Soal Lonjakan Covid-19 di Singapura, Dosen UNAIR Sebut Indonesia Perlu Waspada
Kurnia menuturkan bahwa pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat sistem kesehatan untuk mencegah penularan.
Rabu, 05 Juni 2024 | 21:30 WIB - Didaktika
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Surabaya- Lonjakan Covid-19 baru-baru ini kembali terjadi di Singapura. Menurut data Kementerian Kesehatan negara tersebut, tercatat jumlah kasus Covid-19 mencapai 25.900 sepanjang awal hingga pertengahan Mei. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran di negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.
Salah satu penyebab lonjakan kasus itu adalah munculnya varian baru dari Covid-19, seperti JN.1 dan KP.1/KP.2 turunan dari BA.2.86. Varian ini lebih mudah menular, namun tidak menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi. Lonjakan kasus ini berdampak pada sistem kesehatan, dengan peningkatan rawat inap dan ICU.
BERITA TERKAIT:
Antisipasi Penyebaran COVID-19, Kemenkes Imbau Jemaah yang Batuk-Pilek Terapkan Protokol Kesehatan
Masyarakat Diimbau Waspadai Penularan COVID-19
Jelang Lawan China, Timnas Indonesia Diberikan Pengamanan Ketat dari Ancaman COVID-19
Polisi Tetapkan Satu Tersangka Kasus Dugaan Penipuan Pengadaan Alkes Covid-19
Pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat Kini Hanya 6 Bulan
Dosen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Kurnia Dwi Artanti dr MKes memberikan tanggapan terkait lonjakan kasus Covid-19 tersebut. Ia menyampaikan, tidak dapat dimungkiri bahwa mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat yang tinggi dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19.
“Ketika mobilitas dan aktivitas masyarakat tinggi, maka interaksi dan kontak antarindividu pun meningkat. Sehingga peluang penyebaran droplet yang terkontaminasi virus Covid-19 pun semakin besar,” ungkap Kurnia.
Kekhawatiran Penularan di Indonesia
Sebagai negara yang memiliki kedekatan geografis dengan Singapura, tentu Indonesia perlu tetap waspada. Terlebih lagi, interaksi dan aktivitas masyarakat di kedua negara tersebut terbilang cukup tinggi.
Kedekatan geografis itu, kata Kurnia, dapat menjadi faktor utama yang meningkatkan potensi penularan Covid-19. “Mobilitas penduduk dan perjalanan antarnegara yang tinggi bisa membuka peluang penyebaran virus melalui droplet atau kontak fisik,” ucap Kurnia.
Sebagai bentuk antisipasi, lanjutnya, perlu adanya peningkatan kewaspadaan oleh masyarakat. Ia menjelaskan, penting untuk menggunakan masker di tempat dengan risiko tinggi. Seperti ketika berada di bangsal rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan, serta saat bepergian dengan transportasi umum.
“Meskipun penggunaan masker tidak lagi diwajibkan, hal ini dapat masuk dalam kategori pencegahan sekunder, yaitu self protection atau perlindungan diri sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kurnia menuturkan bahwa pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat sistem kesehatan untuk mencegah penularan. “Hal tersebut penting untuk dilakukan, meskipun kita telah melakukan penyesuaian sistem kesehatan dan respons publik untuk mengelola situasi lebih efektif daripada saat awal pandemi,” tuturnya.
Pada akhir, Kurnia menegaskan bahwa vaksinasi tetap menjadi pertahanan utama dalam melawan Covid-19. Menurutnya, vaksinasi perlu digalakkan dengan mendorong masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk segera melengkapi vaksinasi mereka.
tags: #covid-19 #singapura #fakultas kesehatan masyarakat #universitas airlangga
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Kota Semarang Hadirkan Resep Bung Karno dalam Festival Mustika Rasa
23 Juni 2025

Menag Nasaruddin Umar Bagikan Bibit Pohon di CFD Syiar Muharam 1447 H
22 Juni 2025

PPIH Sebut Penempatan Jemaah Haji di Makkah sesuai Ketentuan Arab Saudi
22 Juni 2025

Sempat Buron, Pelaku Perdagangan Orang Ditangkap Polisi di Bandara Pekanbaru
22 Juni 2025

Sebanyak 8.340 Santri Ikuti Seleksi MQK Nasional 2025
22 Juni 2025

Polisi Pastikan Pesawat Saudia Airlines Aman
22 Juni 2025

Kemenag Catat Jumlah Hewan Kurban Nasional Tahun Ini Tembus 1,8 Juta Ekor
22 Juni 2025

Saudi akan Umumkan Kuota Haji 1447 H pada 10 Juli Mendatang
22 Juni 2025