Founder Kolektif Hysteria, Yuswinardi Gagas 'Hysteria Zine Fest' Perdana di Kota Semarang
"Salah satunya ya Hysteria Zine Fest ini. Yang mana memang setahu saya, selama 20 tahun ini secara formal yang festival zine di Semarang dengan nama itu, baru kali ini ada,"
Senin, 08 Juli 2024 | 12:43 WIB - Budaya
Penulis:
. Editor: Hani
KUASAKATACOM, Semarang - Yuswinardi, Founder Kolektif Hysteria menggagas Festival Zine dengan nama "Hysteria Zine Fest" perdana di Kota Semarang. Festival "Hysteria Zine Fest" diadakan di Tandhok Art Space, selama 3 hari berturut-turut, yakni pada hari Jumat (5/7/2024) sampai dengan Minggu (7/7/2024) bertemakan "Diseminasi".
Yuswinardi mengatakan bahwa Hysteria Zine Fest masuk dalam agenda Purwarupa Project, di bawah platform PekaKota yang tahun ini menggelar proyek prototip di 10 titik atau tempat.
BERITA TERKAIT:
Catat! Rangkaian Acara dan Rute Karnaval Paskah Kota Semarang tahun 2025
CAMSR Jadi Bukti Kuatnya Kerja Sama Pelestarian Budaya Indonesia-China
Kota Semarang Perkuat Kerjasama Bidang Pendidikan-Kesehatan dengan Kota Nanjing
Gangster Masih Marak, Wagub Jateng Usulkan Pembinaan Anak Melalui Pendidikan Karakter.
Lewat Ckrawala Buana, Kota Semarang Berhasil Tekan Kasus Penyakit DBD
"Salah satunya ya Hysteria Zine Fest ini. Yang mana memang setahu saya, selama 20 tahun ini secara formal yang festival zine di Semarang dengan nama itu, baru kali ini ada," ungkap Yuswinardi, dalam keterangan tertulis, Senin 8 Juli 2024.
Yus, begitu pria asli Blora, Jawa Tengah itu kerap disapa, menjelaskan bahwa Kolektif Hysteria awalnya memang menggunakan media zine yang dinamai "Buletin Sastra", sebagai media propaganda dalam berkarya. Sebelum akhirnya kini berkembang menggunakan beragam bentuk media untuk berkesenian.
Semangat itulah yang kemudian diinisiasi oleh Yus, untuk dihadirkan dalam Hysteria Zine Fest. Sekaligus mengarsipkan perjalanan Hysteria selama 20 tahun terakhir, melalui zine.
"Ini juga masuk dalam rangkaian menuju ulang tahun Hysteria ke-20. Sekaligus merangkai dan mengarsipkan kaleidoskop gerakan Hysteria melalui zine, untuk dipamerkan kepada publik," jelasnya.
"Meskipun pada tahun 2009, kami juga menggelar acara yang sejenis. Tapi untuk label 'Zine Fest', ini yang pertama kali," tegas Yuswninardi.
Sebagai festival perdana, Yus menambahkan bahwa tema "Diseminasi" yang diangkat merupakan buah pikiran dari kepala program, yakni Dewi Lestari. Dewi yang sebelumnya mengikuti kelas PekaKota Institute dan diamanahi mengepalai gelaran "Hysteria Zine Fest", selanjutnya menjelaskan alasan pengangkatan tema tersebut.
"Yang pertama adalah dari media alternatif Zine itu sendiri. Dia berkembang dan nggak cuma mengakomodir satu isu. Diseminasi itu, kami maknai sebagai penyebaran benih-benih isu atau gagasan," kata Dewi Lestari.
"Sama halnya kita menuai benih tumbuhan, itu ada beberapa kemungkinan. Dia akan tumbuh, dia akan mati. Atau mungkin dia akan tumbuh, tapi nggak bertahan lama," paparnya lagi.
Senada dengan keterangan Yus, Dewi menyebut alasan kedua pengangkatan tema tersebut berdasarkan sejarah penggunaan media alternatif zine oleh Kolektif Hysteria.
"Selama kurun waktu 2004 sampai 2024 ini, sempat mengalami perubahan. Misal dilihat dari penamaan, mulai dari 'Buletin Sastra', kemudian 'Propaganda Hysteria', lalu 'Hysteria Magazine'," ujarnya.
"Dulu 'Buletin Sastra' didominasi oleh karya-karya sastra dan hanya memuat karya Yuswinardi sebagai founder. Lalu kemudian itu berkembang, dengan isu-isu baru juga. Hingga akhirnya kita mengenalnya sebagai 'Hysteria Magazine'," sambung Dewi.
Agenda yang dibuka oleh acara musik dari beberapa musisi akustik ini Jawa-Bali ini, juga diisi berbagai lapak zine yang berkolaborasi dengan para seniman lain. Seperti di antaranya lapak zine dari Kommunars, Segitiga Samarasa, Ananda Ratri, Kalesal Zine, Wawbaw Series, HV Lab, Death Sugar dan Gud Press.
Sedangkan untuk para kolaborator yang ikut serta mengirimkan karya zine-nya untuk dipamerkan lebih dari 16 seniman. Selain itu, gelaran selama 3 hari ini, Dewi mengatakan akan selalu ada segmen diskusi setiap harinya terkait zine, dengan tema yang berbeda-beda.
"Kemaren opening ada musik. Bekubang dari Yogyakarta, Pandu Sukma dari Bali, Pohon Sardjono dari Hysteria ArtLab dan WOL dari Semarang. Nggak lupa juga diskusi-diskusi terkait zine dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya, sesuai dengan isu atau wacana yang kami pilih," sambung dia.
Agenda Hysteria Zine Fest ini, diketahui masuk dalam Event Strategis melalui Program Dana Indonesiana, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
***tags: #kota semarang #hysteria
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

USM Siap Perluas Kerjasama Erasmus dan Riset Pangan Lintas Negara
22 Mei 2025

Wali Kota Semarang Serahkan SK CPNS Hasil Seleksi 2024
22 Mei 2025

Petugas Gabungan Bongkar Kasus Penyelundupan Narkoba Jumlah Besar di Kepri
22 Mei 2025

Polisi Tangkap Dua Pelaku Pengeroyokan di Ngaliyan Semarang
22 Mei 2025

MUI Ingatkan Bahaya Konten Negatif
22 Mei 2025

Rumah Subsidi di Jateng Tetap Laris Meski Ekonomi Melesu
22 Mei 2025

MUI Setujui Setuju Wacana Pemangkasan Masa Tinggal Jamaah Haji di Tanah Suci
22 Mei 2025