Program Makan Siang Gratis Dikabarkan Pakai Dana BOS, Guru: Kita Belum Sejahtera

"Sama saja memberi makan gratis siswa dengan cara mengambil jatah makan para gurunya.

Minggu, 03 Maret 2024 | 11:57 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta – Kepala Bidang Advokasi guru Perhimpunan Pendidikan dan guru (P2G), Iman Zanatul Haeri, menolak kebijakan pemberian makan siang gratis menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Alasannya, Dana Bos seharusnya diperuntukkan untuk membayar gaji guru dan tenaga pendidik honorer.

"Sama saja memberi makan gratis siswa dengan cara mengambil jatah makan para gurunya. Sebab ada guru honorer yang hanya mengandalkan Dana Bos,” kata Imam dalam keterangan resmi, Sabtu, 2 Maret 2024.

BERITA TERKAIT:
SMA di Kupang Laksanakan Program Makan Siang Gratis dengan Dana BOS, Ombudsman Beri Respon 
Program Makan Siang Gratis Dikabarkan Pakai Dana BOS, Guru: Kita Belum Sejahtera
Bareskrim Polri Lakukan Koordinasi Usut Dugaan Korupsi Dana BOS Al Zaytun
MKKS SMP Wonosobo Gelar Sosialisasi Pencegahan Tindak Pidana dalam Pengelolaan Anggaran Sekolah
Dana Bos Belum Cair, Gaji Guru di Blora Ditunda

Menurut Imam, skema pembiayaan makan siang gratis seharusnya tidak diambil dari anggaran pendidikan, termasuk BOS dari APBN. Sebab, anggaran APBN saat ini pun belum mampu menyejahterakan guru.

"Anggaran juga belum memperbaiki fasilitas sekolah dan memajukan kualitas pendidikan kita," tambah Iman.

Untuk sekolah jenjang SD, data BPS menunjukkan bahwa 60,60 persen ruang kelas dalam kondisi rusak pada tahun ajaran 2021/2022, yang seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah.

"Apalagi kalau harus menanggung beban makan siang gratis. Kita perlu mendiskusikan ini secara serius ketika presiden terpilih nanti sudah ditetapkan KPU,” kata Iman.

Selain itu, jumlah Dana Bos dari pemerintah pusat setiap tahunnya tidak mengalami kenaikan, bahkan mengalami penurunan. "Misal, dari 2022 ke 2023, Dana Bos berkurang hingga 539 miliar. Jadi, jika menggunakan Dana Bos, dikhawatirkan akan mengorbankan pembiayaan sektor lain yang lebih esensial dalam belanja sekolah, seperti upah guru honorer," ungkap guru swasta tersebut.

Iman juga menyatakan bahwa banyak Sekolah Dasar (SD) mengeluhkan bahwa Dana Bos untuk siswa itu sendiri kurang. Untuk SD, dari Dana Bos setiap anak hanya mendapatkan Rp 900 ribu per tahun. Dengan perhitungan tersebut, dalam satu hari, negara hanya menganggarkan Rp 2.830 per siswa, yang jauh di bawah harga satu piring nasi versi makan siang gratis yang mencapai Rp 15 ribu.

Menurut Iman, dengan tren penurunan Dana Bos, usulan makan siang gratis dari Dana Bos justru akan menambah permasalahan. Pasalnya, Dana Bos selalu menurun setiap tahun, sehingga sekolah kesulitan membiayai segala kebutuhan.

"Artinya, untuk sepiring nasi anak sekolah seharga 15 ribu saja, pemerintah belum bisa memenuhinya. Jadi, tidak bisa diambil dari anggaran BOS yang jelas-jelas kurang," tegas Iman.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengusulkan pembiayaan program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didanai melalui skema BOS. Pernyataan ini disampaikannya sebelum melakukan simulasi makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang.

"Kami mengusulkan pola pendanaannya melalui Bantuan Operasional Sekolah spesifik atau BOS Spesifik atau BOS Afirmasi untuk khusus menyediakan makan siang untuk siswa," ujar Airlangga sebelum simulasi di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang pada Kamis, 29 Februari 2024.

***

tags: #dana bos # makan siang gratis #guru

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI