Kejagung Langsung Tahan Tom Lembong
Satgas Musnahkan Kosmetik Impor Ilegal Senilai Rp11,4 M
2.939 Karpet Impor Turki Disita, Nilainya Rp10 M
Kemendag Awasi Barang Impor Ilegal, Salah Satunya di Pusat Perbelanjaan

"Kemarin saya mendampingi Pak Menteri Perdagangan dan beliau menyampaikan bahwa beras yang naik ini adalah beras premium. Karena memang beras premium ini tidak bersubsidi," ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, Jumat (23/2). 

Mbak Ita menjelaskan, jika alasan harga beras kali ini naik lantaran saat ini masa tanam dan masa panen mundur. 

"Masa tanam dan masa panen ini bergeser, karena pada saat tahun 2023 kemarin kan ada El-Nino. Sehingga masa tanamnya ini mundur dan diperkirakan masa panen sekitar Januari-Februari mundur ke Maret," kata dia. 

Ia menyebut jika harga beras medium SPHP masih tetap sekitar Rp 11 ribu/kg. Bahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengecek harga langsung dengan membeli beras di Pasar Bulu Semarang. 

"Kalau beras medium SPHP harganya tetap. Pak Menteri bahkan membeli 5 kg itu harga Rp 55 ribu, artinya harga masih tetap Rp 11 ribu perkilogram. Ini karena disubsidi oleh pemerintah," imbuh dia. 

"Saya minta jangan panic buying karena ketersediaan beras dijamin pemerintah dengan beras SPHP. Namun jika masyarakat pakai beras premium pasti harga lebih tinggi dari harga SPHP," jelasnya. 

Di sisi lain, Pemkot Semarang juga berupaya memberikan suplai beras murah melalui program Pak Rahman (Pasar Murah dan Aman). Pihaknya mendorong Pak Rahman lebih intens, khususnya penjualan beras. Beras yang dijual Pak Rahman dijamin lebih murah karena bekerja sama antar-gabungan kelompok pertanian (gapoktan). 

"Untuk harga dan stok di Pak Rahman masih sama. Karena memang dari gapoktan ke gapoktan, itu lebih menekan harga. Mungkin lebih sedikit (tinggi) karena bukan SPHP. Beras Pak Rahman ini, gapoktan beli gabah sendiri, selep sendiri. Jadi harga masih tetap stabil," terangnya. 

Pemkot tak hanya memfokuskan diri dalam pengendalian harga beras, komoditi lain juga tetap dimonitor Pemkot Semarang menjelang Ramadan.

"Diharapkan dengan mundurnya masa panen hingga bulan Maret itu dan mendekati Lebaran, sehingga harga ini agak naik," sebutnya. 

Mbak Ita tidak ingin harga bahan pokok mengalami kenaikan saat Ramadan dan Lebaran nanti. 

"Bulan depan puasa. Harus betul-betul dijaga. Minggu depan, kami akan ajak teman-teman OPD untuk rapat terkait pengendalian inflasi," tandas dia.

***

tags: #menteri perdagangan #zulkifli hasan #walikota semarang #hevearita gunaryanti rahayu #harga bahan pokok

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI