Diskusi Platform Kebangsaan Paramadina Mengangkat Pemikiran Cak Nur
Bagaimana sifat kolonialisme Inggris dengan Belanda berbeda cara.
Kamis, 18 Juli 2024 | 21:10 WIB - Didaktika
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jakarta- Mengutip pemikiran almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid, MA atau akrab disapa Cak Nur di dalam bukunya tahun 1985, pada saat ini bangsa Indonesia telah tumbuh sebagai nation, modal nasionalitas adalah keutuhan wilayah, konstitusi dan falsafah negara, pengalaman pembangunan ekonomi secara sistematis.
Hal ini disampaikan oleh Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, Putut Widjanarko, PhD, Pada diskusi terbatas edisi ke-10 yang diadakan oleh Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) bekerjasama dengan Yayasan Persada Hati. Diskusi yang dimoderatori Dr. Taufik Hidayatullah ini mengangkat topik "Indonesia Kita dan Platform Kebangsaan Cak Nur", pada Rabu (17/7/2024).
BERITA TERKAIT:
Pj Bupati Cilacap: TMMD Jadi Salah Satu Pilar Percepat Pembangunan Desa
Pj Gubernur Jateng Minta Jajarannya Kerja Keras Turunkan Kemiskinan
Menkumham Tinjau Proyek Lapas Baru di Nusakambangan, Target Rampung 2025
Diskusi Platform Kebangsaan Paramadina Mengangkat Pemikiran Cak Nur
Pemkab Magelang Dorong Percepatan Pembangunan TPST
Menurutnya, Cak Nur menganggap kita ini kedaerahan yang dianggap sukuisme yang dinasionalisasikan, dalam hal ini lebih mendekati atau dekat dengan suku jawa.
Islam dalam konteks Indonesia, menurut Cak Nur adalah harta berharga. Istilah dari cak nur adalah milik nasional dari Indonesia adalah keislaman. Pengaruh Islam di barat berdasarkan pada pengaruh teologi dan sains tetapi di Asia Tenggara adalah bidang-bidang kemasyarakatan, hukum dan politik. Tetapi, cak nur tidak setuju dengan adanya negara Islam.
Indonesia sebagai bangsa tidak lagi dibentuk oleh belanda, tetapi hanya wilayahnya saja Hindia Belanda. Bahwa sebelum kedatangan kekuasaan kolonial, Asia Tenggara disebut sebagai emis versi Islam.
"Kata Indonesia melambangkan cita-cita tanah air ke depannya. Pada tahun 1931 nama Indonesia memberikan semangat bagi Indonesia, wilayah nusantara merupakan wilayah bawah angin," kata Putut.
"Munculnya mahasiswa Indonesia tahun 1928, merasa satu bangsa dengan orang yang datang dari Celebes atau Sulawesi hingga Ambon. Tetapi orang melayu Malaysia yang dijajah oleh Inggris merasa beda bangsa," tambahnya.
Bagaimana sifat kolonialisme Inggris dengan Belanda berbeda cara. Dalam hal ini kolonial Inggris sangat kuat, hingga Bahasa Inggris digunakan dimana-mana hingga saat ini.
"Perlawanan Indonesia cukup unik, pertemuan nasional pemuda, Hatta dan lain sebagainya dipertemukan di Jakarta atau Batavia. Ditambah saat Syarikat dagang Islam atau SDI Ketika berubah nama menjadi Sarekat Islam atau SI di mana pergerakan nasionalnya lebih modern" tutur Putut.
***tags: #pembangunan #universitas paramadina #prof dr nurcholish madjid
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Haornas di Demak, Ribuan Orang Senam Bareng
10 September 2024
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Mampu Tangani Australia
10 September 2024
Penjelasan BMKG Soal Hujan Guyur Jateng padahal Musim Kemarau
10 September 2024
Pemkab Klaten Raih Anugerah Pandu Negeri 2024
10 September 2024
Dua Kapal Terbakar di Muara Baru, 16 Personel Damkar Dikerahkan untuk Padamkan Api
10 September 2024
SYL Divonis Lebih Berat Jadi 12 Tahun Penjara
10 September 2024
Mengenal Tiga Mobil Listrik Terbaru, Gabungkan Teknologi Canggih dengan Inovasi Ramah Lingkungan
10 September 2024
Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi Kontrakan
10 September 2024
Juragan Batik Pekalongan Sebar Uang Rp35 Juta, Warga Berebut hingga Pingsan
10 September 2024
Dua Pelaku Pembacokan saat Tawuran di Jakpus Diringkus Polisi
10 September 2024
Tak Lekang oleh Waktu, Lima Tanaman Hias Ini Masih Jadi Incaran hingga Sekarang
10 September 2024