Harga Beras Tinggi, Warga Pati Sampai Mengais-ngais Sisa Panen

Dengan menyusuri persawahan yang baru saja dipanen, mereka mengumpulkan sedikit demi sedikit gabah yang tersisa setelah proses panen

Senin, 11 Maret 2024 | 19:22 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Pati – Harga beras yang terus tinggi memaksa warga Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, untuk melakukan pengaisan sisa panen. Momen panen seperti ini memberikan kesempatan bagi warga untuk mengumpulkan hingga 2 kilogram gabah basah dalam sehari, yang menjadi sumber penyambung hidup mereka.

Proses panen raya di sebagian lahan pertanian Kabupaten Pati, Jawa Tengah, merupakan waktu yang dinantikan oleh petani. Namun, tidak hanya petani yang menantikan panen, melainkan juga para pengais padi sisa panen. Mereka terpaksa melibatkan diri dalam aktivitas ini karena harga beberapa kebutuhan pokok, termasuk beras, dianggap masih tinggi.

BERITA TERKAIT:
Ucap Kontroversial Soal Beras, Menteri Pertanian Jepang Mundur dari Jabatannya
Stok Beras Nasional Tertinggi dalam 57 Tahun, Capai 3,5 Juta Ton Tanpa Impor
Bulog Lampaui Rekor Serapan Beras Nasional dalam Satu Bulan, Mentan: Ini Tertinggi dalam 23 Tahun
Alhamdulillah, Ratusan Guru Raudhatul Athfal di Sukoharjo Dapat Bantuan Besar 10 Kilogram
Polres Metro Jakarta Barat Ungkap Kasus Penggelapan 15 Ton Beras Premium

Dengan menyusuri persawahan yang baru saja dipanen, mereka mengumpulkan sedikit demi sedikit gabah yang tersisa setelah proses panen atau yang terlewatkan oleh mesin panen. Aktivitas ini dilakukan sepanjang hari, dari pagi hingga sore, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Salah satu pengais padi, Mbah Saedan, selalu hadir setiap kali terjadi panen. Gabah yang terkumpul kemudian diolah dengan menggiling dan dimanfaatkan sebagai sumber makanan di rumah. Hal ini menjadi semakin penting mengingat harga beras yang masih tinggi di pasaran.

"Kami harus mencari untuk makan, kami tidak memiliki lahan sawah. Harga beras mahal. Setiap kali ada panen, kami mencari. Orang-orang mengais di mana pun ada panen, jika memungkinkan, kami ikut mengais bersama pemilik sawah," ujar Saedan, Senin (11/3/2024).

Meskipun terdengar ironis, menjadi pengais padi memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat kelas bawah seperti Mbah Saedan. Aktivitas mengumpulkan butir padi dianggap sebagai kegiatan terpuji di tengah keluhan masyarakat akan kenaikan harga beras. Saat ini, harga beras di pasaran Kabupaten Pati masih berkisar Rp 15.500 per kilogram di tingkat pengecer, mengalami penurunan dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp 16.000-Rp 17.000 per kilogram.

***

tags: #beras #mengais

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI