Gebyuran Bustaman, Tradisi yang Sempat Terhenti Kini Lestari Kembali
"Sebelum gebyuran dimulai, diawali dengan saling coreng-mencoreng dengan cat.
Senin, 04 Maret 2024 | 14:33 WIB - Budaya
Penulis:
. Editor: Hani
KUASAKATACOM, Semarang - Tradisi Gebyuran Bustaman merupakan perayaan yang diadakan setiap menjelang bulan suci Ramadhan. Tradisi ini digelar oleh masyarakat Kampung Bustaman, Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah.
Sebelumnya tradisi ini sempat berhenti beberapa dekade lalu digelar kembali pada 2010. Hari Gustaman, tokoh masyarakat Kampung Bustaman menceritakan prosesi parayaan Gebyuran Bustaman.
BERITA TERKAIT:
Gebyuran Bustaman, Tradisi yang Sempat Terhenti Kini Lestari Kembali
Gebyuran Bustaman Digelar, Didorong Jadi Destinasi Wisata Tahunan
Kampung Bustaman Semarang Banjir Order Pengolahan Kepala
Kampung Bustaman Semarang Banjir Order Pengolahan Kepala
"Sebelum gebyuran dimulai, diawali dengan saling coreng-mencoreng dengan cat. Ini dari masyarakat kampung sampai orang luar yang masuk ke gang sini, itu dicoreng-coreng. Itu simbolisasi dari mengungkapkan dosa dan kesalahan. Setelah coreng-mencoreng merata semua, diadakan ritual gebyuran itu. Gebyuran itu sendiri, untuk membersihakn noda dan kesalahan sehingga coreng-coreng itu hanyut oleh air," ungkapnya pada Minggu (4/3).
Asal usal tradisi Gebyuran Bustaman sendiri berawal dari Kyai Bustam mendapatkan hadiah tanah kampung ini dari Vereeningde Oostindische Compagnie (VOC) pada tahun 1740.
Kemudian tahun 1742, Kyai Bustam menggali sumur yang pertama untuk kebutuhan masyarakat.
Dari sumur ini, Kyai Bustam mentradisikan gebyuran setiap menjelang puasa. Tradisi ini dilestarikan oleh anak dan keturunannya.
Namun, tradisi ini sempat berhenti karena tak ada penerus menggagas untuk digelar. Pada tahun 2010, tradisi ini mulai dilestarikan kembali hingga hari kini.
Selanjutnya Hari menjelaskan bahwa tradisi ini selalu dikemas dengan cara yang berbeda di setiap tahunnya, baik alat dan bahan.
"Tiap tahun itu selalu berganti ada inovasi. Gebyuran dulunya pakai siwur (ciduk) terus berkembang pakai plastik, plastik berkembang menjadi berwarna, terus sekarang itu, terus corengan itu berkembang terus dari sekarang itu nanti lama-lama makin ada inovasi yang baru," kata Hadi.
Perayaan Gebyuran Gustaman tahun ini, melibatkan sekitar 217 warga kampung tersebut, beserta warga dalam dan luar kota, serta kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang dan mantan WaliKota Semarang turut datang untuk merayakan acara tersebut.
Salah satu warga, Slamet Wahyudi, Sekertaris RW 03 Kampung Bustaman, menjelaskan makna dari tradisi Gebyuran Bustaman ini.
"Maknanya seperti, kita menjelang puasa untuk mensucikan diri dari dosa dan kesalahan begitu. Dari kampung kita bersama-sama, dalam rangka bulan Ramadhan, kita saling komunikasi dan bergotong royong. Dengan tradisi ini, kita kumpul-kumpul untuk menjelang puasa untuk mengakrabkan satu sama yang lain," ujarnya.
Selain mencoreng-coreng muka, terdapat satu prosesi ritual lagi sebelum tradisi dibuka, yaitu menyiram kepala anak kecil di depan mushola dengan air yang diambil dari sumur.
Dahulu, hal yang sama pun dilakukan oleh Kyai Gustam dengan menyiramkan air ke kepala cucu-cucunya. Namun, sebelum tradisi ini dilakukan, warga Kampung Bustaman melaksanakan ziarah ke makam Kyai Gustam yang terletak di makam Bergota.
*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman
***tags: #kampung bustaman #gebyuran bustaman #kota semarang
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
TNI AL Targetkan Pembongkaran Pagar Laut Ilegal di Tangerang Rampung 10 Hari
19 Januari 2025
BAZNAS Salurkan Bantuan kepada Warga Terdampak Banjir
19 Januari 2025
Sejak Peristiwa Kebakaran Glodok Plaza, Polisi Terima Delapan Kantong Jenazah
19 Januari 2025
Sebanyak 36.240 Lahan Wakaf Madrasah Dilakukan Akselerasi Sertifikasi, Ini Tujuannya
19 Januari 2025
Ganggu Nelayan Cari Nafkah, Pagar Laut Ilegal di Tangerang Dibongkar TNI AL
19 Januari 2025
Niat Bantu Dorong Motor, Pria di Jakut Jadi Korban Pembegalan
19 Januari 2025
Vaksinasi 7 Ribu Sapi di Pacitan Ditargetkan Rampung Akhir Januari
19 Januari 2025
Waketum MUI Harap Gencatan Senjata di Gaza Permanen
19 Januari 2025
Kemensos Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat
19 Januari 2025
Kemenag Mulai Pembangunan Ratusan Green KUA pada Maret Mendatang
19 Januari 2025
Juventus vs AC Milan: Si Nyonya Tua Menang 2-0
19 Januari 2025