Gunakan IoT, Indosat Gandeng Undip Wujudkan Digitalisasi Konservasi Mangrove di Pantai Utara Jawa

"Khusus di daerah pantai utara Jawa, kami melihat bahwa abrasi kini telah menyebabkan banyak wilayah pesisir terendam, termasuk lahan produktif.

Senin, 27 Mei 2024 | 20:51 WIB - Ekonomi
Penulis: Holy . Editor: Hani

KUASAKATACOM, Semarang – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) kembali melanjutkan komitmennya untuk melestarikan lingkungan melalui program “Digitalisasi Konservasi Mangrove”. Menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang, program ini merupakan salah satu wujud dukungan terhadapkonservasi mangrove di wilayah pesisir dengan memanfaatkan teknologi IoT untuk mengantisipasi dampak abrasi di pantai utara Jawa.
 
Muhammad Buldansyah, Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison mengatakan, isu perubahan iklim menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan di seluruh dunia. 

"Khusus di daerah pantai utara Jawa, kami melihat bahwa abrasi kini telah menyebabkan banyak wilayah pesisir terendam, termasuk lahan produktif. Oleh karena itu, lewat program Digitalisasi Konservasi Mangrove di Semarang ini, Indosat berkomitmen mendukung upaya pengendalian abrasi lewat pelestarian vegetasi pantai utara Jawa," katanya, saat launching program digitalisasi, di Kampus Undip Semarang, Senin (27/5). 

BERITA TERKAIT:
Gandeng Undip, Jepara Fokus Kembangkan Pengolahan Perikanan Berbasis Teknologi
Kembangkan Bahan Bakar Pesawat dari Jelantah, Dosen Muda SV UNDIP Miliki 11 Paten Granted
UNDIP Pamerkan Produk Riset Unggulan di Mini Show Produk Inovasi Kedaireka
Gunakan IoT, Indosat Gandeng Undip Wujudkan Digitalisasi Konservasi Mangrove di Pantai Utara Jawa
Peringati Harkitnas, Rektor UNDIP Serukan Mahasiwa harus Punya Peran di Masyarakat

Program ini turut melibatkan  sivitas akademika dariUniversitas Diponegoro, dalam rangka mendorong kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi. Langkah ini sejalan dengan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (TelCo) ke perusahaan teknologi (TechCo). 
 
Melalui kolaborasi ini, Indosat menghadirkan solusi Internet of Things (IoT) berupa teknologi Silvo-fishery. Teknologi ini merupakan pengembangan sistem akuakultur yang menggabungkan teknologi perikanan dengan penanaman mangrove, dan turut dilengkapi dengan sistem manajemen yang mampu mengurangi dampak pada lingkungan. Dengan teknologi Silvo-fishery, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekositem mangrove di dalamnya .  
 
Sebagai informasi, mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memegang peran kunci dalam pelestarian lingkungan sekitar 23% dari total tanaman mangrove dunia, atau setara dengan 3,5 juta hektar. Ekosistem ini memberikan manfaat penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan, di antaranya sebagai habitat bagi berbagai biota laut, perlindungan pantai dari abrasi, dan penyerapan karbon dengan potensial 4-5 kali lipat lebih besar dari hutan daratan. Maka dari itu, inisiatif Indosat ini menjadi penting sebagai upaya bersama dalam melindungi dan memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.
 
Wakil Rektor II Undip Prof Heru Susanto mengatakan, digitalisasi konservasi mangrove mengandung unsur edukasi dan riset yang bisa diimplementasikan civitas akademika dalam pemberdayaan kepada masyarakat setempat. IoT menjadi, kata dia, suatu hal yang bisa dilakukan dalam konservasi mangrove dan pemberdayaan masyarakat.

Teknologi tersebut merupakan pengembangan sistem akuakultur yang menggabungkan teknologi perikanan dengan penanaman mangrove.

Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro menyambut baik kolaborasi dengan Indosat untuk melestarikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa. Menurutnya, topik ini memang menjadi salah satu fokus penelitian di Universitas Diponegoro, khususnya di FPIK.
 
“Kami memiliki sejumlah pakar terkait konservasi mangrove dan FPIK siap mendukung penerapan IoT Indosat, termasuk analisis data serta penentuan lokasi program di area tambak desa Morodemak seluas 1 hektar. Kami harap dengan kolaborasi ini, pelaksanaan program Digitalisasi Konservasi Mangrove dapat berjalan secara efektif dan optimal, sehingga memberikan dampak positif yang sebesar-besarnya, tidak hanya bagi pelestarian lingkungan, tapi juga bagi peningkatan perekonomian masyarakat pesisir utara Pulau Jawa,” kata Winarni.
 
Setelah berjalan di Banda Aceh dan Semarang, Indosat menargetkan  program Digitalisasi Konservasi Mangrove akan dilanjutkan di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat di tahun ini. Kolaborasi dengan universitas setempat menjadi salah satu fokus utama Indosat dalam mendukung terciptanya pusat riset dan inovasi unggulan yang diperkuat oleh sumber daya manusia lokal berkualitas, tidak hanya memperkuat peran teknologi, tetapi juga memastikan bahwa solusi yang dikembangkan didukung oleh pengetahuan ilmiah dan pemahaman mendalam tentang lingkungan setempat. Hal ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.
 
Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan kelanjutan dari program Tanam Oksigen yang telah diluncurkan perusahaan, yang didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih akibat masifnya emisi karbon dioksida.

***

tags: #undip #indosat

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI