Brunei Jadi Negara dengan Angka Kelebihan Berat Badan Tertinggi se-ASEAN
Posisi kedua ditempati oleh Malaysia dengan persentase 19,7, diikuti oleh Singapura dan Thailand
Minggu, 25 Februari 2024 | 11:26 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Bandar Sri Begawan - Brunei Darussalam menempati peringkat tertinggi dalam daftar negara-negara dengan tingkat kelebihan berat badan tertinggi di Asia Tenggara, menurut data terbaru dari The World Factbook Central Intelligence Agency pada periode 2016 hingga 2024.
Data menunjukkan bahwa 28,2 persen penduduk Brunei mengalami masalah kelebihan berat badan, hampir lima kali lipat dari peringkat keenam Indonesia yang memiliki 6,9 persen penduduk dengan masalah berat badan, seperti dilaporkan oleh Says pada Jumat, 23 Februari 2024.
BERITA TERKAIT:
Keren! Ponpes di Tapanuli Berhasil Ekspor ke Brunei Darussalam
Brunei Jadi Negara dengan Angka Kelebihan Berat Badan Tertinggi se-ASEAN
Usai dari Vietnam, Presiden Jokowi Lanjutkan Kunjungan ke Brunei Darussalam
Gabung di Grup F Kualifikasi PD 2026 Zona Asia, Erick: Indonesia Siap Tempur
Shin Tae-yong Rotasi pemain, Indonesia Kembali Gilas Brunei
Posisi kedua ditempati oleh Malaysia dengan persentase 19,7, diikuti oleh Singapura dan Thailand dengan masing-masing 11,6 persen pada peringkat ketiga dan keempat.
Melengkapi lima besar, Filipina memiliki persentase 9,3, sementara Myanmar, Laos, dan Kamboja masing-masing memiliki persentase 5,8, 5,6, dan 3,8.
Vietnam mencatatkan persentase terendah di antara negara-negara ASEAN dengan angka 1,7 persen, sedangkan Timor Leste berada di posisi terbawah dengan 1,1 persen.
Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebelumnya melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus obesitas di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, dari 10,5 persen pada tahun 2007 menjadi 21,8 persen pada tahun 2018.
"Obesitas saat ini telah dianggap sebagai penyakit yang memerlukan intervensi komprehensif," kata Eva Susanti, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, pada 9 Juli 2023.
Ia menyatakan bahwa obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi oleh peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor-faktor ini didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku, dan lingkungan.
Eva juga menyoroti kurangnya aktivitas fisik sebagai pemicu obesitas, terutama di daerah perkotaan yang mengalami berkurangnya ruang publik sebagai tempat bermain dan berolahraga.
Selain itu, kemudahan akses ke sarana modern berteknologi tinggi juga diidentifikasi sebagai faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik remaja, terutama di lingkungan perkotaan. Kemenkes mengklasifikasikan obesitas sebagai faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, penyakit jantung, kanker, hipertensi, serta penyakit metabolik dan nonmetabolik lainnya.
Eva menegaskan bahwa obesitas memberikan kontribusi signifikan pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular, mencapai 5,87 persen dari total kematian, serta penyakit diabetes dan ginjal sebanyak 1,84 persen dari total kematian.
Brunei Darussalam memuncaki daftar negara dengan tingkat kelebihan berat badan tertinggi di Asia Tenggara. Ini merujuk pada data terbaru The World Factbook Central Intellange Agcie pada 2016 hingga 2024.
Brunei mencatat bahwa 28,2 persen warganya mengalami masalah kelebihan berat badan. Angka itu hampir lima kali lipat dari data Indonesia yang berada di peringkat ke-6 dengan 6,9 persen warganya mengalami masalah berat badan, dilansir dari Says, Jumat, 23 Februari 2024.
Posisi ke-2 ditempati Malaysia dengan 19,7 persen. Disusul Singapura dan Thailand dengan 11,6 persen di posisi ke-3 dan ke-4.
Menggenapi lima besar, ada Filipina dengan 9,3 persen. Kemudian, Myanmar, Laos, dan Kamboja dengan presentase 5,8 persen, 5,6 persen, dan 3,8 persen.
Vietnam mencatatkan persentase terendah di antara negara-negara ASEAN dengan angka 1,7 persen. Terakhir adalah Timor Leste yang berada di posisi terbawah dengan 1,1 persen.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebelumnya melaporkan bahwa kasus obesitas di Indonesia meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, dari 10,5 persen pada 2007 jadi 21,8 persen pada 2018.
"Obesitas saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti, 9 Juli 2023.
Ia mengatakan, obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor tersebut didukung kontribusi faktor lain, seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku, dan lingkungan.
Selain itu, kata Eva, obesitas juga dipicu kurangnya aktivitas fisik. Ini kemudian dikaitkan dengan fenomena daerah urban, yaitu berkurangnya ruang publik sebagai arena bermain dan berolahraga.
Kemudahan mengakses sarana modern berteknologi tinggi, menurutnya, juga jadi faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik remaja, terutama di perkotaan. Kemenkes mengklasifikasikan obesitas sebagai faktor risiko penyakit tidak menular. seperti diabetes melitus, jantung, kanker, hipertensi, dan penyakit metabolik maupun nonmetabolik lain.
Eva mengatakan, obesitas berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 5,87 persen dari total kematian, serta penyakit diabetes dan ginjal 1,84 persen dari total kematian.
***tags: #brunei darussalam #kelebihan berat badan #asia tenggara
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Tour De Borobudur Sajikan Rute Menantang Kawasan Bukit Menoreh
08 Desember 2024
Menteri Imigrasi Agus Andriyanto Siap Kontribusi Pembangunan Blora
08 Desember 2024
Kemenag Beri Kesempatan 55 Siswa Madrasah Berprestasi Short Course di China
08 Desember 2024
Bertemu 28 Ormas Islam, Kemenag Bahas Kolaborasi Jaga Keberagaman
08 Desember 2024
Polisi Tangkap Dua Wanita Penjual Obat Penggugur Kandungan Ilegal di Bekasi
08 Desember 2024
Hasil Resmi Pilgub Jateng: Ahmad Luthfi-Gus Yasin Raih 11,3 Juta Suara, Andika-Hendi 7,8 Juta Suara
08 Desember 2024
Polisi Amankan Delapan Pelajar di Jakbar, Diduga akan Tawuran
08 Desember 2024
Waspadai Musim Hujan, Sumarno: Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana Terus Ditingkatkan
07 Desember 2024
Panpel PSIS Persiapan Penjualan Tiket untuk Lawan Bali United
07 Desember 2024
Sanggar Nyi Pandansari Hadirkan Tarzan dan Jane di Pertujukan Raja Rimba Fauna Nusantara
07 Desember 2024
Dubes Prancis Kunjungi Stasiun Ambarawa
07 Desember 2024