Srintil, Tembakau Khas Temanggung yang  Mendunia dan Mahal Harganya 

"Karena satu, tembakau Srintil itu ditanam di tanah yang paling tinggi dan biayanya mahal.

Senin, 13 Mei 2024 | 13:32 WIB - Ekonomi
Penulis: - . Editor: Hani

KUASAKATACOM, Temanggung - Srintil merupakan salah satu jenis tembakau khas Kabupaten Temanggung. Beberapa pabrik rokok besar mengambil tembakau Srintil dari kabupaten ini dengan harga tinggi. 

tembakau Srintil memiliki cita rasa yang berat saat dihisap. Selain itu, aroma wangi dan manis tembakau ini menjadi ciri khas utamanya. Biasanya tembakau ini dipakai untuk campuran cangklong atau rokok pipa. 

BERITA TERKAIT:
Pemkab Temanggung Adakan Gerakan Sejuta Pohon untuk Penghijauan
Bank Jateng Temanggung Bagikan Hadiah Mobil Listrik
Tertimbun Longsor, Wanita 70 Tahun di Temanggung Ditemukan Tewas
Temanggung, Surga Hunian di Tengah Pegunungan
Harga Tembakau Temanggung Tembus 150 Ribu Rupiah per Kilogram

Siswanto (63), pemilik toko tembakau Srintil, menerangkan alasan tembakau Srintil bisa memiliki harga yang mahal.

"Karena satu, tembakau Srintil itu ditanam di tanah yang paling tinggi dan biayanya mahal. Daunnya itu diambil kalau satu pohon itu dua. Yang membuat mahal itu daunnya hanya diambil dua. Tidak semua orang petani memproduksi tembakau Srintil, hanya orang-orang tertentu. Cuman tanah-tanah nomer satu yang akan timbul tembakau Srintil. Kalau tanahnya yang di bawah-bawah itu, tidak mungkin muncul tembakau Srintil," tuturnya saat diwawancarai tim kuasakata.com pada Senin (13/5).

Sejak dahulu tembakau Srintil yang memiliki kualitas bagus berasal dari daerah Gunung Sumbing. Tepatnya di tanah Nglamuk, Tlogomulyo yang merupakan daerah dataran tinggi. Ditambah harus memiliki tanah yang luas pula. 

Sehingga belum tentu tembakau Srintil ada di daerah lain. Selain itu, satu informasi penting sampai kapan pun tembakau Srintil tidak akan dicampur dengan gula. 

Apabila dicampur akan beresiko yaitu rugi. Salah satu ciri tembakau Srintil dengan kualitas bagus yaitu memiliki warna hitam cemerlang seperti berminyak. 

Dalam mengelola tembakau Srintil harus dilakukan secara khusus berbeda dengan tembakau-tembakau lainnya.

"Satu hal, kalau ngerajang itu harus malam dan keringnya itu hampir 7-15 hari. Itu harus bener-bener kering. Kalau sudah kering, keistimewaan kampung ngelamuk itu, kalau jam 12 malam ada kabut. Kabut malam itu yang membuat tembakau menjadi enak. Itu hanya ada di Ngelamuk aja. Kalau metik tembakau itu pasti kalau bisa pagi jam 8, jangan sampai ada angin. Memetik daun juga penanganan khusus. Ada angin tidak mungkin dipetik. Dan satu hal lagi, tembakau itu paling bagus itu tidak kena hujan, musim kemarau bagus. Itu akan muncul Srintil-Srintil istimewa," ungkapnya.

Tidak heran, apabila tahun lalu tembakau Srintil dihargai cukup tinggi karena musimnya sangat pas saat kemarau panjang. 

Saat kekeringan tembakau Srintil juga harus dipastikan supaya tidak mengurangi kualitasnya. 

Apabila, basah sedikit saja itu akan menurunkan harga dan rugi banyak karena muncul jamur. 

Harga per kilogram tembakau Srintil pabrikan mencapai Rp750.000-1.500.000 rupiah. Sedangkan harga per ons  pedagang Rp250.000 rupiah.

tembakau Srintil biasa dijadikan sebagai campuran cerutu. Sehingga cerutu menjadi wangi khas dan manis. 

Ternyata, selain Srintil ada tembakau terkenal lainnya dari Temanggung yaitu tembakau tingwe Sumbing. Namun, tembakau ini khusus untuk lintingan. Cirinya lembut dan berwarna kuning yang dipastikan daun itu sehat karena semua daun warnanya sama. 

Selain itu, daun tembakau tingwe yang mempunyai kualitas bagus sebab menghadap matahari. Hanya butuh waktu 4 bulan saja tembakau ini sudah siap dilinting. Harga perons tembakau tingwe yaitu Rp70.000 rupiah, sedangkan perkilogram dihargai Rp500.000-600.000 rupiah. 

"Kalau tembakau-tembakau linting seperti tingwe ini istimewa. Satu daunnya dipilih, dua, tidak dicampur gula, tiga, tidak dicampur saos. Kalau rokok-rokok konvensional misal pabrikan. Itukan kekuatan saos. Satu hal, kekuatan saos. Wanginya, manisnya itukan kekuatan saos, bukan original. Kalau ngelinting itukan ibarat makan pakai lauk. Kalau ngelinting itukan cengkehnya banyak, kalau konvensional itu sedikit. Seperti merokok itu lauk pauknya cengkeh. Kalau ngerokok lebih nikmat yang tingwe karena benar-benar original semua," pungkasnya. 

*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman

***

tags: #temanggung #tembakau #srintil

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI