MC Baba, Rapper Tunawicara dan Tunanetra Pertama di Dunia

KUASAKATACOM, Jakarta - MC Baba mendadak viral di media sosial karena keunikannya di dunia musik. rapper asal Republik Demokratik Kongo membuat gebrakan baru di dunia. Diketahui ia merupakan seorang rapper tunanetra dan tunarungu pertama di dunia. Ia pun secara terbuka memperkenalkan deaf hop. Tak hanya keadaannya, pembuatan musik yang unik turut membuat banyak orang melayangkan beragam komentar. Dilansir dari IOL, MC Baba menyanyikan rap dengan irama sebagai pengganti kata-kata.

Ketika MC Baba tampil dalam lagu berjudul “Oko Lela Epa Ya Nani” (Untuk siapa kamu menangis) oleh artis Paterne Maestro dan diproduksi oleh Farel X Makarezi Studios, yang dirilis bulan lalu. 

BERITA TERKAIT:
MC Baba, Rapper Tunawicara dan Tunanetra Pertama di Dunia

Karier MC Baba dimulai pada tahun 2021 ketika ia menjadi bagian dari duo bernama La Baseron. Namun, ia memutuskan untuk bersolo karir pada tahun 2023.

Video Klipnya saat ini telah menarik pengguna media sosial dan kabar terbarunya sudah mencapai angka 10 juta penayangan hanya dalam satu hari. 

Warganet yang menonton video tersebut memberikan julukan "Greaters rapper Alive" kepada MC Baba. Penampilan unik MC Baba pun membuat sejumlah artis ikut memberikan sorotan. Mereka adalah Shatta Wale dari Gana, dan Bad Bunny dari Puerto Rico.

Namun dibalik pujian yang diberikan kepada dirinya, sebagian warganet ada yang memberikan komentar negatif dan kritik atas penampilan MC Baba yang dinilai hanya "ingin konten". 

Sebagian yang lainnya mengkritik bahwa MC Baba tidak memenuhi standar rap yang biasa didengarkan oleh mereka. Untuk diketahui, deaf rap atau rap tunarungu adalah genre khusus yang saat ini masih berkembang. 

Meskipun kurang diperhatikan karena aneh, namun musik tersebut sudah mulai mendapat pengakuan dari pecinta seni. Selain MC Baba, rapper tunarungu lain yang terkenal adalah Warren Snipes atau yang dikenal dengan sebutan Wawa. Ia membawakan lagu "Dip Hop", sebuah genre musik baru yang dibawakan oleh artis tunarungu.

*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman