Jelang Ramadan, Masyarakat Diimbau Tidak 'Panic Buying'

Fenomena panic buying mengakibatkan harga menjadi lebih buruk.

Selasa, 05 Maret 2024 | 11:47 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Surya

KUASAKATACOM, Jakarta - Masyarakat diimbau untuk tenang dan tidak panic buying menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim dalam acara bertajuk “Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Bahan Pokok”.

“Kementerian Perdagangan berharap masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kebutuhan beras masyarakat untuk dikonsumsi,” ujrnya, dikutip, Selasa.

BERITA TERKAIT:
12 Pasar di Sukoharjo Raih Predikat Tertib Ukur dari Kemendag
Jelang Natal-Tahun Baru, Kemendag Jaga Stabilitas Harga
Produk Impor dari China akan Dipajaki 200 Persen 
Diimpor Secara Ilegal, Sejumlah Produk Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan Kemendag
Jelang Ramadan, Masyarakat Diimbau Tidak 'Panic Buying'

Menurutnya, fenomena panic buying mengakibatkan harga menjadi lebih buruk.

panic buying bisa mempengaruhi harga menjadi lebih buruk lagi,” kata Karim.

Oleh karena itu, Karim berharap agar masyarakat berbelanja dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhannya. Apabila merasa takut dengan harga beras yang meningkat, kata dia, pemerintah sudah menyiapkan alternatif beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog.

“Bahkan juga sekarang, yang tahun lalu (SPHP) tidak ada di retail modern, ini juga tersedia,” kata Karim lagi.

Selaras dengan Karim, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani juga meminta kepada masyarakat untuk tidak belanja berlebihan yang dapat menimbulkan food waste atau sampah makanan.

“Jangan sampai menimbulkan food waste karena terlalu kalap belanjanya,” kata Rachmi.

Kemudian, ia juga mengatakan bahwa bantuan pangan untuk beras masih akan terus diserahkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) hingga bulan Juni.

“Sebentar lagi juga akan rilis bantuan keluarga yang berisiko stunting, itu berupa ayam 1 kg dan telur 10 butir. Ini akan diberikan untuk 1,4 juta keluarga risiko stunting,” kata Rachmi.

Bapanas berharap agar dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

“Dan sekali lagi, jangan khawatir. Kami dari pemerintah, dan cadangan pangan pemerintah ini siap untuk memberikan peningkatan ketersediaan untuk bahan pangan,” kata Rachmi.

Sebelumnya, Kemendag telah menerbitkan izin impor beras 1,6 juta ton untuk melengkapi stok Cadangan beras Pemerintah (CBP).

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, persetujuan impor tersebut menambah jumlah impor beras 2 juta ton yang sebelumnya telah ditetapkan pemerintah.

***

tags: #kemendag #beras #panic buying

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI